Chapter 18

258 40 1
                                    

Kenapa harus kamu? Yang membuatku jatuh berkali-kali.
-Ong Seungwoo-

Setelah menerima pesan dari Kai, Sehun langsung menuju ke rooftop yang jarang dikunjungi.

Tangannya membuka pintu besi yang berdebu dan berkarat. Sedikit berat tanda bahwa pintu tersebut jarang dibuka.

Ia melangkahkan kakinya ke bangku panjang yang langsung mengarah ke balkon. Disini tidak gersang dan penuh debu. Justru banyak tanaman hias yang ditata rapi berderet di sepanjang dinding. Sepertinya tukang kebun rajin merawat tanaman-tanaman ini setiap hari.

Indra penciumannya mencium bau rokok. Benar saja, laki-laki itu tengah bersandar ditemani sebatang rokok yang ia jepit diantara jarinya.

"Nggak usah kaget liat gue nyebat."

"Langsung aja, lo mau ngomong apa?"

Kai berdiri setelah mematikan rokoknya. Memasukkan kedua tangannya kedalam saku celana dan berjalan menuju pinggir balkon.

"Gue yakin lo udah ketemu sama anak baru itu."

Sehun tak menjawab, ia menunggu Kai menyelesaikan kata-katanya.

"Dia bagian dari masa lalu Seira."

Jadi, ini soal Seira lagi?

"Dia adalah orang yang bikin Seira makin nggak percaya sama cowok. Setau gue, dia itu cinta pertamanya Seira. Pertama kalinya Seira pacaran ya sama dia. Dan dengan bodohnya, dia jadiin Seira sebagai taruhan."

Brakk..

Saking kesalnya, bangku didepan Kai jadi korban tendangan.

"Akan lebih baik kalo dia nggak kembali lagi ke kehidupan Seira kayak sekarang."

"Lo mau gue ngelakuin sesuatu?"

"Jenius. Gue minta lo ngawasin Seira dari Seungwoo. Gue nggak tau rencana apa yang udah dia susun sebelumnya. Yang jelas, lo harus hati-hati dan waspada sama dia. Dia lebih licik dari serigala berbulu domba."

"Kenapa nggak langsung lo aja yang ngawasin Seira? Gue rasa, lo yang paling tau tentang hubungan mereka di masa lalu."

"Nggak bisa. Seira makin benci sama gue kalo Seira sampai tau."

"...."

"Gue akan bantu ngawasin dari jauh."

***

Seira berjalan menuju lokernya. Ia memutuskan untuk menyimpan buku-buku itu di loker agar tak perlu setiap hari membawa barang berat.

Matanya menangkap sepasang sepatu di dekat tempatnya berdiri. Wajah orang tersebut tidak terlihat karena tertutup pintu loker Seira. Setelah mengunci lokernya, ia mengalihkan pandangan ke orang tersebut.

Orang yang paling dihindarinya kini ada di hadapannya. Memberikan senyuman yang sanggup membuat gadis manapun menjerit histeris, tapi tidak dengan Seira.

"Seira, tunggu!"

Tangan Seungwoo menahan Seira.

"Don't touch me!" ucapnya sambil melepaskan diri.

"Sei, aku mau minta maaf. Aku tau aku salah. Saat itu aku nggak bisa berfikir dengan jernih. Dalam bayanganku saat itu semuanya akan baik-baik aja. Tapi, ternyata enggak. Maaf karena telah membuatmu sakit hati. Maafin aku, Sei. Aku tau ini terlambat. Harusnya aku lakuin ini dari dulu. Aku--"

LafTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang