Mine 19

1K 59 0
                                    

POV AUTOR


Rania terbangun dengan kepala yang berdenyut hebat hingga dia tidak bisa menahan diri untuk meringis. Dia bisa merasakan ada yang menahan tubuhnya hingga dia tidak bisa bergerak. Dia melihat Kevin yang sedang memeluknya dengan erat. Rania kecewa karna ternyata dia tidak mati dan masih harus menjalani siksaan dunia yang entah sampai kapan dia akan merasa sanggup untuk menjalaninya. Dengan pelan Rania menoleh ke arah lain untuk menghalangi dirinya menatap Kevin. Dia hanya diam tanpa mau membalas apa yang sedang Kevin lakukan kepadanya. Dia bahkan tidak bergeming walau merasakan kalau Kevin menangis sambil memeluknya. Baginya kebencian dan rasa sakit yang dia rasakan mampu menutup rasa cintanya kepada Kevin.


***


Rania masih dalam keterpurukkannya. Dengan tatapan kosong dan wajah pucat dia hanya diam menatap langit dari kamarnya. Kevin yang melihat itu semakin sedih dan merasa bersalah kepada Rania. Dengan lembut Kevin bersimpuh di depan Rania. Dia memeluk perut Rania dan membenamkan wajahnya di perut Rania. Rania masih diam tidak bergeming dengan apa yang di lakukan Kevin.

"Maafkan aku.. maafkan aku.. jangan seperti ini. Aku tidak mau melihatmu begini. Aku tersiksa melihatmu begini," ucap Kevin.

Rania masih diam tidak mau menjawab kata – kata Kevin. Dengan Pelan Kevin berdiri dan menangkup wajah Rania.

"Aku akan membawamu pulang. Kita akan pulang ke rumah orang tuamu. Mungkin dengan begitu aku bisa menebus dosaku," ucap Kevin.

Rania yang awalnya hanya diam perlahan tersenyum kecil sambil mengangguk seperti anak kecil.

"Aaku mau pulang.."

"Iya sayang kita akan pulang."

Kevin memeluk Rania sambil menghembuskan nafas leganya karna akhrinya berhasil membuat Rania bicara.


***


Rania tersenyum saat melihat orang tuanya yang menyambutnya. Rania melepaskan genggaman tangan Kevin dan berlari memeluk ibunya.

"Yaampun anak mama manja sekali. Kalian kenapa cepat sekali pulangnya?" Tanya mamanya.

"Mama ayolah biarkan mereka masuk dulu," ucap papanya sambil merangkul Kevin.

Kevin hanya tersenyum saat melihat raut bahagia Rania saat berada di dekat keluarganya.


***


Rania tidak melepaskan pelukkan mamanya seakan dia tidak ingin pergi lagi. Kevin terus menatap Rania yang terlihat tidak ingin melepaskan pelukkannya.

"Rania kamu tidak malu sama suamimu sampai memeluk mamamu seerat ini?" Ucap sang mama.

"Biarkan saja mah.. dia tidak terbiasa hidup tanpa mamanya dan beberapa hari ini dia nampak terkejut saat harus hidup bersamaku saja," ucap Kevin lembut.

"Oh betapa perhatiannya menantuku ini. Rania benar – benar beruntung mendapatkan pria sepertimu," ucap mamanya.

Kevin hanya tersenyum kecil. Dalam hatinya dia menyesal karna membuat Rania sedih selama hidup bersamanya. Kevin menyadari kalau apa yang dia perbuat salah, namun iblis dalam dirinya sulit sekali di kontrol.

"Jadi bagaimana liburan kalian?" Tanya papa.

"Kurang menyenangkan karna ternyata Rania tidak terlalu suka dengan tempatnya," ucap Kevin jujur.

MineTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang