Chapter 28

263 41 13
                                    

Sesampainya di restoran, Sehun membukakan pintu untuknya. Seira menghela nafas berat saat Sehun terus tersenyum kepadanya.

Dengan terpaksa Seira berjalan di samping Sehun.

"Mau pesan apa?" tanya Sehun lagi saat mereka sudah duduk di salah satu meja yang letaknya paling ujung.

"Samain aja, deh." ujar Seira tak mau ambil pusing dengan berbagai macam makanan dalam buku menu yang tersaji di hadapannya.

"Ok."

Sehun mengucapkan pesanannya kepada waiterss dengan lancar. Seperti ia sudah akan memesannya sebelum datang kemari.

Seira mengamati dekorasi restoran yang bergaya Eropa. Mengingatkannya tentang kehidupan perkuliahannya di London. Mengingat hal itu membuat ujung bibirnya sedikit terangkat. Sementara itu, Seira dapat melihat dari ekor matanya bahwa Sehun sedang mengamati dirinya. Hal itu membuat Seira sedikit gugup.

Sebenarnya, tidak banyak yang berubah dari Sehun, menurut pandangan Seira. Ia masih tetap menjadi dingin dan otoriter. Mungkin seiring bertambahnya usia, menjadikan ia pria dewasa yang matang dan berkharisma. Wanita mana yang tidak tergila-gila?

Seira POV

Aku cukup terkejut saat dia bilang dia mencintaiku. Bahkan, aku sempat tidak bisa membedakan yang mana mimpi yang mana nyata. Ia terus meyakinkan diriku akan perasaannya. Yah, seperti yang tengah ia lakukan sekarang. Mengajakku makan siang berdua kemudian menatapku dalam tepat di iris mataku. Ini semua tidak akan mungkin aku dapatkan darinya jika sekarang adalah empat tahun yang lalu.

Tapi, bagaimana kalau dia berbohong?

Aku tidak tahu pemikiran apa saja yang ada di otaknya selama empat tahun aku tidak ada disini. Benarkah waktu selama itu mampu membuatnya mencintaiku?

Aku pernah menjadi perempuan yang paling dibencinya seumur hidup. Perempuan yang paling ia hindari. Semua makian pernah ia lontarkan padaku. Aku yakin, ia juga pernah berharap dalam hati kalau aku harus musnah.

Disaat semua kesakitan yang ia berikan untukku, ia justru menawarkan kebahagiaan untuk perempuan lain. Perempuan yang selalu ia jaga setengah mati, bahkan dari tangan ayahnya sekalipun. Ia berusaha menjadi laki-laki yang akan selalu memeluk erat perempuan yang ia sayangi itu meski ribuan anak panah menghujam tubuhnya. Ia akan rela mati demi perempuan yang katanya ia cintai itu.

Namun, sekarang? Perempuan itu telah menambatkan hatinya pada laki-laki lain. Aku tidak tahu seberapa hancurnya dirimu kala itu, Sehun. Apakah rasanya sama seperti yang pernah ku rasakan? Hanya kau sendiri yang bisa menjawab.

Lalu, setelah perempuan itu pergi, kau memintaku untuk kembali? Untuk apa? Membalaskan luka hatimu?

Aku tidak akan pernah sudi menjadi pelampiasanmu, Sehun. Tidak akan pernah.

Seira POV End

"Kamu nggak suka makanannya?"

Satu pertanyaan dari Sehun membuat Seira kembali tersadar. Ia bahkan belum menyentuh peralatan makannya sedari tadi.

Sebagai jawaban dari pertanyaan Sehun, Seira mulai melahap beef sirloinnya. Enak.

"Suka."

"Apanya?"

Mata Seira beralih dari piring ke wajah Sehun.

"Makanannya. Memangnya apalagi?"

"Ooh." Sehun ber-oh ria sambil menyembunyikan senyumnya.

LafTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang