Harus sesakit inikah mencintaimu?
Happy Reading.
Salsha tersenyum bahagia ketika mendapati suara mesin mobil Iqbaal terdengar oleh inderanya, perempuan itu langsung bergegas merapikan tali gaun tidurnya. Dia harus meminta maaf kepada lelaki itu, kemudian menjelaskan asal mula dari kesalahpahaman yang terjadi.
Katya bilang, Iqbaal adalah tipekal seseorang yang posesif terhadap barang miliknya. Dan itu semua berlaku kepada semua hal, termasuk dengan wanitanya. Pipinya memerah karena berfikiran jika Iqbaal terkesan bertindak cemburu padanya.
Salsha memerah lagi, kali ini diiringi dengan sebuah senyuman yang terpatri dibibirnya. Membuat Iqbaal yang baru saja datang dan membuka pintu kamar dibuatnya keheranan.
"Kamu masih normal kan?" ujarnya membuat Salsha langsung tersadar.
Perempuan itu langsung melempar cengiran khasnya, dia bergegas menghampiri Iqbaal kemudian memeluk lelaki itu dengan erat. Iqbaal sendiri dibuat keheranan akan tingkah Salsha yang begitu mengejutkannya.
"Maaf, kemarin aku mengobrol biasa lagipula tidak hanya bersama Karel, ada Jeha juga" jelasnya sembari mencari posisi ternyaman didada Iqbaal.
Lelaki itu terdiam berusaha meresapi perkataan Salsha, tetapi yang dipikirannya malah muncul paras Caitlin. Salsha mengusap bagian dada Iqbaal yang masih terpasang kemeja dan jasnya. Menghirup aroma musk khas dari Iqbaal.
"Kamu cemburu kan karena mengira aku bertemu dengan Karel?" ujar Salsha sembari menatap ke arah Iqbaal yang ternyata tengah melamun. Salsha mengerjap kemudian berdehem, berhasil membuat Iqbaal terbangun dari lamunannya.
"Yaa, aku maafkan" jawabnya dengan sebuah senyuman. Lelaki itu mengusap rambut Salsha dengan penuh perasaan tetapi bukan bayangan Salsha yang ada dipikirannya. Baginya, didepannya tengah ada Caitlin yang merajuk padanya.
Salsha membalas senyuman Iqbaal dan tanpa diduga lelaki itu memberinya sebuah sapuan lembut di bibirnya, ia sendiri juga terkejut ketika tangan lelaki itu menangkup tengkuknya untuk mendekat ke wajah Iqbaal. Salsha mengalunkan tangannya pada leher Iqbaal membiarkan lelaki itu menikmati ciumannya yang telah diiringi lumatan-lumatan kecil.
Ia mengerang membiarkan Iqbaal memimpin permainannya. Lelaki itu mendorong tubuh kecilnya hingga terjatuh tepat di ranjang. Terbawa permainan, ia bergerak melepas jas yang masih terpasang membiarkan armani itu terbuang di lantai dengan sembarangan.
Ciumannya turun tepat di ceruk leher Salsha, membuat sebuah tanda di bagian itu kemudian naik lagi membelai bibir bawahnya.
"Caith.." erangan itu lolos begitu saja membuat Salsha membuka matanya. Dia tersadar begitu saja kemudian sedikit mendorong bahu Iqbaal.
"Caith? Apa itu nama seseorang?" tanyanya pada Iqbaal.
Lelaki itu tak menjawab, namun sedikit menunjukkan ekspresi wajah terkejutnya tapi ia berusaha sebisa mungkil mengontrolnya. Iqbaal bangkit dari atas tubuh Salsha.
"Mungkin kamu salah dengar, aku hanya berkata wait" sangkalnya.
Salsha tak yakin dari jawaban Iqbaal namun ia juga percaya pada akhirnya. Perempuan itu tersenyum dan mengangguk, membuat Iqbaal menghela nafas lega secara diam-diam.
"Aku akan mandi terlebih dahulu" ujarnya kemudian meraih armani yang tergeletak di lantai. Salsha mengangguk sebagai jawaban.
0o0
Tidak ada masalah yang menghampiri selama satu bulan ini, semua berjalan begitu lancar. Hanya saja, ketidaksediaan Aqila yang menerima Salsha terkadang membuat dia merasa sedih dan kecewa. Cuaca hari yang sedikit mendung membuat Salsha berniat untuk mengunjungi makam Steffi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Tante Salsha
Romance[ REVISI] Ini tentang jatuh cinta dan kesakitannya. Salsha pikir hidup dengan lelaki yang dicinta hanya akan mendatangkan senyum dan tawa, bahagia dan cinta. Rupanya, dawat yang ditulis tak demikian. Lagi-lagi ia harus menerima kenyataan bahwa lar...