Chapter 25

329 47 16
                                    

Aku hargai keputusanmu untuk pergi dariku. Namun, suatu hari nanti izinkan aku untuk meraihmu kembali ke dalam pelukanku.
-Oh Sehun-

Seira melangkah cepat-cepat setibanya ia di lantai satu. Banyak orang disana. Akan sangat malu jika ia ketahuan menangis. Orang-orang akan berpikiran macam-macam tentang Seira. Menyedihkan.

Brukk

"Maaf."

Suara yang sudah tidak asing lagi menyapa indra pendengarannya.

Ia pun mengangkat wajahnya untuk melihat siapa yang berbicara.

"Seira? Lo...nangis?"

Seira hanya diam sembari menyembunyikan wajahnya.

Kai yang menyadari situasinya pun mengajak Seira untuk segera masuk ke mobil.

Kai menghela nafas kasar setelah mendudukkan dirinya di depan kemudi dengan Seira disampingnya yang masih terisak.

Pasti karena Sehun lagi. Pikir Kai.

"Udah. Sekarang cerita sama gue kenapa lo bisa nangis kayak gini? Apa perlu gue bikin perhitungan sama tuh cowok brengsek??"

Seira lagi-lagi tak menjawab. Hanya isakan yang keluar dari mulutnya. Isakan itulah yang membuatnya tak mampu mengeluarkan sepatah katapun.

"Biar gue hajar tuh orang!"

Kai yang juga tak mampu mendengar isakan Seira tak kuasa untuk menahan amarahnya.

"JANGAN!"

Belum sempat Kai keluar dari mobil, Seira menarik ujung bajunya, mencegah Kai agar tidak pergi menghampiri Sehun.

"Gue nggak bisa diem aja liat lo disakitin terus kayak gini, Sei!"

"Tapi, gue juga nggak mau Sehun lo apa-apain!"

Kai setengah tak percaya dengan gadis di depannya ini. Ia masih saja melindungi orang yang telah menyakitinya berkali-kali.

"Gue udah nggak habis pikir lagi sama lo." ujar Kai sambil menyandarkan bahunya dan mengacak sedikit surai hitam miliknya kasar.

"Nggak usah mikirin gue. Anterin gue pulang, sekarang."

Setelah menenangkan diri sebentar, Kai pun menginjak pedal gas dan keluar dari halaman parkir rumah sakit.

***

Sesampainya di kamar, Seira masih mengingat kejadian di rumah sakit tadi. Ia mengingat dengan jelas bagaimana Sehun menghina dirinya. Air mata pun kembali menetes di pipi.

Seira POV

Gue udah berusaha buat ngerelain Sehun buat Hyera. Tapi, kenapa gue masih nggak bisa bener-bener ikhlasin Sehun?
Gue nggak mau Sehun jadi milik orang lain. Gue masih mau perjuangin dia. Tapi, gue bisa apa kalo dia bahagianya sama orang lain, bukan sama gue.

Seperti mawar, semakin digenggam maka akan semakin menyakiti. Gue cuma berharap keputusan gue ini nggak salah.

Seira POV End

Drrtt...drrtt...drrtt....

Telepon Seira bergetar, menandakan ada panggilan masuk.

Sebelum mengangkat telepon, ia menenangkan diri dan menghapus air matanya agar Cheonsa tidak tahu Seira baru saja menangis.

"Yeoboseyo."

"Seiraaa!!! Lo kenapa mau pergi nggak bilang-bilang sih???"

"Kenapa juga mesti bilang-bilang?"

LafTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang