Chapter 3

307 43 3
                                    

Menurutmu, kenapa ada orang yang bersikeras mencintai orang yang tidak mencintainya?
-Surat Untuk Ruth-

"Sehuunn!"

Sehun POV

Hah, gadis itu lagi.

Terus berjalan, jangan menghiraukan panggilan gadis gila itu.

"Kita pulang bareng ya, sayang. Sopir ku lagi nggak bisa jemput nih." ucapnya seraya memeluk lengan gue.

Dan panggilan itu lagi, ck memalukan.

"Nggak. Pulang sendiri, gue masih ada urusan."

"Oh, bagus dong. Kita jadi bisa lebih berlama-lama lagi."

Gadis ini kenapa sulit sekali sih diberitahu.

"Hun, masa tadi aku dipanggil seosangnim gara-gara tidur di kelas. Dia marah-marahin aku hanya karena nilaiku jelek dipelajarannya. Ya kalau aku nggak bisa gimana lagi, salah guru itu sendiri jelasinnya ngebingungin."

Curhat gadis itu panjang lebar saat menuju parkiran sepeda motor.

"Lagian ya, gimana muridnya mau maju kalau gurunya kayak gitu. Udah ah, ntar tinggal aku laporin ke kakek biar dipecat sekalian. Yuk, sayang."

Lihat kan, betapa sombongnya gadis yang mengaku menyukaiku ini. Satu sifat yang paling aku benci dari orang-orang.

"Gue mau ke toilet. Pulang gih." usir Sehun.

"Nggak. Aku bakalan tetep nungguin kamu sampe kamu keluar. Kan kita mau pulang bareng."

Yaa, terserah. Aku akan membuatmu menunggu berjam-jam.

Sehun POV end

***

"Duh, kok lama banget sih. Mana anak cowok pada ngeliatin gue lagi." batin Seira.

Posisinya yang berada di depan toilet laki-laki membuatnya jadi bahan omongan gadis-gadis serta tatapan nakal laki-laki dikoridor itu.

"Itu si Seira ngapain coba? Genit banget sih sampe nungguin di toilet cowok gitu. Ewh."

"Hsst, pelan-pelan. Ntar kalo Seira denger bisa mati lo."

"Gue denger woyy! Serah gue mau nunggu dimana juga. Situ rugi emang? Iri bilang!" gertaknya pada kedua gadis yang baru saja lewat didepannya.

"Hai, cantik!" sapa seorang laki-laki yang sudah sangat tak asing lagi bagi gadis itu.

"Kai? Lo sekolah disini juga?"

"Baru tau? Kemana aja? Makanya jangan ngintilin Sehun mulu."

"Kok bisa sih, lo pindah nggak bilang-bilang ke gue?"

"Lo nya aja yang nggak perhatian." kode dari Kai.

Namja ini menyimpan rasa untuk Seira sejak mereka duduk di bangku SMP. Kai sekolah diluar negeri karena perintah ayahnya. Tidak ingin berada jauh dari Seira, akhirnya ia pun memaksa ayahnya agar diizinkan sekolah di negerinya . Dan itu berhasil, tentunya dengan menjanjikan beberapa hal kepada ayahnya.

Tak lama setelah kepindahannya, ia langsung dinobatkan sebagai The Most Wanted Boy of Jayakarta karena ketampanan dan sikap bad boy yang malah membuat para gadis semakin terjerat dalam pesona yang dimiliki oleh laki-laki bernama lengkap Kim Jong In ini.

"Ya udah. Gue balik dulu ya? Nggak bareng gue aja?"

"Enggak. Kapan-kapan deh." Jawab Seira dengan senyum manisnya.

"Ok, see you cantik!"

Sepeninggal Kai, gadis itu menatap pintu toilet. Sudah hampir satu jam ia menunggu, namja itu tidak kunjung keluar. Ia mencoba untuk bertanya pada salah satu namja yang baru saja keluar dari toilet. Mengesampingkan ego nya untuk sementara.

Seira POV

"Eh, sunbae..apa sunbae tadi lihat Sehun di dalam?" tanya Seira pada sunbae yang baru keluar dari toilet.

"Sehun? Gue tadi lihat dia udah keluar lewat pintu belakang toilet. Kenapa?"

Apa? Sehun ninggalin gue disini? Dia nggak tahu apa, gue rela nunggu dia sambil nahan malu jadi bahan omongan anak-anak terus main tinggal gue gitu aja?

Ya udah, gue pun memutuskan untuk pergi nyusul Sehun. Kali aja dia masih di parkiran. Saat gue mau keluar dari lobby, tiba-tiba gue tabrakan sama anak cewek yang gue nggak tau siapa.

"Eh, maaf eonni. Aku beneran nggak sengaja."

Gadis itu minta maaf ke gue. Rasanya gue baru liat nih cewek. Dari name tag nya sih adik kelas, namanya Lee Hyera. Baru tahu.

Malas menanggapi lebih jauh. Nerd.

Gue cek ternyata motornya Sehun udah nggak ada. Issh, dasar nyebelin. Masa gue ditinggalin. Naik apaan coba? Cheonsa pasti udah pulang, dia kan pasti lagi sibuk banget sama acaranya nanti malam. Telepon oppa Jeonmyun aja kali ya?

"Yeoboseyo? Seira, ada apa?"

"Oppa jemput aku ya di sekolah sekarang."

"Ya udah, kamu tunggu sebentar ya. Oppa harus tanda tangani beberapa berkas lagi. Jangan kemana-mana tunggu oppa disitu."

"Ne oppa, cepat ya. See you."

Nah, oppa gue ini lah yang paling bisa gue andelin. Gue punya dua oppa. Dia oppa pertama gue, oppa kedua gue udah meninggal setahun yang lalu karena balapan liar. Ya, gue disini nggak pernah berhenti untuk doain oppa gue itu, Myungsoo Oppa.

Seira POV end

***

LafTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang