Aku memilih menyendiri di sudut ruangan. Aku hanya diam dan bersikap tidak peduli saat ada yang melirikku. Aku juga banyak mendapatkan tawaran untuk berdansa dengan beberapa pria. Aku tidak mengerti mengapa mendadak mereka begitu tertarik untuk berdansa denganku.
"Hai.."
Aku melirik ke arah pria yang menyapaku. Aku terkejut saat melihat sosok pria yang sangat di gilai semua wanita dikantorku. Aku menatap sekelilingku untuk memastikan dia memang menyapaku.
"Hai pak Erwin," ucapku pelan.
"Sendirian?" Tanyanya.
Aku mengangguk pelan untuk menjawab pertanyaannya. Aku menatap setiap wanita yang melewati kami. Mereka nampak iri melihatku berdiri di sebelah pak Erwin.
"Mengapa tidak membaur?" Tanyanya.
"Aku tidak terbiasa membaur dengan orang - orang di kantor. Aku tidak ingin membuat mereka tidak nyaman dengan kehadiranku," ucapku.
"Jangan berfikir begitu karna kau tidak tahu hati orang lain kan. Coba saja berbaur dan berbincang tentang hal yang menarik. Tidak perlu di konsep untuk berbaur. Mengalir saja seperti air," ucapnya sambil tersenyum.
Aku menatapnya takjub karna dia nampak berbeda dari fikiranku. Aku fikir dia adalah sosok pria yang buruk, ternyata dia adalah sosok pria yang pantas menjadi sosok yang di kagumi oleh banyak wanita. Aku tersenyum sambil menunduk
"Jadi? Mau berbaur denganku?" Tanyanya.
Aku mengerutkan kening sambil menatapnya.
"Berbaur denganmu?"
"Ya, kita bisa mulai dengan berdansa?" Tanyanya.
Aku terdiam melihat uluran tangannya.
***
Aku merasa canggung saat dia mulai menuntunku untuk mengikuti gerakannya. Aku tidak terbiasa berdekatan dengan seorang pria yang bukan keluargaku.
"Pak Erwin sepertinya ide buruk mengajakku berdansa karna.."
"Kau tidak seburuk itu," ucapnya lembut.
Aku hanya diam menatap bahunya tanpa mau membalas tatapannya kepadaku.
"Apa bahuku lebih menarik dari pada wajahku?"
"Tidak hanya saja.."
Dia tertawa saat mendengar suaraku yang mendadak panik karna tegurannya. Aku hanya tersenyum sambil menggelengkan kepala.
"Santai saja tidak perlu terlalu tegang," ucapnya lembut.
Aku hanya mengangguk pelan.
***
Pak Erwin memberikan segelas jus kepadaku. Dia ternyata menuruti kata - kataku yang mengatakan kalau aku menolak meminum alkohol. Aku memang tidak bisa minum karna aku memang tidak pernah sekalipun tertarik meminum minuman itu. Pak Erwin nampak menikmati wine yang dia bawa untuknya sendiri. Aku meminum minumanku dan merasa ada yang aneh dengan minumanku. Aku merasa rasa minuman ini sedikit berbeda. Mungkin karna produk yang mereka pakai. Aku terus meminum minuman itu yang entah mengapa walau aneh aku sangat menikmati minuman itu.
"Kau menyukai minumannya?" Tanya Pak Erwin.
"Iy.."
Mendadak kepalaku terasa sangat pusing. Aku meringis pelan sambil memegang kepalaku.
"Kau baik - baik saja?" Tanya Pak Erwin.
"Entahlah kepalaku terasa sakit.."
"Aku akan antarkan kamu ke tempat istirahat," ucap pak Erwin.
KAMU SEDANG MEMBACA
Mine
ChickLitRania gadis penyendiri yang mendadak bertemu sosok pria yang mengubah hidupnya dan membuatnya merasakan permainan takdir yang tidak bisa dia bayangkan dapat dia jalani. Semua nampak berubah semenjak Rania bertemu dengan Kevin pria yang selalu muncul...