Chapter 21

287 41 11
                                    

Jika bukan kamu, itu namanya bukan cinta.
-Oh Sehun-

*Jangan lupa play media🎶🎶


Rintik-rintik hujan mulai membasahi jalanan ibu kota. Orang-orang mulai berhamburan kesana kemari mencari tempat berteduh. Seira yang baru saja keluar dari gedung sekolah pun ikut mencari tempat bernaung dari hujan yang bukannya reda malah semakin deras. Mata indahnya menelesuri setiap mobil yang berada di parkiran, barangkali sopir pribadinya telah datang untuk menjemput. Nihil, ia tidak menemukan mobil yang dimaksud. Hujan-hujan begini jalanan pasti macet. Mau tidak mau, Seira harus menunggu.

Pimm

Suara klakson motor terdengar nyaring di telinganya. Membuat Seira berjengit.

Penampakan Kai yang mengenakan jas hujan dengan menaiki motor Ninja hitamnya mengundang dahi Seira untuk berkerut.

"Mau pulang bareng nggak?" tanya Kai setelah membuka kaca helm agar suaranya tidak kalah dengan suara hujan.

"Nggak usah. Gue dijemput kok. Bentar lagi juga dateng." jawab Seira beralasan.

"Oh...ya udah. Tapi, yakin mau nungguin? Ini udah mau sore banget, lho."

"Nggak apa-apa. Udah sana, pulang aja." usir Seira.

"Iya-iya. Nanti kalo dah sampe rumah, hubungi gue, ya."

"Idih, siapa elo? Ngatur-ngatur."

"Calon ayah dari anak-anak kita nanti, ahahaha."

"KAI!! Jijik banget sih candaan lo, ewh. Pulang sana! Alergi gue deket-deket sama lo. Nggak banget deh, ewh."

"Bercanda kali, Sei. Eits, tapi kalo beneran ya nggak apa-apa, sih. Wkwk. Bye, cantik! Jangan ngelamunin gue terus." ujar Kai sambil melajukan motornya dibawah derasnya hujan.

"Sakit jiwa, tuh orang." gumam Seira di bibirnya.

Pimm

Suara klakson yang sudah ia hafal terdengar. Mobil tersebut berhenti tepat didepan Seira. Sengaja agar tidak membuat Seira kebasahan air hujan.

Tanpa pikir panjang, begitu mobil tersebut telah berhenti, ia langsung masuk kedalamnya.

"Maaf nona, saya sedikit terlambat. Tadi di jalan sangat macet."

"Hm." jawab Seira hanya dengan gumaman.

Saat mobilnya hendak keluar dari gerbang, ia bersisian dengan sebuah motor yang sangat Seira kenali. Semua kendaraan yang akan keluar dari gerbang tersebut berhenti sebentar untuk menunggu jalan raya didepan sekolah sedikit lengang. Hal itu membuat Seira menjadi sangat mudah mengenali wajah siapa yang berada dibalik kaca helm tersebut.

Itu Sehun yang sedang membonceng Hyera.

Gosip mengenai Sehun yang dekat dengan Hyera ternyata sungguhan. Posisinya yang bersisian membuat Seira lebih jelas mengamati Sehun. Ia berpikir, seharusnya ia yang berada di sana, bukan Hyera. Hatinya terasa nyeri saat mengingat kembali kejadian-kejadian sebelumnya.

Entah matanya yang salah lihat atau apa, tapi tadi ia sempat melihat Sehun melirik ke arah dirinya berada. Cukup lama sebelum motor Sehun mendahuluinya.

***

Tubuh Seira rasanya sangat lemas setelah seharian menempuh ujian. Sebenarnya, tidak bisa dikatakan seharian juga sih. Karena ujian hanya berlangsung selama dua jam dan sisanya dipakai untuk pembahasan dan latihan soal. Tapi tetap saja rasanya sangat melelahkan. Berbaring sejenak di kasur sepertinya ide yang bagus.

LafTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang