Mine 13

1.2K 91 4
                                    

POV RANIA


Aku mendengar suara panggilan dari luar. Dengan panik aku menggigit bibirku saat ketukkan kembali terdengar. Tiba – tiba Kevin mencium bibirku dengan lembut. Aku kelabakan karna perbuatannya yang tiba - tiba. Kevin benar - benar berubah total hingga aku benar - benar asing melihatnya.

"Jangan menggigit bibirmu sayang," ucapnya lembut.

"Kevin kau gila ya. Ini petaka kalau keluargaku melihat kau di sini. Apa yang kau fikirkan. Mengapa kau membuatku sulit. Kau harus bersembunyi!" Ucapku panik.

Aku menarik Kevin menuju kamar mandiku dan mendorongnya. Dia hanya terkekeh melihatku yang nampak panik. Entah bagaimana bisa dia begitu santai. Aku yakin papa akan membunuhnya kalau menemukannya dikamarku. 

"Jangan bersuara!" Ancamku.

"Apa kau tidak ingin ikut bersembunyi denganku?" Tanyanya menggodaku.

"Dalam mimpimu!" Ucapku marah.

Aku membanting pintu tepat di depan wajahnya. Aku benar – benar kesal dengan sikapnya yang menguji kemarahanku. Aku membuka pintu kamarku dan menatap mama yang sudah cemberut karna aku lama membukakan pintu untuknya.  Aku tersenyum lebar untuk menutupi keteganganku.

"Kenapa lama sekali? Kau baru bangun?" Tanyanya.

"Iya maafkan aku. Aku mengantuk sekali," ucapku.

Aku terkejut saat merasa tanganku di kecup seseorang dari balik pintu. Aku menoleh dan melihat Kevin yang berdiri di balik pintu sambil tersenyum kepadaku.

"Ada apa?" Tanya mama yang berusaha melihat apa yang aku lihat.

Aku langsung menghalangi mama yang berusaha melihat ke arah Kevin.

"Tidak apa – apa. Mah nanti aku akan turun kalau sudah siap – siap. Jangan menungguku sarapan ya," ucapku.

Mama menatapku dengan aneh. Aku kembali tersenyum lebar untuk menutupi kegelisahanku. 

"Baiklah asal kau nanti sarapan," ucap mama.

Aku hanya mengangguk sambil memperhatikannya pergi. Setelah memastikan mama pergi aku langsung menutup pintu dan memukuli Kevin yang dengan sengaja menguji kesabaranku.

"Pergi sekarang!" Ucapku marah.

"Haha hey sayang jangan marah aku hanya bercanda. Come on baby kiss me."

"Kevin KELUAR SEKARANG DARI KAMARKU!" Ucapku kehabisan kesabaran.

"Kau terlihat cantik saat marah. Baiklah aku akan keluar jangan marah," ucapnya.

Aku panik saat dia membuka pintu kamarku. Dengan cepat aku menutup kembali pintu kamarku.

"Apa sayang? Kenapa kau.. ah kau hanya pura – pura menyuruhku keluar ya. Sebenarnya kau masih ingin berduaan denganku kan?" Tanyanya lembut.

"Kevin kau gila ya? Kau akan bertemu dengan keluargaku kalau kau keluar begitu saja!" Ucapku kesal.

"Baiklah jangan marah sayang. Maafkan aku oke. Hmm aku harus memanjat ternyata," ucapnya pelan.

Aku mengikutinya yang berjalan menuju balkon kamarku. Aku mengernyit saat menatap ke bawah. Dengan santainya Kevin menaiki pagar tanpa berfikir. Dengan cepat aku menarik Kevin untuk menyuruhnya menghentikan aksi nekatnya.

"Jangan dari sana. Oh Tuhan ini terlalu tinggi dan kau tadi malam memanjat ini?"

"Tidak. Aku masuk dari pintu dan menyelinap masuk ke sini," ucapnya santai.

MineTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang