Chapter 24

323 50 17
                                    

Ditinggalkan itu menyakitkan, tapi bertahan pada suatu hubungan dimana kau sudah tak diinginkan, itu jauh lebih menyakitkan.
-Kim Seira-

Dua hari sebelum keberangkatan Seira ke London, ia menyempatkan diri untuk menjenguk Hyera. Kali ini, dirinya tidak sendirian. Ia ditemani oleh Kai. Laki-laki itu memaksanya untuk ikut. Daripada terus merengek seperti bayi, lebih baik di-iyakan saja oleh Seira. 

Keluarga Seira memang sudah mengetahui tentang kecelakaan ini. Mereka juga ikut bertanggung-jawab sepenuhnya atas pengobatan Hyera.

Sesampainya di tempat parkir rumah sakit, Kai mendadak ditelepon seseorang. Katanya ada berkas yang harus diberikan ke universitas hari ini juga. Dengan penuh pengertian, Seira menyuruh Kai untuk mengurus berkasnya dulu. Awalnya Kai tetap bersikeras menemani Seira, tapi akhirnya mengalah juga karena Seira yang memintanya.

Seira manaiki lift yang akan membawanya ke lantai dimana Hyera dirawat. Sejak terakhir kali Seira ke sini, kondisinya sudah semakin membaik. Beruntungnya, tidak ada kecacatan atau luka serius pada Hyera.

Ting

Pintu lift terbuka dan menampilkan sosok Sehun di hadapannya. Membuat degup jantung Seira jadi tak beraturan. Kemudian, Seira keluar dari lift melewati Sehun.

"Sei, boleh titip Hyera sebentar? Gue mau ke bawah cari makan."

"Eh? I-iya. Aku, eh, gue bakal jagain Hyera."

Sehun memandang Seira dengan pandangan meneliti.

"Oke."

Sehun membiarkan Seira, kemudian ia masuk ke lift yang sama dengan yang dipakai Seira tadi.

Akhir-akhir ini, cara bicara Sehun padanya semakin melembut. Satu hal yang disyukuri juga disayangkan karena sebentar lagi ia akan berada jauh dari laki-laki itu. Dia berubah saat Seira sudah akan pergi.

Seira melanjutkan jalannya ke kamar inap Hyera. Sesampainya di depan pintu, ia membukanya dengan sangat pelan, takut mengganggu waktu istirahat Hyera. Sangat penting bagi Hyera untuk mengistirahatkan tubuhnya.

Sudah tidak ada lagi selang-selang yang mengelilingi tubuhnya. Hanya tinggal satu infus saja yang masih terpasang. Kondisinya memang sudah membaik, namun kata dokter belum sepenuhnya pulih. Ada kalanya Hyera akan mengalami kejang-kejang dalam kondisi tertentu. Tapi, sampai saat ini Hyera belum pernah mengalami kejang-kejang.

Melihat kondisi Hyera yang seperti ini, membuat Seira terenyuh. Bagaimana dulu ia begitu membenci sosoknya. Sampai-sampai membullynya dihadapan semua siswa di sekolah. Karena aksi bullyannya tersebut, seisi sekolah jadi ikut membenci Hyera. Siapapun yang menjadi target bullyan Seira jugalah bullyan semua siswa. Hyera menjalani kehidupannya di sekolah seperti di neraka. Beruntungnya, Sehun masih mau membela dan berdiri disampingnya saat semua orang membencinya tanpa alasan.

"Mianhae, Hyera. Jeongmal mianhae."

Selang beberapa detik setelah Seira mengatakannya, tubuh Hyera berguncang hebat dengan mata membelalak. Kondisi inilah yang disebut dengan kejang-kejang. Seira memeriksa kening Hyera. Demam. Seira kemudian memencet bel yang terletak disamping tempat tidur untuk memanggil dokter.

Tenang, Seira, tenang. Kau tidak boleh panik. Ujar Seira dalam hati.

Ia terus memencet bel berulang kali. Berharap dokter segera datang.

LafTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang