Chapter 5

281 41 6
                                    

Melalui kamu, aku belajar. Jika cinta adalah tentang rasa sabar.
-Anonymous-

Seira POV

"Kemana aja sih lo? Lama banget deh." omel Cheonsa setibanya di pintu gedung.

Gue cuma diem. Ngambek. Gue nggak mau ngomong kecuali sama Cheonsa hari ini.

"Udahlah. Yuk, mulai pestanya." Ajak gue ke Cheonsa sambil menuju ke panggung kecil di tengah hall.

Pesta ini mewah dan berkelas. Dekorasinya Cheonsa sendiri yang design. Meskipun di dalam ruangan, tapi tetap ada kesan alaminya dengan banyaknya tumbuhan hijau nan indah diluar yang bisa disaksikan dari dinding kaca transparan.

Seira POV end

Sedangkan, di tempat lain, Sehun kembali bergabung dengan sohibnya.

"Lo apain si Seira?" tanya Chanyeol ke Sehun.

Baekhyun sedang sibuk tebar pesona ke para yeoja teman Cheonsa yang lain.

"Gue ancem dia turun di tengah jalan."

"Apa? Gila ya lo. Cewek kayak Seira mau lo turunin di tengah jalan? Hidup lo bisa nggak tenang kalau cerita ini sampai ke bokap-nyokapnya." Ungkap Chanyeol tak percaya dengan pengakuan sobatnya itu.

"Tau deh. Gue udah males banget ngeladenin cewek kayak dia." Ujarnya sambil memperhatikan Seira di atas panggung sana bersama Cheonsa. Tersenyum lebar, seakan lupa atas apa yang baru saja dialaminya.

"Hmm.."

"Yeol, lo bilang ke Bang Tomi ya. Gue mau keluar dari tim basket sekolah."

"Setelah Sung Jae, lo juga mau keluar? Mentang-mentang kelas 12 gitu ya, terus dijadiin alesan." cibir Chanyeol.

"Bukan gitu, mulai besok kayaknya gue banyak urusan deh. Lebih sibuk dari biasanya. Kan emang harusnya kelas 12 udah break dulu dari kegiatan ekskul."

"Lihat ntar deh. Coba gue omongin ke Bang Tomi besok." ucap Chanyeol pasrah. Toh, sahabatnya yang satu ini tipe keras kepala, nggak ada pilihan lain selain menuruti.

***

Seira POV

"Sei, kantin yuk!"

"Ayo!"

Gue sama Cheonsa berjalan menuju meja paling pojok kantin. Tempat biasa gue sama Cheonsa ngobrol-ngobrol cantik di kantin.

Awalnya gue agak terkejut, ada yang berani nempatin bangku langganan gue ini. Anak Jayakarta juga ngerti kalau ini secara nggak langsung udah jadi basecamp gue. Nggak ada yang berani ngelanggar daerah teritorial gue, kecuali mereka udah bosen hidup. Dan cuma anak-anak khusus yang boleh duduk disini.

"Heh, minggir sana!" gertak gue ke dua orang yang gue yakin adik kelas ini. Huh, duo nerd.

Tapi, tunggu, kayaknya gue kenal salah satu dari mereka.

"Maaf kak, kita akan segera pergi." ucap salah satu dari mereka.

"Bagus, buruan."

"Hyera! Kita bakalan tetap makan dan duduk disini." Ujar satunya lagi. Menahan yeoja yang katanya bernama Hyera itu untuk pergi.

Berani juga nih. Kebetulan tangan gue gatel pengen bully orang. Udah lama banget kayaknya.

"Sorry, lo bilang apa barusan?" ucap gue mulai nantang.

"Sei, udah ah. Diliatin anak-anak tuh." Bisik Cheonsa ke telinga gue.

Gue mengedarkan pandangan ke semua penjuru kantin. Ternyata bener, pandangan mereka terpusat ke gue. Bagus dong. Ini akan jadi semakin seru.

LafTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang