Karena kamu tidak pernah tahu bahkan dengan menghubungkan wanita lain disetiap pembicaraan adalah hal yang menyakitiku.
Happy Reading.
Hampir lima belas menit waktu berlalu namun lelaki itu juga tak kunjung mengatakan apa yang ingin disampaikannya. Dirinya tampak tak berselera untuk memakan steak daging di depannya. Pandangannya masih tertuju pada Iqbaal yang nampak menikmati makanan tanpa menghiraukan Salsha.
Gadis itu berdecak tanpa sadar membuat Iqbaal langsung menatapnya, niatan untuk memakan salad pun batal karena tingkah Salsha barusan.
"Makan dulu, kalau sudah nanti kita bicarakan permasalahannya" ujarnya dengan nada menyuruh.
Tidak ada pilihan, Salsha harus memakan menunya. Jika tidak ia bisa mati penasaran dengan perihal yang akan Iqbaal bicarakan padanya.
Selang beberapa menit kemudian lelaki itu mengusap bibirnya dengan lembaran tissue yang tersedia. Salsha mengunyah dagingnya dengan cepat karena porsi makannya masih sisa setengah lagi.
"Kita bicarakan sekarang ya?" ujar lelaki itu membuat Salsha langsung mendongak dan mengangguk setuju dengan gerakan cepat. Lelaki itu menghembuskan nafasnya kemudian mengeluarkan ponsel hitamnya yang sempat mengeluarkan bunyi notifikasi.
Dia menjadi sebal sendiri, bukankah lelaki itu akan mengatakan sesuatu hal padanya? Lalu, kenapa sekarang malah terfokus dengan benda tipis itu! Salsha memilih untuk memakan steaknya lagi, kali ini dengan potongan yang cukup besar membuat mulutnya penuh.
"Minggu depan kita akan Honeymoon".
Uhuk! Salsha mengutuk reaksi terkejutnya saat ini. Potongan daging steak yang tadi berada di mulutnya sekarang telah berterjun bebas diatas meja. Gadis itu membelalak kaget kemudian menutup mulutnya sendiri.
'Sial! sial! sial!' ujarnya dalam hati, Iqbaal memandangnya dengan sorotan biasa namun keningnya mengkerut. Jijik mungkin? Dia menjadi tambah malu lagi ketika lelaki itu menyuruh salah satu pegawai untuk segera membersihkan bekas makanannya.
"Reaksi kamu berlebihan tau nggak?"
God! Makhluk hawa mana yang tidak terkejut ketika seorang lelaki mengajak berbulan madu dengan tatapan dan tatapan yang datar seolah tidak menunjukkan keseriusannya.
"Iya maaf" akhirnya Salsha hanya mampu meminta maaf walau dalam hatinya ia benar benar mengutuk Iqbaal saat ini.
Lelaki ini benar benar penuh dengan kejutan! Bukankah semalam ia mendengar sendiri jika dia belum mampu menerima Salsha dihatinya. Namun, mengapa sekarang malah mengajaknya berbulan madu?
"Kamu bisa pilih lokasi mana yang mau kita gunakan" ucapnya ketika pelayan yang tadi membersihkan mejanya pamit untuk pergi.
Kita? Astaga, hanya dengan penggunaan kata itu saja dirinya seakan melayang layang.
"Me..memangnya kenapa harus bulan madu?"
"Jelas saja untuk membuat anak"
Blush! Pipinya langsung memerah ketika jawaban lelaki itu begitu menohok dadanya. Astaga, dia benar benar salah tingkah dengan pipi semerah kepiting rebus.
"Jadi?" Iqbaal menatap ke arah Salsha seolah meminta penjelasan ah tidak! Meminta kepastian tentunya.
"Jadi apa?" jawab Salsha dengan polosnya.
"Kamu mau kemana? Maldives? Paris? Atau Eropa?" tanya seolah gemas dengan muka polos gadis di depannya. Salsha langsung menggeleng membuat Iqbaal mengangkat satu alisnya ke atas, menatap ke arah gadis itu dengan tatapan heran.
KAMU SEDANG MEMBACA
Tante Salsha
Romance[ REVISI] Ini tentang jatuh cinta dan kesakitannya. Salsha pikir hidup dengan lelaki yang dicinta hanya akan mendatangkan senyum dan tawa, bahagia dan cinta. Rupanya, dawat yang ditulis tak demikian. Lagi-lagi ia harus menerima kenyataan bahwa lar...