Happy Reading.
Salsha tersenyum manis menatap ke arah Aqila yang menuruni anak tangga. Gadis kecil itu tampak riang dan banyak tersenyum akhir-akhir ini membuat dia merasa bahagia pula.
"Mommy Caith, nanti jangan lupa jemput aku!"
Salsha menghentikan langkahnya yang akan berbalik. Dia menajamkan pendengarannya, ia tak salah dengar bukan? Mommy?
Ditatapnya Caitlin yang saat ini duduk berdampingan dengan Aqila. Kemudian tatapannya beralih pada Aqila yang bersikap begitu hangat pada perempuan itu. Salsha bahkan tak sekalipun mendapat senyuman setulus itu selama ia tinggal di sini.
"Kak Salsha gak duduk?" tanya perempuan yang sejak tadi memandang Salsha memperhatikan Aqila.
"Eh, ya," ujarnya gugup. Lamunannya terbuyarkan dan dengan langkah canggung ia duduk tepat di seberang Aqila.
Pandangannya langsung tertumbuk pada gadis berpipi tembab itu, hanya beberapa menit hingga akhirnya Aqila memilih untuk membuang pandangannya.
Suara tapakan dari tangga membuat Caitlin dan Salsha menoleh, lelaki yang sudah bersiap dengan jas kerjanya itu tampak sibuk dengan ipad di tangannya.
"Pagi semua!" sapa lelaki itu.
"Kamu mau makan apa? Roti atau nasi goreng? Biar aku siapin sekalian," ujar Caitlin yang langsung berdiri dari duduknya membuat Salsha mengurungkan niat tuk bertanya pertanyaan yang sama.
"Eum.. Nasi goreng," jawab Iqbaal kaku. Lelaki itu melepas benda persegi di tangannya dan mencuri pandangan pada perempuan yang asik menyuapkan nasi goreng ke mulutnya sendiri.
Tidak biasanya Salsha bersikap demikian padanya dan ia benar merasa jika sesuatu telah hilang darinya.
"Happy breakfast!" Dan rasanya Salsha benar-benar muak hingga rasanya ia ingin muntah melihat sikap perempuan di depannya itu.
Yah, walaupun ia menyetujui pernikahan mereka namun tak berarti jika ia menyukainya bukan?
Oh ayolah, wanita sebodoh manakah yang tetap bahagia disaat suami tercinta menikah lagi? Terlebih, fakta bahwa perempuan itu hamil terlebih dahulu.
Salsha pasti akan marah dan juga kecewa tentunya. Sayang, ia pun tak bisa berbuat lebih karena rasa cintanya menghalangi segala tindakannya. Dia lebih memilih untuk mengikuti arah takdir, membiarkan lelaki itu menikahi Caitlin yang memang sudah seharusnya dilalukan.
Ditengah-tengah kegiatan merenungnya, ia mendengar Caitlin yang buru-buru berlari ke arah wastafel. Perempuan itu memuntahkan nasi goreng yang baru saja masuk mulutnya. Tentu saja, Iqbaal dengan sigap berdiri dan membantu Caitlin.
Wajah Caitlin tiba-tiba saja memerah ditambah dengan gerak tubuhnya yang seakan ingin pingsan.
"Panas, Baal..," adunya pada Iqbaal yang sudah menyangga tubuh perempuan itu.
"Kenapa? Kamu kenapa?" tanyanya panik.
"U..udang," Dan kemudian Caitlin pingsan dalam dekapan Iqbaal.
"Sal, kamu campurin udang di nasi goreng Caitlin?" rautan panik itu tercetak jelas pada wajahnya.
"Aku--"
"Kamu sengaja mau buat alergi dia sakit? Astaga Salsha! Dimana otak kamu!"
Salsha tergagap, masih belum mencerna ucapan Iqbaal. Ia bahkan tak mencerna ucapan terakhir dari Caitlin tadi karena kaget dengan reaksi tubuh perempuan itu.
"Sial!" Lelaki itu langsung membopong tubuh Caitlin yang wajahnya begitu memerah.
Dia mencampuri apa? Tidak ada bahan kimia apa pun yang dia berikan di bumbu masakannya dan ia berani bersumpah bahwa tak menaruh semili racun.
KAMU SEDANG MEMBACA
Tante Salsha
Romantizm[ REVISI] Ini tentang jatuh cinta dan kesakitannya. Salsha pikir hidup dengan lelaki yang dicinta hanya akan mendatangkan senyum dan tawa, bahagia dan cinta. Rupanya, dawat yang ditulis tak demikian. Lagi-lagi ia harus menerima kenyataan bahwa lar...