Mine 5

1.7K 124 3
                                    

POV AUTOR


Raiza mendapat kabar bahwa Rania sakit. Papanya nampak sangat marah saat melihatnya datang.

"Masih peduli dengan adikmu? Kenapa kau datang?" Tanya papanya sinis.

"Maafkan aku pah. Aku benar - benar sangat sibuk sampai tidak bisa menghubungi kalian. Aku benar - benar dalam keadaan yang buruk kemarin. Maafkan aku," ucap Raiza menyesal.

"Temui adikmu karna dia selalu menanyaimu," ucap papanya.

Raiza mengangguk dan langsung menuju ruang rawat Rania. Raiza terkejut saat melihat Kevin yang juga berada di sana. Rania nampak tertawa mendengar lolucon Kevin.

"Rania.."

Rania menoleh dan menatap Raiza. Rania hanya diam menatap Raiza yang mulai mendekati mereka berdua. Raiza membelai pipi Rania dan ingin mengecup kening Rania, namun Rania merasa enggan. Rania menahan Raiza untuk menolak Raiza.

"Kevin bisakah kau menunggu sebentar di luar? Aku perlu bicara dengan kakakku," ucap Rania pelan.

"Baiklah," ucap Kevin lembut.

Kevin pergi tanpa melirik ke arah Raiza yang menatapnya.

"Kenapa dia ada di sini?"

"Mengapa kau ingin ikut campur urusanku?" Tanya Rania.

"Rania.."

"Aku sebenarnya sudah tidak mengharapkan kau datang. Aku tahu kau sangat sibuk belakangan ini hingga setelah 5 hari aku di rawat kau baru menjengukku. Lebih baik kau tidak perlu menyempatkan diri untuk datang. Aku tidak mau mengganggumu," ucap Rania.

"Rania kakak.."

"Pergilah," ucap Rania dingin sambil menatap Raiza.

Raiza nampak terpaku menatap Rania.

"Rania aku benar - benar menyesal.."

Rania turun dari tempat tidurnya dan membawa tiang infusnya. Raiza dengan sigap berusaha menolong Rania. Rania menghempaskan tangan Raiza.

"Apa aku perlu membukakan pintu untukmu?" Tanya Rania sinis.

Raiza terdiam mendengar kata - kata Rania. Dengan berat Raiza menuruti kemauan Rania. Dia benar - benar menyesal karna membuat Rania marah. saat Raiza keluar Rania duduk di tempat tidurnya untuk menenangkan dirinya. Rania menghapus air matanya dengan kasar. Dia tidak ingin menangis karna Raiza saat ini. Dia sangat kecewa dengan apa yang dilakukan Raiza kepadanya.


***


Kevin menatap dingin ke arah Raiza yang saat ini sedang mencengkram kerahnya dengan kemarahan. Kevin sama sekali tidak bereaksi apa - apa saat melihat Raiza yang memakinya dengan kasar.

"Mengapa kau marah kepadaku? Apa aku melakukan hal yang buruk? Apa menolong adikmu termasuk perbuatan buruk menurutmu? Raiza kau memang bersalah. Aku tahu kau di Dubai dengan kekasihmu dan memilih mengabaikan adikmu. Jangan menyalahkanku atas kesalahanmu," ucap Kevin tenang.

"Kau.."

"Raiza cukup!"

Papa Rania langsung menarik tangan anaknya dengan paksa. Raiza nampak tidak suka melihat papanya lebih membela Kevin di banding dirinya.

"Kenapa kau melakukan ini? Ini rumah sakit!" Ucap papanya marah.

"Om tenanglah," ucap Kevin pelan.

MineTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang