Mine 24

946 64 6
                                    


POV RANIA

Aku memeluk Kevin yang sejak tadi nampak menatapku. Aku tahu dia takut aku akan marah karna ucapan wanita itu. Sejujurnya aku merasa teluka karna ucapan wanita itu, namun aku percaya Kevin tidak akan pergi dariku.

"Kenapa menatapku seperti itu?" Tanyaku lembut.

"Apa kau marah karna wanita itu?" Tanyanya.

Aku terdiam menatap matanya. Aku terkekeh saat dia semakin terlihat panik melihatku diam.

"Sejujurnya aku terluka mendengar itu seperti pada umumnya wanita biasa aku bohong kalau tidak sedikit merasa kesal. Tapi aku percaya kepadamu. Kau tidak akan mengecewakanku," ucapku meyakinkannya.

Kevin mengecup bibirku dengan lembut dan mengecup pipiku. Dia membisikkan kata cinta dan kata maaf. Aku hanya mengangguk sambil menikmati kelembutannya.

***

Aku terbangun saat merasa Kevin tidak ada disampingku. Aku menatap sekeliling kamar dan mendengar suara gemericik air di kamar mandi. Dengan cepat aku menuju walk in closet untuk menyiapkan pakaian Kevin. Saat aku sedang memilih pakaian aku terkejut merasakan pelukkan dari belakangku. Aku tersenyum sambil mengusap pipi Kevin yang mengecup leher dan pipiku.

"Selamat pagi sayang," ucapnya parau.

"Pagi. Maaf aku kesiangan," ucapku menyesal.

"Aku tahu kau lelah sayang. Kalau masih mengantuk tidur saja lagi. Aku baik – baik saja," ucapnya.

"Tidak aku sudah menyiapkan pakaian ini. Aku mandi dulu nanti kita sarapan bersama," ucapku.

"Baiklah sayang," ucapnya.

Aku melepaskan diri dari pelukkan Kevin dan masuk ke kamar mandi.

***

Aku tertawa saat berhasil mengerjai Kevin yang minta di suapi olehku. Dia memegang tanganku agar makanan yang aku sendoki masuk kemulutnya. Dengan gemas dia mencium pipiku sampai aku memintanya menghentikan itu.

"Dasar nakal," ucapnya.

"Dasar galak," ucapku mencibirnya.

Kevin kembali mengecup pipiku hingga aku memukul bahunya.

"Ah kau bisa terlambat. Ayo cepat habiskan makanannya," ucapku.

"Tidak apa – apa. Aku ingin lebih lama denganmu sayang," ucapnya lembut.

"Hm suamiku ini manis sekali ya hari ini," ucapku sambil mencubit pipinya.

Kevin hanya terkekeh mendengar pujianku.

***

Sebelum ke kantor Kevin hari ini aku rencananya akan mampir ke rumah orang tuaku. Aku ingin menjenguk mama yang kemarin menelfonku. Dia bilang sangat merindukanku. Aku tersenyum saat Kevin dengan mudahnya memberikanku izin. Sesampainya di rumah orang tuaku. Dengan sembunyi – sembunyi aku menghampiri mama yang nampak sedang menonton tv sendirian. Aku langsung memeluknya dari belakang hingga membuatnya berteriak kaget.

"Yaampun anak ini mengagetkan saja. Kau baru sampai?" Tanyanya.

"Hehe iya. Mama ini melamun terus. Mana princess?" Tanyaku.

"Dia sedang dikamarnya," ucap mama.

"Mama aku merindukanmu," ucapku sambil memeluknya dengan erat.

"Hm benarkah? Kenapa kalau merindukan mama baru datang setelah mama telfon? Ckck dasar pengantin baru," ucap mama.

Aku hanya tertawa mendengar sindiran mama. Aku mengambil cangkir teh milik ibuku dan meminum tehnya. Ah rasanya sangat nikmat saat meminum teh buatan ibuku yang khas.

MineTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang