POV RANIA
Kevin menggedongku dan menurunkanku di kursi roda. Aku melirik mama yang sedang menggendong Nio. Ya Kevin dan aku sudah sepakat untuk menamai anak kami dengan nama Antonio Archelaus. Kevin beralih membawa barang bawaanku dan membiarkan papa yang mendorong kursi rodaku. Sesekali aku melirik ke arah Kevin yang di bantu beberapa pengawal yang dia bawa. Aku bersyukur keluargaku menerima kehadiran Kevin dengan baik walau mereka tidak benar – benar saling bicara. Aku bisa merasakan kalau Raiza atau papa membiarkan Kevin mendekatiku. Saat di lobi Kevin kembali menggendongku untuk membantuku masuk ke dalam mobil. Dia memasangkan sabuk pengaman sebelum meninggalkanku. Mama duduk disebelahku sambil menyerahkan anakku. Dia nampak tertidur pulas setelah minum asi tadi.
"Dia nampak menggemaskan," ucap mama tersenyum.
"Ya sampai aku tidak tahan untuk mencubit pipi tembamnya," ucapku.
Aku melirik Kevin yang nampak sudah duduk di balik kemudi. Papa yang duduk disampingnya hanya diam tidak berusaha mengajaknya bicara.
***
Aku tersenyum senang saat melihat penyambutan Raiza dan juga Rachel. Mereka membuat rumah di penuhi banyak hiasan lucu untuk menyambut bayiku.
"Tante, Rachel mau main sama Nio ya," ucap Rachel mendekatiku yang ada dalam gendongan Kevin.
"Iya sayang," ucapku lembut.
"Bawa dia kekamarnya," ucap papa kepada Kevin.
"Iya," ucap Kevin sambil berjalan membawaku.
Aku hanya diam saat dia sudah menurunkanku di tempat tidur. Aku tersenyum saat menyadari Nio membawa pengaruh baik kepadaku. Dia membuatku menghilangkan ketakutanku kepada kamar tidur yang sesungguhnya. Dia juga membuatku bisa menerima kehadiran Kevin.
"Apa kau baik – baik saja?" Tanya Kevin cemas.
"Aku baik – baik saja."
Kevin mengangguk.
"Aku akan membiarkanmu istirahat," ucap Kevin.
"Kau bisa di sini kalau kau mau," ucapku lembut.
Kevin menghentikan langkahnya saat mendengar kata – kataku. Dia mengambil bangku dan duduk didekatku.
"Bagaimana kau bisa datang?" Tanyaku bingung.
Kevin tersenyum mendengar pertanyaanku. Akhirnya aku memiliki waktu untuk bertanya kepadanya.
"Sebenarnya aku sedang ada di sini beberapa waktu ini. Aku bersyukur orang yang menolongmu memilih menelfonku. Aku tidak bisa masuk ke dalam ruangan persalinan karna dokter bilang lebih baik aku menunggu di depan karna takut malah akan menghambat persalinanmu. Aku menuruti kata – kata mereka walau berat meninggalkanmu sendiri menahan sakit," ucap Kevin pelan.
"Lalu bagaimana tanggapan orang tuaku melihatmu?" Tanyaku.
"Mereka membiarkanku tetap di sana. Mereka tidak mengatakan apapun. Raiza juga hanya diam saat melihatku di sana. Aku bersyukur mereka membiarkanku menunggu proses kelahiranmu dan membiarkanku melihat anak kita. Aku senang melihat sikap mereka kepadaku," ucap Kevin lembut.
Aku hanya mengangguk pelan saat dia mengatakan itu. Syukurlah tidak ada adegan kekerasan di rumah sakit.
"Maaf tiba – tiba datang. Aku tidak bisa menghentikan diriku untuk datang. Aku.."
"Kau benar dengan datang. Aku memang berharap kau datang saat ini," ucapku tanpa menatap Kevin.
Hening sejenak setelah aku mengatakan itu. Aku memilih menarik selimut dan tertidur tanpa memperdulikan tatapan Kevin yang masih terlihat terkejut dengan apa yang aku katakan. Aku terlalu lelah hari ini karna Nio tidak berhenti menangis saat malam hingga aku harus terjaga untuk memberinya asi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Mine
ChickLitRania gadis penyendiri yang mendadak bertemu sosok pria yang mengubah hidupnya dan membuatnya merasakan permainan takdir yang tidak bisa dia bayangkan dapat dia jalani. Semua nampak berubah semenjak Rania bertemu dengan Kevin pria yang selalu muncul...