Chapter 13

260 39 6
                                    

If you dont want me, dont mess with my feelings.
-Your Mars-

Tak ada yang benar-benar tau isi hati Seira saat ini. Langkahnya yang bertempo sedang serta raut wajah dingin mampu menutupi perasaan yang berkecamuk dalam hatinya.

Meski bel pulang sekolah telah lama berbunyi, tidak berarti sekolah bersih dari siswa. Masih banyak dari mereka yang tetap tinggal di sekolah untuk urusan ekstrakurikuler maupun kerja kelompok.

Seira sangat marah. Namun, ia tak tahu apa yang menjadi objek kemarahannya. Kemarahannya itu telah menutupi jalan yang ia lalui.

Bugh

Bunyi benda jatuh menyadarkan Seira dari kabut amarah. Ia mengalihkan pandangan ke bawah dekat sepatunya. Nampaklah apel bekas gigitan seseorang.

Seira mencoba bersabar dan menahan diri sekuat tenaga atas gangguan itu.

"Annyeong, Seira!"

Seseorang mendekat kearahnya.

"Kok belum pulang? Mau gue anterin?"

"Brisik!"

Seira menendang bekas gigitan apel tersebut kemudian melanjutkan jalannya. Bukannya merasa kesal atau apa, laki-laki tersebut justru menampilkan senyum penuh arti. Seakan-akan tahu apa yang sedang terjadi pada perempuan dihadapannya ini.

Masih dengan gaya angkuh dan dingin khas Seira, laki-laki itu mengikuti kemanapun Seira pergi. Seira bukannya tak tahu, ia hanya memilih untuk tidak peduli. Mood berbicaranya telah lenyap sejak ia keluar dari perpustakaan tadi.

Laki-laki itu dibuat bingung dengan tujuan Seira. Pasalnya, gadis itu berjalan ke arah motornya diparkirkan.

"Lo, mau apa?" Kai bertanya sesampainya mereka didepan motor kesayangannya.

Alih-alih menjawab, Seira justru meraih helm yang tergantung di motor Kai lalu mengenakannya.

"Ini seriusan lo mau dianter pulang? Naik motor gue?" tanya Kai tak percaya. Jika iya, ini adalah kali pertama Seira menaiki motornya. Terakhir kali ia menawarkan hal yang sama kepada Seira langsung ditolaknya mentah-mentah dengan alasan panas, apek, dan sebagainya. Padahal kenyataannya jauh dari itu. Ada perasaan bahagia yang membuncah didalam dada.

"Buru!" ucapnya tak sabar. Saat moodnya kurang baik, jangan sekali-kali mencoba untuk mengajak Seira berbicara atau kau akan disemprot dengan omelan pedasnya.

Sabar Kai, sabar. Mungkin dia lagi PMS. Kalo lagi PMS suka berubah jadi singa. Sabar. Batin Kai dalam hati.

Kai lalu menghidupkan mesin motor kemudian mengenakan helm hitamnya. Ia memang selalu membawa dua buah helm. Seira segera bergerak menaiki motor yang tinggi itu.

"Udah?" tanya Kai memastikan Seira sudah siap.

"Hm." jawab Seira dengan gumaman.

Kai melajukan motornya keluar dari halaman sekolah disertai senyuman yang terkembang di bibir.

***

"Hmm. Gimana tuh? Pergi kan, jadinya?"

Setelah mengatakannya, Kris mengambil langkah untuk menyusul Seira. Belum sampai pintu, Sehun telah mendahuluinya keluar dan mencari Seira. Sontak, hal itu membuat Kris terhenyak. Tak disangka orang yang membuat Seira keluar dari ruangan ini berinisiatif untuk mencari Seira. Apalagi belum lama mereka beradu mulut.

"Hhh...dasar anak muda." helaan nafas keluar dari mulut pria dua puluh tahunan itu.

"Biarkan saja. Kamu bisa lanjut mengerjakan." ucapnya pada satu-satunya orang yang tersisa di ruangan itu selain dirinya.

LafTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang