Foul sign - 11

21K 1.3K 93
                                    

Jangan sekalipun bermain dengan perasaan seseorang.

Happy Reading.

Tengah malam, secara tiba tiba ia terbangun dari tidur tak nyenyaknya. Ia menoleh, mendapati wanita yang saat ini telah terlelap dalam tidur damainya.

Iqbaal menyibak selimutnya kemudian turun dari ranjang. Matanya tak bisa terpejam dengan nyaman karena pikirannya tengah melayang dan dia butuh sekedar pengalih suasana hati untuk saat ini.

Ia memilih untuk duduk ditepian kolam renang tak peduli dengan dinginnya air kolam yang menyelimuti kakinya. Pandangannya masih lurus ke depan, kemudian kilasan kilasan masa lalunya terputar dengan sendirinya.

Kejadian-kejadian menyakitkan yang mampu membuat hatinya hancur dimasa itu. Kejadian yang membuat sebagian semangat hidupnya hilang.

Nyatanya, ia terlampau lemah untuk menghadapi kedatangannya yang tiba tiba. Iqbaal tak memungkiri jika selama ini ia masih mencari cari keberadaanya, dan sekarang Tuhan seolah menjawab semuanya.

"Sedang banyak pikiran ya?" ujar sebuah suara disampingnya. Sejenak ia tertegun karena mendapati Salsha tengah berjongkok disampingnya, dan segelas minuman yang masih mengeluarkan asap entah sejak kapan berada disampingnya.

"Aku buatin cokelat hangat, mungkin bisa sedikit meringankan pikiran kamu" sambungnya dibarengi dengan senyuman manis yang bertengger di bibirnya.

"Terimakasih" jawab Iqbaal tanpa embel embel apapun. Salsha mengangguk, sekali lagi ia tersenyum manis membuat Iqbaal beranggapan jika senyuman Salsha adalah hal yang murah darinya.

Kemudian suasana menjadi diam karena Iqbaal juga tak kunjung membuka mulutnya. Lelaki itu memandang ke arah air kolam yang tenang dengan tatapan tak dapat digambarkan.

Salsha bangkit dari posisi jongkoknya, sukses membuat pandangan Iqbaal teralihkan. Lelaki itu masih diam tapi tatapannya tertuju pada Salsha.

"Aku masuk dulu ya, ngantuk. Jangan tidur malam-malam itu gak baik buat kesehatan kamu" ujar Salsha dengan berlagak mengantung berat.

Iqbaal hanya mengangguk, kemudian mengalihkan pandangannya ke arah air kolam renang lagi. Salsha berdiri diambang pintu pembatas ruangan tengah dengan kolam renang.

Salsha berbohong jika dia mengantuk saat ini, ia hanya ingin mengalah lagi saat ini. Ia tau jika Iqbaal tidak bisa tidur dengan nyaman karena berkali kali pindah posisi. Salsha tau ada sesuatu hal yang mengganggu pikiran Iqbaal, sesuatu hal yang tidak Salsha ketahui.

Masalah yang berhubungan dengan pekerjaan atau Steffi?

0o0

Setelah Iqbaal dan Aqila berangkat untuk melaksanakan aktifitas masing-masing. Wanita itu kembali sendiri di rumah besar ini. Helaan nafas gusar keluar jelas darinya untuk beberapa kali.

Dia bangkit dari sofanya, tetapi bunyi deringan dari ponselnya membuat ia mengurungkan niat untuk berjalan keluar kamar. Ia mengernyitkan dahi ketika melihat nama Karel terpampang dilayar datar ponselnya.

"Hallo?" ujarnya setelah nada panggilannya terhubung.

"Ah, baiklah!" dia memekik senanang ketika mendengar ajakan lelaki itu.

"Oke! Aku akan bersiap sekarang" Setelahnya, ia memutus panggilan kemudian berlarian kecil menuju almarinya, mencari kiranya pakaian santai yang akan dia kenakan.

Salsha bukanlah perempuan modis yang mengetahui segala hal tentang fashion, baginya asalkan pakaian itu nyaman maka ia akan mengenakannya. Pilihannya jatuh pada baju berlengan panjang dengan bagian terbuka di bahunya, dipadukan pada rok selututnya, memoles beberapa alat make up pada wajahnya dengan tipis.

Tante SalshaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang