Chapter 27

314 44 8
                                    

Mencintaiku memang tidak mudah. Apalagi mendapatkan hatiku.

-Kim Seira-

Seira melangkah cepat-cepat ke luar gedung. Mengabaikan orang-orang yang menatapnya dan bertanya-tanya mengapa ia meninggalkan pasangan dansanya bahkan saat lagu masih diputar. Tangannya mengangkat sedikit gaunnya agar bisa berjalan cepat. 

Setelah sampai di bagian sayap kanan gedung, ia mencari tempat yang pas untuk menyendiri. Akhirnya, ia memutuskan untuk menuju ke salah satu sudut yang ada di lorong itu. Dari sini, ia bisa melihat orang-orang, namun orang lain belum tentu bisa melihatnya. Nafasnya memburu bersamaan dengan degup jantungnya yang menggila. 

"Teriak saja. Orang-orang akan semakin memperhatikan kita. Dan aku akan menunjukkan betapa mesranya kita saat ini."

Ia mengingat kembali percakapan kecilnya dengan Sehun tadi. Ia tidak menyangka Sehun akan berani mengatakan kata-kata itu. Oh Sehun yang biasanya tidak mungkin mengatakan itu. Mungkin benar, waktu dapat merubah seseorang.

Dari sudut ini, Seira dapat melihat Sehun yang tengah mencarinya. Ia terus berharap dalam hati semoga Sehun tidak dapat menemukannya. 

Drrt...drrtt....

Seira dapat merasakan ponselnya bergetar dari dalam dompet yang digenggamnya.

"Hallo?"

"Kau dimana sekarang?"

"Ssst! Aku sedang bersembunyi."

"Baiklah, katakan dimana kau bersembunyi sekarang? Aku akan membantumu keluar dari sana."

"Ok-Ok. Berjalanlah ke sayap kanan gedung. Disana kau akan menemukan satu bilik kayu. Aku ada di dalamnya."

"Aku mengerti. Tunggu disana sampai aku datang."

"Cepatlah, Niel. Dia semakin mendekat."

Panggilan terputus. Seira mengamati keadaan di luar dengan cara mengintip melalui lubang-lubang yang ada di bilik kayu tersebut. Tidak ada siapapun di luar.

"Psst!" 

Seira mendengar seseorang memanggilnya.

"Keluarlah pelan-pelan, biar aku yang mengawasi."

Setelah Daniel datang, ia mulai berani untuk keluar. Sepertinya situasinya sudah aman. Di lorong ini hanya ada Seira dan Daniel. 

"Ayo cepat!"

Daniel menggandeng Seira untuk segera meninggalkan tempat tersebut. Matanya awas melihat sekitar. Ia takut Sehun tiba-tiba muncul di hadapannya. Dengan langkah yang semakin cepat, mereka keluar dari pintu belakang.

Namun, belum genap langkah mereka keluar dari pintu, seseorang memanggil namanya.

"Seira!"

Jantung Seira seperti jatuh ke perut saat mendengar suara yang memanggilnya itu. Sontak, mereka berdua pun menghentikan langkah.

Suara langkah kaki orang itu semakin mendekat ke arahnya. Seira tidak berani untuk membalikkan badan. Seiring dengan itu pula, Seira mengeratkan genggaman tangannya pada genggaman tangan Daniel.

Sehun telah berada di hadapan mereka berdua. Seira yang berada tepat di depan Sehun pun bisa merasakan aura dingin yang dipancarkan pria itu.

"Ada yang ingin ku bicarakan denganmu, Seira. Bisa kau ikut aku sebentar?" 

"Aku tidak mau. Menyingkirlah." 

Sehun mendengar penolakan dari Seira. Matanya beralih kepada Daniel yang terkesan melindungi Seira dengan menggenggam tangan Seira. Sungguh, Sehun sangat tidak menyukai hal itu.

LafTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang