Chapter 23

248 48 15
                                    

Aku memang membencimu. Membenci setiap kali kau membuat jantungku berdebar hebat hanya dengan menatap matamu.

-Oh Sehun-

Langit sudah semakin gelap, namun mereka berdua belum kunjung sampai ke perkemahan. Seira masih setia mengekor di belakang Sehun. Hembusan nafas kerap kali keluar dari mulut Seira. Jalan setapak yang terjal membuatnya harus memakai kekuatan ekstra untuk bisa melewatinya tanpa terjatuh, tergelincir, dan sebagainya.

Berkilo-kilo berjalan tanpa istirahat membuat Seira kelelahan. 

"Hah, hah, hah.... Kita istirahat bentar ya, hun. Gue capek banget."

Sehun yang merasa Seira berhenti mengikutinya pun menoleh ke belakang. Didapatinya Seira sedang membungkuk memegangi kedua kakinya. 

"Kalo keseringan istirahat, kapan sampainya?"

"Kita sama sekali belum istirahat sejak lo nemuin gue tadi."

"Ini udah mau malem. Bakal lebih susah ngelanjutin perjalanan kalo gelap." 

"Tapi gue udah nggak kuat lagi."

Sehun berjalan menghampiri Seira dan berjongkok di depan Seira.

"Naik!"

Seira tidak menyangka Sehun akan menawarkan diri untuk menggendongnya.

"Tapi, kan...."

"Ck. Naik ke punggung gue atau gue tinggal aja disini?"

"Iya-iya."

Dengan perasaan ragu, ia naik ke punggung Sehun. Ia hanya memikirkan betapa berat pundak Sehun sekarang karena harus menggendong dua beban sekaligus. Tubuhnya dan tas gendong miliknya.

"Gue berat ya?"

Sehun tak menjawab. Ia dengan tangguh melanjutkan perjalanan kembali ke perkemahan dengan membawa beban dua kali lebih berat.

Jantung Seira sedari tadi tidak mau diajak kompromi. Selalu berdebar keras tiap kali ia bersentuhan dengan Sehun. Timbul pertanyaan dari dalam dirinya. Apakah Sehun bisa merasakan detak jantung yang kian bertalu di dadanya? Kalau begitu, ia harus menyembunyikan detak jantungya. Bisa malu kalau sampai Sehun tahu.

Punggung Sehun sangat nyaman hingga membuat Seira terlelap. 

***

Sementara itu, Cheonsa dan teman-teman yang lain tetap melanjutkan acara dengan perasaan khawatir akan kondisi Seira. Berhasilkah Sehun membawa Seira kembali? 

"Mau gue bantu bawain?" tanya Chanyeol kepada Cheonsa yang kerepotan membawa kayu bakar. 

Rencananya, kayu bakar itu akan digunakan untuk membuat api unggun.

"Hm, makasih." Cheonsa menyerahkan kayu bakar itu kepada Chanyeol untuk dikumpulkan ke tengah-tengah lapangan.

Chanyeol sedari tadi melihat Cheonsa melamun. Ia paham dengan apa yang dipikirkan gadis itu sekarang. Sangat terlihat kalau Cheonsa sangat mengkhawatirkan Seira.

LafTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang