Mine 18

1K 68 1
                                    

POV RANIA


"Apa yang kau lakukan di sini?" Tanya Kevin datar.

Aku menutup mataku untuk menenangkan diri. Detak jantungku berdetak terlalu keras hingga rasanya sesak. Dengan cepat aku menunduk untuk membersihkan lantai. Kevin tiba – tiba menarik tanganku hingga aku berdiri.

"Jangan menyentuh itu. Kau tahu kalau aku tidak menyukai melihatmu terluka."

Aku menunduk takut saat dia terlihat marah karna aku berusaha membersihkan pecahan beling. Kevin mengangkat tubuhku hingga membuatku memekik karna terkejut. Dia membuatku duduk di meja dapur. Dengan cepat Kevin mengambil botol berisi air dan mengambil gelas. Dia menghampiriku dan menuangkan air untukku. Aku menatapnya yang dengan santai menginjak beling – beling yang ada di lantai. Beruntung dia memakai sendal. Kevin ikut melihat ke arah yang aku juga lihat. Dengan lembut Kevin menangkup wajahku dengan satu tangan dan satu tangannya lagi menuntun gelas kemulutku. Dengan pelan dia memberikanku air untuk aku minum. Aku menyentuh gelas yang dia pegang saat sudah merasa cukup. Dengan pelan Kevin menjauhkan gelas itu dariku.

"Jangan keluar kamar sendirian karna aku tahu kau akan kesulitan dalam keadaan gelap. Rumah ini akan selalu gelap saat semua orang sudah tidur," ucap Kevin.

Aku mengangguk pelan. Kevin merangkul pinggangku dan membuat kami semakin dekat. Kevin mencium bibirku lembut berkali – kali sebelum mengangkatku seperti karung beras dipunggungnya.

"Kita kembali ke kamar," ucap Kevin sambil berjalan membawaku.

Dia terlihat sangat santai berjalan, seakan tidak merasa berat dengan tubuhku yang dia gendong.


POV RANIA END


POV AUTOR


Kevin mengernyit saat merasa terganggu dengan cahaya terang yang perlahan menyinari sekeliling kamar. Kevin merutuki kebodohannya karna lupa mematikan alarm jamnya yang memang sangat unik karna saat jam yang di set oleh pemilik jam untuk membangunkannya tiba dengan otomatis tirai yang menutupi dinding kaca yang berada di sekeliling kamar mulai terbuka dan membiarkan cahaya masuk. Sungguh canggihkan perabotan milik Kevin. Tentu bukan orang sembarangan yang bisa memiliki hal ini dengan mudah. Dengan kesal Kevin mulai meraih jam yang berada di nakas dan berusaha mematikan jam itu dengan asal. Tirai masih bergerak semakin terangkat tinggi dan membuat sekeliling ruangan nampak terang karna cahaya matahari yang mulai muncul. Kevin masih berusaha mencari remote control miliknya untuk menutup tirai. Dia tidak mau Rania terganggu tidurnya. Terlambat bagi Kevin untuk menutup tirai karna dia merasakan gerakkan disampingnya. Kevin melirik ke arah Rania dan langsung membanting kesal remote yang dia pegang. Rania yang melihat itu nampak terkejut hingga dia melotot melihat remote itu hancur. Dia bingung mengapa Kevin marah di pagi buta seperti ini.

"Tidurlah aku akan menutup tirai sialan itu," ucap Kevin.

"Tidak apa – apa. Aku sudah tidak mengantuk," ucap Rania gugup.

Dengan pelan Rania membuka selimutnya dan berencana pergi ke kamar mandi. Kevin yang melihat Rania ingin pergi langsung menarik Rania hingga dia kehilangan keseimbangan dan berbaring kembali di tempat tidur. Kevin dengan lembut mencium bibir Rania berkali – kali.

"Setiap pagi aku ingin kau menciumku sayang. Aku selalu ingin morning kiss darimu," ucap Kevin parau.

Rania nampak terdiam dengan wajah merah karna malunya. Kevin terkekeh melihat wajah merah Rania. Rania mencoba mendorong Kevin agar membiarkannya bangun. Perlahan Rania berjalan masuk ke dalam kamar mandi.

MineTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang