Mine 14

1K 84 6
                                    

POV RANIA


"Kau benar – benar brengsek Kevin! Apa yang sebenarnya ada diotakmu sampai kau.."

Aku menggeleng kepala saat tidak mampu meneruskan kata – kataku. Dengan putus asa aku mengambil tasku dan berjalan menuju pintu keluar ruangan ini. Aku muak dan aku sudah merasa tidak tahan lagi. Aku tidak peduli apa yang akan dia lakukan. Aku hanya mau menjauh darinya. Tiba – tiba tubuhku terhuyun ke belakang. Kevin menarikku hingga aku masuk ke dalam pelukkannya.

"Sayang kau mau kemana?" Tanya Kevin sambil mengeratkan pelukkannya.

"Kevin lepaskan aku!" Ucapku marah.

"Ayolah bukankah kamu menyukai sentuhanku? Aku masih ingat bagaimana kau mendesah karna sentuhanku. Aku benar – benar takjub karna walau dalam keadaan tidur kau masih bisa mengenali sentuhanku. Aku sangat menikmati saat kau menyebut namaku di setiap desahanmu," bisik Kevin seduktif.

Dengan sekuat tenaga aku mendorong Kevin hingga dia melepaskan pelukkannya. Aku langsung melayangkan tamparan keras dipipinya. Setetes air mata mulai menuruni pipiku. Tubuhku bergetar menahan amarah yang siap menghancurkan siapapun saat ini. Aku menatap tajam ke arah Kevin yang menatapku dengan dingin sambil menyentuh pipinya yang memerah karna tamparanku.

"Aku benar – benar tidak menyangka aku bisa mencintai pria bejat sepertimu. Aku memang sangat bodoh sampai dengan gampangnya aku mempercayaimu yang mengelabuiku dengan iming – iming cinta. Aku benar – benar bodoh karna mengabaikan peringatan kakakku dulu saat dia menentangku. Aku sangat menyesal dan berharap tidak pernah bertemu denganmu sebelumnya. Aku sangat membencimu. AKU SANGAT AMAT MEMBENCIMU!" Ucapku marah.

Nafasku terengah – engah karna emosiku yang meluap. Dengan cepat aku berlari keluar ruangan. Aku beruntung karna Kevin tidak mengejarku. Dia masih nampak terkejut karna kata – kataku yang menusuk hatinya. Aku sudah tidak peduli dengannya. Aku tidak peduli apa yang harus aku terima karna perbuatanku ini. Aku akan berusaha melindungi keluargaku dari Kevin mulai sekarang. Aku tidak akan membiarkannya menyentuh keluargaku. Aku sudah bertekat untuk melawan Kevin bila Kevin mencoba menyakiti keluargaku demi mendapatkanku. Dia tidak akan pernah bisa menyentuh keluargaku. Itulah sumpahku.


***


Aku terengah – engah saat sampai di rumah. Dengan cepat aku mencari papa dan mama untuk menceritakan apa yang aku alami dan aku ingin mereka mengerti dengan keputusanku. Aku mencari mereka ke seluruh rumah, namun aku tidak menemukan mereka. Aku mulai panik saat tidak menemukan mereka. Dengan cepat aku mencoba menelfon papa dan mama, namun telfon mereka mati. Aku mencoba menelfon Raiza untuk mencari tahu kemana papa dan mama.

"Kakak kalian ada di mana?" Tanyaku saat Raiza mengangkat telfonku.

"Rania papa dan mama ada di America untuk mengurus kantor mereka yang mendadak ada masalah. Mereka berangkat mendadak dan hanya bisa mengabariku lewat telfon. Rachel denganku saat ini. Ada apa?" Tanya Raiza.

"Aapa? Kak aku harus menyusul papa," ucapku panik."

"Apa yang terjadi? Mengapa kau.. Rania jangan bilang kau dan Kevin.."

"Ya aku memutuskannya karna dia telah berani melecehkanku saat malam dia menginap di rumah. Tanpa sepengetahuanku dia menyentuhku. Kak dia gila dan aku tidak mau lagi bersamanya. Aku harus menyusul papa dan mama sekarang.."

"Rania dengarkan aku. Jangan gegabah dan tetap di rumah. Kakak akan pulang sekarang. Aku yang akan menyusul papa dan kau akan menjaga Rachel diapartementku. Untuk sementara tinggal di sana. Dengar jangan keluar dari rumah sebelum aku kembali. Cepat masuk kekamarku dan kunci semua pintu," ucap Raiza memerintahku.

MineTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang