Mine 11

1.2K 94 13
                                    

POV AUTOR


Rania nampak sibuk dengan pekerjaannya hingga melupakan makan siangnya. Dengan cepat Rania berjalan menuju ruang arsip untuk mengambil laporan yang harus dia lihat untuk membandingkan laporan keuangan tahun ke tahun. Rania nampak tidak menyadari kalau seseorang sudah datang menghampirinya. Orang tersebut berdiri di belakang Rania sambil menatap Rania yang masih tidak menyadari kehadirannya.

"Kau lupa ini jam berapa?"

Rania yang terkejut mendengar suara yang sangat dekat ditelinganya langsung menjatuhkan map yang dia pegang.

"Kevin kamu bikin aku kaget," ucapnya kesal.

"Jadi sekarang sudah berani manggil kekasihmu dengan namanya saat di kantor?" Tanya Kevin menyidir Rania.

Rania nampak berdehem untuk mengurangi rasa groginya. Dia lupa seharusnya tidak bertindak gegabah seperti itu saat ini.

"Maaf tuan saya lupa kalau anda bos saya," ucap Rania sambil memungut map yang jatuh.

Kevin langsung mengangkat Rania yang masih sibuk dengan map – mapnya. Rania yang terkejut hanya bisa memukul bahu Kevin.

"Tuan turunkan aku. Ini kantor," ucap Rania.

"Bagaimana kalau aku menolak?" Tantang Kevin.

"Kevin aku tidak mau menjadi bahan perhatian orang – orang. Turunkan aku sebelum kita keluar dari ruangan!" Ucap Rania marah.

Kevin menurunkan Rania yang terus memukulnya. Rania masih memukulnya saat Kevin menurunkannya. Kevin nampak terkikik melihat wajah cemberut Rania.

"Menyebalkan!" Ucap Rania kesal.

"Sayang ayolah maafkan aku. Aku hanya bercanda," ucap Kevin membujuk Rania.

Rania hanya diam sambil menghentakkan kaki meninggalkan Kevin. Kevin merasa senang melihat sikap Rania yang nampak merajuk kepadanya. Yang selama ini dia bayangkan akhirnya bisa dia rasakan sekarang. 


POV AUTOR END


POV RANIA


Aku tertawa saat melihat Kevin bertingkah sok imut untuk merayuku agar aku tidak lagi ngambek. Kevin mulai tersenyum saat aku tertawa. Dengan lembut Kevin memelukku. Aku tidak menyangka bisa bertemu dengannya semudah ini. Aku fikir aku mungkin tidak akan bisa menemuinya setelah kejadian tadi pagi. 

"Aku akan melakukan apapun untuk merayumu agar tidak lagi merajuk. Tapi setelah aku fikir – fikir kamu cantik juga kalau sedang merajuk."

Aku mencubit perut Kevin saat dia mengatakan hal itu. Kevin hanya terkekeh melihat reaksiku. Perlahan Kevin melepas pelukkannya dan menatapku dalam.

"Aku ingin mendengar jawabanmu lagi. Aku ingin menikmati moment saat kamu mengatakan bersedia menjadi kekasihku," ucap Kevin.

Aku hanya tersenyum saat dia mengecup punggung tanganku. Siapa yang tidak meleleh saat menerima perlakuan seperti ini.

"Rania aku benar – benar mencintaimu. Aku bahkan rela melakukan apapun demi cintamu. Aku akan mengorbankan apapun asal aku bisa mendapatkan cintamu. Aku sangat menginginkanmu sejak lama. Aku ingin kau menjadi kekasihku. Maukah kau memberiku kesempatan untuk membahagiakanmu sebagai kekasihmu?" Tanya Kevin.

Aku sangat bahagia saat mendengar kata – kata indah dari Kevin. Rasanya hatiku meledak saat mendengar kata – katanya.

"Ya, aku mau. Aku mau menjadi kekasihmu," ucapku.

MineTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang