Mine 31

1.1K 82 7
                                    

POV RANIA

Aku terkejut saat tiba – tiba ada yang mendorongku hingga aku terjatuh ke tanah. Aku menatap orang yang melakukan itu. Dia ternyata Mona. Aku berusaha bangkit dari tempatku, namun Mona menendangku. Aku berusaha melindungi perutku karna aku takut terjadi sesuatu kepada janinku.

"Kau memang wanita penggoda. Sialan! Apa bagusnya kau hah! Kau hanya perempuan bodoh yang mencoba merebut calon suamiku!" Ucapnya marah sambil memukul wajahku.

Aku mendorongnya saat dia mau menduduki perutku. Dia terpelanting ke tanah saat aku melakukan itu. Aku berusaha sekuat tenaga untuk bangkit agar bisa kabur darinya. Perutku mulai terasa sakit saat aku mencoba bangun. Aku panik karna takut terjadi sesuatu kepada janinku. Mona yang melihatku berusaha kabur menarik kakiku hingga aku terjatuh kembali, tapi beruntung aku bisa menahan tubuhku dengan bertumpu dilututku. Dia menjambak rambutku dan memaksaku mendongak.

"Aku tahu apa yang kau coba lindungi. Kau fikir aku bodoh dan tidak menyadarinya karna kau berusaha menutupinya dengan pakaian yang longgar seperti itu! Kau hamil kan? Akan aku bunuh anak harammu ini. Aku akan melenyapkan kalian berdua," ucap Mona sambil mengangkat pisau tinggi – tinggi.

Aku berusaha menahan pisau itu dengan kedua tanganku saat dia mau menikam perutku. Aku tidak lagi memperdulikan tanganku yang sekarang sudah berdarah. Sialnya mengapa di sini sangat sepi hingga tidak ada yang bisa menolongku. Aku berusaha teriak untuk meminta pertolongan kepada siapapun yang kebetulan lewat. Sebuah tarikkan di pisau itu berhasil menyelamatkanku dari tikaman itu. Perlahan jambakkan Mona terlepas saat ada yang menariknya menjauh dariku. Aku yang hampir jatuh berusaha menahan tubuhku dengan tanganku yang terluka hingga posisiku menjadi merangkak. Aku tidak akan membiarkan janinku dalam bahaya. Aku melirik siapa yang mencoba menolongku. Aku melihat Kevin yang berusaha menahan Mona yang saat ini sedang meronta seperti orang kesetanan. Pisau yang tadi di pakai untuk mencoba menikamku sudah berada di tanah. Rasa sakit yang menjalar diperutku membuatku tersadar kalau aku harus segera pergi dari sini. Dengan menahan sakit aku berusaha bangkit dan berlari kecil untuk mencari pertolongan. Aku melihat Raiza dan Rizal yang berlari menghampiriku. Raiza yang melihatku nampak kesakitan langsung mempercepat larinya menghampiriku dan langsung menggendongku. Sebelum pergi aku mengatakan kepada Rizal untuk pergi ke tempat yang aku tunjuk. Rizal seperti mengerti apa maksudku langsung berlari ke arah yang aku tunjuk.

"Kakak sakit.."

"Tahan Rania. Kita ke rumah sakit sekarang," ucap Raiza panik.

Raiza membawaku ke dalam mobil. Aku mengeram kesakitan saat dia mencoba mengendarai mobilnya dengan kecepatan penuh menuju rumah sakit. Kami sampai di rumah sakit dan Raiza langsung menggendongku keluar dari mobil sambil berteriak meminta pertolongan kepada suster yang ada di sana. Aku mencengkram tangan Raiza dengan keras untuk menyalurkan rasa sakit yang aku rasakan.

"Kak aku tidak mau kehilangan anakku.. tolong aku ini sakit," ucapku lirih.

"Kau akan baik – baik saja sayang. Tenanglah dokter akan menanganimu dengan baik," ucap Raiza dengan lembut.

Tidak lama kemudian aku merasa sudah tidak sanggup lagi untuk menjaga kesadaranku. Samar – samar aku mendengar suara Raiza yang berusaha memanggilku.

POV RANIA END

POV AUTOR

Kevin yang mendapat kabar kalau Mona mau mencoba menyakiti Rania dari orang suruhannya langsung mencoba mendatangi tempat di mana Mona ingin mencelakai Rania. Selama ini diam – diam Kevin menyuruh orang suruhannya untuk mengikuti Rania. Dia bahkan tahu saat ini Rania sedang mengandung dan diam – diam dia menghubungi dokter yang menangani Rania. Dia begitu bahagia saat melihat copyan usg calon anaknya. Dia bahkan menyimpan foto itu di dompet dan juga dijadikan sebagai background di laptop dan juga ponselnya. Seakan foto itu seperti penyemangatnya untuk tetap bertahan hidup tanpa Rania disisinya. Beberapa saat lalu orang suruhan Kevin memberitahunya bahwa mereka mendapatkan informasi dari telfon Rania yang sudah mereka sadap bahwa Mona berusaha menipu Rania dengan mengirimkan pesan sebagai Rizal. Kevin yang mendengar itu langsung panik. Dia sama sekali tidak marah saat mengetahui mengapa istrinya bisa di hubungi oleh dokternya karna dia tahu diam – diam Rania sering menanyakan keadaannya kepada Rizal. Dia tahu Rania masih sangat peduli kepadanya. Kevin berusaha mengendarai mobil secepat mungkin untuk menolong Rania. Sialnya jaraknya saat ini sedang tidak dekat dengan lokasi Rania dan di tambah jalanan yang macet saat dia hampir sampai di lokasi. Dengan nekat dia meninggalkan mobilnya tanpa perduli mobil itu akan di curi orang. Saat ini dia hanya ingin menolong Rania dan calon anaknya. Dia bersumpah akan membunuh Mona bila berani menyakiti Rania dan calon anak mereka. Kevin terpaku saat melihat Mona yang sedang menjambak Rania yang berusaha menahan pisau yang Mona ingin tikam. Darah sudah berceceran di tanah dan dengan cepat Kevin menarik tangan Mona yang memegang pisau sambil menjambak rambut Mona. Persetan dengan dirinya yang seorang pria karna baginya walaupun itu perempuan atau anak kecil kalau mereka berusaha menyakiti orang yang dia cintai, dia tidak akan segan membunuh orang itu. Kevin mencekik Mona yang sudah melepaskan pisaunya sambil menjambak rambut Mona dari belakang. Dengan kasar Kevin melempar Mona hingga terjelembab di tanah. Saat dia mau kembali bangkit dengan cepat Kevin mengunci tangannya dan membiarkannya tengkurap di tanah sambil berusaha melepaskan diri. Kevin melihat Rania berusaha lari untuk meminta pertolongan sambil memegang perutnya. Kevin yang panik ingin menolong Rania langsung mencoba melihat sekitar dan melihat anak buahnya sudah hampir sampai di dekat mereka. Dia menyerahkan Mona kepada anak buahnya sambil berusaha mengejar Rania. Di saat baru saja ingin mengejar Rania Kevin melihat Rizal yang berlari menghampirinya.

MineTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang