Mine 1

4.9K 223 15
                                    

POV RANIA

Aku menatap bosan ke arah teman – temanku yang sedang membicarakan tentang apa yang akan mereka beli untuk mempersiapkan diri mereka karna sebentar lagi akan ada pesta kantor yang kabarnya akan diadakan di sebuah hotel bintang lima. Aku mendesah malas mendengar mereka begitu sibuk berlomba ingin tampil sangat cantik demi menggaet bos baru yang akan datang saat acara itu. Aku memilih mengerjakan pekerjaanku dari pada mendengarkan obrolan mereka yang tidak penting untukku. Entah aku akan datang atau tidak karna aku benar – benar malas datang ke sana.

"Rania kenapa kau hanya diam?" Tanya salah temanku.

Aku menoleh kearahnya. Aku tersenyum canggung sambil berfikir kata – kata apa yang harus aku ucapkan agar tidak menyakitinya.

"Aku mungkin tidak akan ikut.."

"Bagaimana mungkin kau tidak ikut? Kau tidak tahu seluruh karyawan bahkan sampai OB dan satpam harus datang karna akan ada SP untuk karyawan yang tidak datang," ucapnya.

Aku termenung saat mendengar itu. Aku baru mengetahui itu. Aku tidak pernah mendengar hal ini sebelumnya.

"Benarkah? Sepenting itukah pesta itu?" Tanyaku tanpa sadar.

"Ayolah kau terlalu membosankan," ucap salah satu temanku.

Aku hanya tersenyum kecil mendengar kata – katanya. Aku memang sudah terbiasa mendengar kata – kata itu karna aku sering menolak mengikuti acara mereka. Aku tidak terlalu suka berkumpul atau pergi keluar dengan orang lain. Aku lebih suka mengurung diri di kamar sambil menikmati waktu istirahatku. Oh ya namaku Rania Adette dan umurku 24 tahun. Aku memiliki kakak laki – laki bernama Raiza Adette yang berumur sama denganku. Sebenarnya kami adalah anak kembar namun tidak identik. Aku dan dia sangat berbeda karna kakakku orang yang sangat sempurna dan banyak di sukai orang. Bisa di bilang dia playboy kelas kakap. Berbeda dariku yang selalu suka menyendiri, dia lebih menyukai berkumpul dengan teman – temannya. Namun walau dia berbeda denganku, dia selalu perhatian denganku. Walau terkadang dia suka menggangguku, namun dia sangat menyayangiku. Dia bekerja di sebuah perusahaan besar yang bergerak di bidang IT. Tidak heran melihatnya memiliki jabatan yang bagus diperusahaan itu karna dia pria yang cerdas walau jarang sekali belajar. Berbeda denganku yang hanya bekerja diperusahaan yang tidak terlalu besar yang bergerak di bidang pangan. Aku hanya mendapatkan posisi Admn karna memang walau aku sangat rajin belajar aku tidak akan bisa menyamai prestasi kakakku. Sejujurnya aku selalu merasa tidak enak saat aku hanya mendapatkan rangking 3 dalam kelas saat kakakku mendapatkan rangking 1. Aku selalu mendengar semua teman – teman sekolah kami membicarakan tentang perbedaan kami. Itulah mengapa dulu aku meminta sekolah yang berbeda dengan kakakku walau akhirnya di tolak oleh kedua orang tuaku. Kak Raiza mencoba menanyakan alasanku yang sebenarnya mengapa aku tidak ingin satu sekolah dengannya. Aku memang tidak akan bisa membohonginya karna dia akan langsung tahu kalau aku berbohong kepadanya. Aku ingat apa yang dia katakan saat mengetahui alasanku ingin pindah karna tidak mau membuatnya malu.

"Kalau itu masalahnya aku akan memperburuk prestasiku hingga aku mendapat rangking akhir di kelas. Aku tidak ingin membebani adik cantikku ini. Aku juga tidak mau kau tidak dalam pengawasanku karna aku tahu kau selalu di bully oleh teman – teman kita. Aku khawatir kalau kau sekolah terpisah denganku. Jangan pernah berfikir kau membuatku malu karna aku tidak pernah malu memiliki adik kembar yang cantik dan imut sepertimu," ucapnya sambil mencubit pipiku.

Aku tersenyum sendiri mengingat betapa manisnya dia dulu.

***

Aku berjalan pelan sambil menikmati udara malam yang menerpaku. Rasanya kepalaku sakit karna terlalu banyak pekerjaan yang harus aku selesaikan. Aku melihat langit malam yang nampak indah dengan taburan bintang – bintang menghiasinya. Aku menghela nafas pelan sambil melanjutkan perjalananku. Ponselku berdering dan aku langsung mengetahui siapa yang menelfonku saat ini. Karna nada deringnya berbeda dengan yang lain.

MineTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang