Chapter 33

225 38 12
                                    

You came to my dream last night. And it was the most beautiful nightmare.
-Oh Sehun-

Seira bersandar di dada bidang Sehun seakan berharap beban di pundaknya ikut luruh. Waktu seakan berhenti, seolah memberi kesempatan kepada Seira untuk menyadari bahwa hatinya tak akan pernah bisa jauh dari Sehun.

"Sejauh apapun kamu menghindar dariku, kita pasti akan selalu dipertemukan. Rupanya Tuhan ingin kamu selalu ada di sisiku." ucap Sehun.

"Apakah kamu pernah berpikir untuk menyerah atas diriku?" tanya Seira.

"Tidak pernah. Karena keyakinanku sangat kuat hingga mengalahkan keputus-asaanku. Kamu satu-satunya perempuan yang bisa membuatku berani mengambil keputusan sebesar ini. Aku akan menggantikanmu di posisi ini jika kamu memang ingin tetap jadi seorang designer. Dengan izinmu tentunya."

"Tapi, itu sangat sulit Sehun. Appa pasti tidak akan mengizinkan. Beliau ingin aku, garis keturunannya yang meneruskan perusahaan keluarga. Bukan orang lain. Belum lagi, kamu harus meninggalkan jabatan tertinggi mu hanya untuk menggantikan aku jadi General Manager?"

"Aku bisa menghandle dua perusahaan sekaligus kalau begitu. Tak masalah buatku. Apapun jabatannya itu tidak jadi masalah. Toh, jadi GM sepertinya cukup menantang." ucap Sehun sedikit bersemangat.

"Sudahlah. Lagipula, appa tidak mungkin mengizinkan. Mengurus satu perusahaan saja sudah membuatmu stress, apalagi ditambah satu lagi. Aku...aku akan berusaha keras. Jika memang menjadi designer bukanlah karier sejati ku, aku harus bisa menerima."

Kemana perginya Seira yang suka memberontak. Kini yang ada Seira yang penurut.

"Sei, kita bahkan belum mencobanya. Ini demi kamu juga. Kamu mau mimpimu yang kamu bangun dari awal ini jatuh ke tangan orang lain? Apalagi bisnis mu itu sedang maju-majunya sekarang."

"...."

Seira terdiam. Ia sebenarnya juga tak mau hal itu terjadi, namun jika keadaan memaksanya menyerah, ia harus bagaimana?

"Kamu percaya sama aku. Aku yang akan bicara langsung ke appa dan Tuan Kim." ujar Sehun sembari meraih tangan Seira.

"Sehun."

Mata Sehun membola saat dengan tiba-tiba Seira memeluknya. Pelukan yang tak pernah ia duga sama sekali. Ini pertama kalinya Seira berani memulai duluan setelah kepulangannya dari London.

Seira memeluk Sehun karena terharu dengan pengorbanannya. Jauh di lubuk hati Seira, ia bersyukur bisa mencintai dan dicintai oleh laki-laki seperti Sehun. Pria yang menjadi idaman semua wanita.

"Terimakasih." ucap Seira setelah ia melepas pelukan.

Tangan kanan Sehun terulur meraih pipi kiri Seira serta mengusapnya perlahan. Di mata Sehun, Seira sangat menggemaskan sekarang.

***

"Awas saja, aku akan melanjutkan balas dendamku. Kalian tidak akan pernah hidup tenang dan bahagia."

"Sehun itu milikku dan hanya milikku."

***

Sehun berdiri di depan balkon rumahnya. Angin malam meniup surai hitamnya yang lebat.

LafTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang