Chapter 32

249 46 10
                                    

Can this story get 4000 viewers and 500+ votes, please?

"Hyera?"

Sesaat keadaan menjadi sangat canggung. Sebelum akhirnya Seira yang memecah kecanggungan itu.

"Annyeong, Hyera. Kamu apa kabar?"

"Baik, sangat baik. Kalian?" tanya Hyera balik. Ia bertanya seolah tidak ada beban. Tangannya menggamit lengan seorang laki-laki yang Seira yakini adalah suami Hyera.

Seira berharap kecanggungan ini tidak akan membunuhnya. 

"Baik juga." jawab Seira seadanya.

Sungguh, Seira berharap Sehun mau mengatakan sesuatu. Ia melirik Sehun agar dirinya juga ikut berbasa-basi. Namun, pria itu malah bergeming sambil memasukkan tangan kanannya ke dalam saku celana.

"Apa kalian sudah akan pulang?" tanya Hyera lagi.

"Y-yaa...mungkin." Hyera melihat keanehan dalam nada bicara Seira. "Ah, maksudku kami akan berkeliling sebentar kemudian pulang. Tidak lama." ralat Seira.

"Oohh...oiya, kenalkan, dia Kang Hyun Ki, suamiku."

"Annyeong, Kim Seira imnida. Aku kakak kelas Hyera dulu saat masih SMA."

"Kang Hyun Ki imnida."

Mereka berdua berjabat tangan. Seira merasa Hyun Ki menatapnya dengan cara yang berbeda. Itu sedikit membuatnya risih dan...khawatir. Itu seperti tatapan laki-laki yang sering dilihatnya saat ia memasuki sebuah mall atau cafe.

"Ekhem." Suara deheman Sehun membuat Seira mendongak. Ia dapat melihat dengan jelas rahang Sehun yang mengeras dan tangan Sehun yang satunya lagi meremas tangannya. Seolah menunjukkan kalau ia adalah milik Sehun.

Hyun Ki yang melihatnya pun menjadi salah tingkah dan merasa tak enak hati.

"Hmm, sayang sekali, ya. Padahal aku ingin kita pergi bersama karena kebetulan bertemu disini. Kita sudah lama sekali tidak bertemu." ungkap Hyera.

"Iya, mungkin lain kali kita bisa mengagendakan untuk bertemu lagi. Tapi, untuk saat ini, kami tidak bisa berlama-lama."

Seira meneliti penampilan Hyera dari ujung kepala hingga ujung kaki. Seira tersenyum penuh arti. Hyera telah benar-benar merubah penampilannya. Ia pasti melakukan perawatan tubuh dan mengubah gaya berpakaiannya untuk kencannya hari ini. 

Mereka kemudian meutuskan untuk berpisah disana. Seira mengajak Sehun menepi.

"Kenapa diam saja?" tanya Seira karena sejak tadi Sehun hanya diam. Tidak berkata apapun. Apa mungkin karena kehadiran Hyera dan suaminya Sehun jadi diam begini?

Sehun menggeleng. "Ayo cari makan! Aku lapar."

Sehun tidak menjawab pertanyaannya. Apakah Sehun sedang menyembunyikan sesuatu darinya?

***

Sekarang Seira telah berdiri di depan kantor milik ayahnya. Diatas sana tertulis dengan huruf besar dan jelas, Amity Group. Dulu saat dirinya masih berumur sekitar 4-6 tahun, ia sering bermain disini bersama eomma nya. Kenangan itu masih ada. Bahkan tangganya pun masih sama seperti dulu. Ia akan melompat-lompat di tangga masuk itu dengan tangan yang berpegangan erat dengan tangan eomma. Ujung bibirnya sedikit terangkat mengenang masa-masa yang membuatnya merasa menjadi anak paling beruntung di dunia. 

Seira segera tersadar. Ini bukan saatnya mengenang masa lalu. Ia harus segera menemui ayahnya di dalam atau ia akan mendapat lebih banyak masalah.

LafTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang