Mine 29

947 74 6
                                    

POV AUTOR

Kevin mendorong Mona yang memohonnya untuk tidak pergi. Dia menatap marah ke arah Mona yang sejak tadi menahannya agar tidak pergi.

"Aku bodoh karna masuk ke dalam jebakkanmu. Dasar wanita sialan!" Bentak Kevin marah.

Dengan gusar Kevin keluar dari apartementnya dengan keadaan yang buruk. Dia merasa harus menemui Rania saat ini. Dia masih berharap bisa menatap Rania di rumah mereka. Dia ingin meminta maaf kepada Rania walau dia harus sujud di kaki Rania dia rela asal Rania tidak pergi meninggalkannya. Entah bagaimana dia bisa hidup tanpa Rania menemaninya. Dia merasa bodoh dan marah kepada dirinya yang sudah menyakiti Rania. Dadanya terasa sakit saat dia ingat bagaimana dia menyakiti Rania. Kevin mengeram marah dan memukul stir mobilnya dengan kasar. Dia ingat bagaimana istrinya menatapnya saat dia memergokinya menghianatinya. Kevin bisa merasakan hati istrinya hancur. Dia juga bisa merasakan rasa sakit yang dirasakan istrinya dari tatapannya. Kevin menggigit bibirnya saat tidak mampu menahan isak tangisnya. Dia sudah bertekat untuk datang menemui Rania dan dia akan meminta maaf kepadanya.

***

Kevin berlari memasuki rumah. Dia langsung menuju kamar mereka. Kevin berharap Rania ada di sana. Tapi dia harus menelan kekecewaan saat tidak menemukan Rania di sini.

"Tuan," ucap seseorang dari belakangnya.

Kevin menatap ketua maid yang nampak menunduk tanpa mau menatapnya.

"Mana istriku?" Tanyanya.

Ketua maid menghembuskan nafas pelan sebelum menjawab.

"Dia tidak ada di sini. Dia belum kembali setelah tadi pergi dengan mobilnya," ucap ketua maid yang berhasil membuat Kevin semakin kalut.

"Kemana? Apa dia bilang kepadamu?"

"Ke rumah dokter Rizal," ucap ketua maid.

Dengan cepat Kevin pergi tanpa memperdulikan ketua maid yang masih berdiri didepannya.

***

Beberapa kali Kevin berusaha menghubungi dokter pribadinya. Dia mengeram marah saat Rizal tidak juga mengangkat telfonnya. Kevin berjalan mondar – mandir di ruang keluarga rumah Rizal sambil menunggunya pulang. Kevin rasanya tidak sabar menunggu Rizal. Dia ingin menemui istrinya yang sekarang entah berada di mana. Akhirnya setelah lama menunggu Rizal datang. Kevin yang melihat Rizal datang langsung menghampirinya.

"Di mana? Istriku di ma.."

Tiba – tiba Rizal memukul Kevin dengan keras hingga Kevin terpelanting. Rizal yang biasanya selalu tenang dalam menghadapi masalah mendadak merasa muak dengan Kevin. Rasanya dia ingin sekali melenyapkan Kevin saat itu juga, namun dia ingat janjinya kepada Rania kalau dia tidak boleh membiarkan Kevin sendiri dan harus tetap membantu Kevin. Bahkan Rania menolak tawarannya untuk dia bantu karna dia ingin Rizal fokus membantu Kevin.

"Kau.. pria brengsek. Kau.. iblis Kevin. Dia tidak akan kembali kepadamu. Dia sudah aku antar ke rumah orang tuanya. Dia.. begitu menderita karnamu. Kau tahu? Aku tidak habis fikir dengan jalan fikirannya. Di saat dia lebih membutuhkanku untuk membantunya karna dia mengalami trauma berat. Dia menolak bantuanku dan memintaku berjanji untuk lebih fokus membantumu. Dia.. aku bisa melihat begitu besar cintanya kepadamu. Sayangnya yang dia cintai orang yang salah. Dia masih memikirkanmu di saat dia tersakiti Kevin. Tapi kau, kau memilih meninggalkannya dengan semua penderitaan yang harus dia tanggung sendiri. Dia mengalami trauma hingga tidak mampu untuk masuk ke sebuah kamar. Kau tahu dia lebih memilih tidur di sofa dalam keadaannya yang sedang tidak baik. Kau tahu berapa banyak memar dan luka yang ada ditubuhnya? Aku tidak habis fikir di mana kemanusiaanmu saat kau memukulinya!" Ucap Rizal marah.

MineTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang