Tit
Tit
TitHanya sebuah elektroardiograf yang memenuhi isi ruangan berbentuk balok itu. Namun, terdapat seseorang yang sedang tertidur pulas diatas brangkarnya yang masih belum diketahui kapan dia akan membuka kedua kelopak matanya itu.
Cklek.
Seorang pemuda memasuki ruangan itu dan menutup pintunya dengan perlahan. Pemuda itu tidak ingin menganggu adiknya yang sedang tertidur pulas.
"Hai, dek! Ini udah 2 hari loh kamu gak bangun. Kamu gak capek apa merem mulu? Abang kangen tau sama mata kamu yang selalu natap abang penuh kasih sayang. Ya ... walau abang sering sih ngakitin kamu. Maaf ya, coba aja abang pikirannya gak sependek waktu itu, mungkin kita udah lebih sering have fun bareng kali ya? Oya, tau gak sih dek? Kamu sekarang jadi popular banget di sekolah! Cie, cie! Pasti seneng nih. Oh iya abang lupa! Kamu kan gak suka jadi pusat perhatian. Hehe. Maaf-maaf,"
Pemuda itu menarik napas dalam-dalam sembari menggenggam erat tangan Leona seperti enggan untuk melepaskan.
"Gue egois gak sih kalo pengen lo sadar sekarang? Iya gue tau, pasti lo lagi seneng kan bisa tidur dengan nyenyak tanpa gangguan dari kita yang selalu buat keributan dirumah. Gue pernah ngedenger lo nangis dikamar, saat itu juga rasanya gue pengen dobrak pintu lo, gue masuk dan gue peluk lo erat! Sayangnya gue melewatkan hal itu karna ego gue yang terlalu besar untuk masuk ke dalam kamar lo!"
Clek.
Kemudian datang dua orang pemuda dan satu orang perempuan. Mereka adalah Mark, Brian, dan Bella.
"Lho! udah disini aja lo," sapa Mark.
Jarl menatap Leona dengan sendu, "kangen gue sama dia."
Mark menepuk-nepuk pundak sahabatnya itu, "gue yakin, dia bakalan bangun secepatnya! Karna Leona yang gue kenal ini Leona yang kuat!"
Hening ...
"Gue gagal ya jadi abang buat Leona sama Leora? Yang seharusnya gue nengahi mereka kalo lagi berantem malah jadi berpihak ke yang satu sehingga yang satu lagi kayak gak gue anggep,"
"Bahkan gue pernah denger dengan kedua telinga gue sendiri kalo gue penyebab Leona nangis. Gue jahat ya? Nyakitin orang yang gue sayang sendiri. Dan begonya, gue gak dateng disaat Leona lagi butuh gue!"
Jarl memukul tembok didekatnya dengan kepalan tangannya. Itulah Jarl, jika sedang bersedih dia akan meluapkan semua emosinya ke tembok walaupun itu dapat membuat dirinya sakit.
"Stop, bang!"ucap Bella yang langsung menarik tangan Jarl untuk berhenti menyakiti dirinya sendiri.
"Its not your fault! Stop blame your self! Leona kayak gini emang udah jalannya Tuhan. Hidup kita ini bagaikan sebuah film yang bedanya film ini disutradarai oleh seseorang yang menciptakan kita. Gue yakin, dibalik semua rencananya ini pasti ada hal terindah yang akan dateng! Mungkin salah satunya, Leona bakal bangun dan kita bisa kembali seperti semula."
"Tap-tapi gue gak bisa maafin diri gue sendiri kalo terjadi sesuatu sama Leona, Bel!"
Saat itu juga, pertama kalinya bagi seorang Jarl mengeluarkan air matanya lagi setelah 8 tahun tidak mengeluarkan air mata.
Bella yang mengerti bahwa saat ini Jarl sedang membutuhkan seseorang yang menguatkannya pun memeluk sosok yang sudah dia anggap sebagai abang sendiri juga.
"Gak pa-pa, nangis aja. Jangan lo tahan air mata lo itu! Keluarin semua unek-unek yang pengen lo keluarin. Kalo perlu lo pukul gue juga gak pa-pa,"ucap Bella.
Jarl terkekeh, "ya kali gue nonjok lo, lo kan cewek!"
"Lah, siapa waktu itu yang bilang kalo gue cowok?! Lo kan?!" Bella menatap Jarl garang.
Jarl mengangkat kedua tangannya, "e-eh iya-iya. Gue yang bilang, sori."
Melihat ke akraban kedua sosok itu membuat salah seorang dari mereka sedikit mendidih melihatnya. Namun dengan senyum yang (sedikit) dipaksakan sosok itu pun pergi keluar ruangan tanpa pamit.
"Mau kemana tuh bocah?"tanya Bella yang melihat kepergian Mark tanpa pamit.
Jarl yang mengetahui situasi ini pun menjadi tidak enak hati, dia pun pamit untuk keluar dan menyusul Mark. Cepet banget jalannya! Batin Jarl.
Jarl berlari ke sekeliling rumah sakit untuk mencari Mark. Gue nyari kemana lagi anjir?! Oh ya! Taman!! Batin Jarl.
Dan benar saja, dia menemukan sosok yang dia cari sedang menghadap ke sebuah danau kecil ditaman rumah sakit itu.
"Dari tadi gue cariin juga!" Jarl terduduk disamping Mark sembari mengatur napasnya yang terengah-engah.
"Ngapain lo cari gue?"
Dingin.
Jarl tau kalau Mark sudah menjawab dengan dinginnya. Pasti dia sedang marah, begitulah Mark. Yang biasanya cair kemudian menjadi dingin.
"Lo suka sama Bella?"tanya Jarl to the point.
"Gak,"
"Lo suka sama Bella?"tanya Jarl lagi.
"Apaan sih, enggak!"
"Lo suka sama Bella?!"ulang Jarl dengan suara yang sedikit ditegaskan.
Bugh!
"Anjing! Iya gue suka sama Bella! Kenapa?!"kesal Mark.
Jarl yang terhuyung ke tanah pun berdiri dan membenarkan bajunya, "tadi kenapa pas gue tanya lo malah jawab gak!"
"G-gue gak mau persahabatan kita hancur gara-gara satu cewek. Gue tau lo suk--"
"Gak. Kalo lo pikir gue suka sama Bella, lo salah. Gue hanya anggep Bella sebagai adik gue sendiri. Gak lebih!"
Jarl memasukkan tangannya kedalam saku celana sembari menatap pemandangan didepannya yang memancarkan sinar matahari di sore hari.
"Asalkan lo tau, Bella itu suka sama lo! Dia sayang sama lo! Emang keliatannya dia bodo amat sama lo! Kayak gak peduli sama lo! Tapi sebenernya dibalik sikap cueknya itu, dia sayang sama lo. Inget gak, pas lo ngedeketin dekel-dekel yang lewat dikantin, Bella tiba-tiba langsung cuek gitu dan jawabnya dingin?" Mark mengangguk.
"Itu karna dia gak suka liat lo deket sama cewek lain!"
"Darimana lo tau?"tanya Mark sinis.
"Bella sahabat adek gue, Leona. Mereka sering curhat bareng dikamar yang begonya mereka curhat tapi suara mereka berisik banget! Karna gue kira ada apa-apa ya udah gue samperin aja. Eh ternyata lagi gosipin lo!" jelas Jarl.
"Tapi gue masih belom yakin!"
"Mau sampe kapan lo belum yakin? Mau sampe dia di jdorr sama orang lain?" Ada ide licik yang muncul dibenak Jarl, "gue denger ada anak sekolah lain yang suka sama dia, bahkan udah tukeran kontak, nganterin dia pulang--"
"Anjing! Bodo amat!"kesal Mark karna sahabatnya ini memanas-manasi dirinya.
"Idih! Bener bego! Makanya lo langsung gercep! Jangan diem doang kek patung!" Jarl memiting kepala sahabatnya itu.
"Kalo bisa langsung jdorr! Lo mah jagonya doang gombalin dekel-dekel, giliran disuruh jdor anak orang takut!" Ledek Jarl.
Tbc
NOTE:
JANGAN LUPA BACA STORY BARU GUE YA❤
.
.
JUDULNYAEAST
COVERNYA BISA LIAT DI MULMED CHAPTER SEBELAH YAAA!!
.
JANGAN LUPA TINGGALKAN JEJAK KALIAN DISINI DAN DISANA😆BIAR MAKIN SAYANG!
HEHEU.❤MAKASIH UDH SEMPETIN BACA NOTE GUE YANG SUPER DUPER BACOT INI😂✌
KAMU SEDANG MEMBACA
If I Stay [Revisi]
Teen FictionHanya kisah seorang perempuan yang menutupi semua luka nya dengan senyuman yang dia tunjukan dan berusaha menahan semua derita nya.