Chapter 14

249 34 4
                                    

Memendam perasaan kecewa, berpura-pura seakan semuanya baik-baik saja, belajar sabar menerima kebohongan, percayalah itu semua sulit.
-via Tumbler-

Mereka tak berhenti sampai disitu. Sehun bergegas mengejar Kai. Tak pelak, aksi kejar-kejaran di jalan raya pun tak bisa dihindari. Saat Sehun sudah sangat dekat dengan Kai, Kai justru semakin memacu motornya membelah jalanan ibu kota. Beruntung tak ada petugas yang sedang mengawasi.

Semakin jauh jarak yang tercipta diantara keduanya membuat Sehun tidak berminat lagi mengejar Kai. Meski keberadaan Kai masih tertangkap mata Sehun.

Tiba-tiba Kai menepikan motornya di sebuah taman kota yang sepi namun rindang karena pepohonan. Bahasa tubuhnya mengatakan kalau ia ingin Sehun berhenti di tempat yang sama dengannya. Sehun sempat heran beberapa saat, namun akhirnya ia menghampiri Kai juga.

Cklek

Sehun mematikan mesin motornya tepat disebelah kiri Honda CBR 250RR milik Kai.

Sehun bersitatap dengan Kai setelah melepas helm hitamnya.

"Busuk!" umpat Kai kepada Sehun.

"Kheh...ngaca sekali-kali." balas Sehun dengan sedikit cengiran di awal.

"Gue nggak mau basa-basi. Lo harus jauhin Seira mulai sekarang."

Sehun sempat kebingungan kenapa laki-laki dihadapannya ini ingin dirinya menjauh dari Seira. Bukannya selama ini mereka memang tidak dekat? Seira saja yang selalu mengejar-ngejar Sehun.

"Maksudnya?"

"Ck, nggak usah sok bego. Seira milik gue. Lo nggak ada pantes-pantesnya sama Seira."

"Kayaknya lo perlu ke rumah sakit habis ini. Lagian, apa gue pernah kelihatan menginginkan Seira? Tanya sama diri lo sendiri kenapa Seira nggak pernah bisa bales perasaan lo. Jangan malah ngancem sana-sini."

"Sama sekali bukan urusan lo. Seira layak dapetin namja yang sempurna. Brengsek kayak lo nggak bakal pantes bersanding sama Seira."

"Siapa sebenernya yang brengsek? Gue atau...." Sehun sengaja menggantungkan kalimatnya.

"Nggak perlu dijawab. Sadar diri dikit, lah. Jangan sok suci. Karena sebenernya lo nggak tahu apa-apa tentang Seira."

Usai mengatakannya, Kai meraih helm putihnya dan mengenakannya dengan cepat.

"Jauhin sebelum gue bawa dia pergi jauh."

Itu kalimat terakhir yang diucapkannya. Meninggalkan Sehun dengan perasaan yang entah mengapa jadi campur aduk begini setelah kata-kata yang dilontarkan Kai tentang Seira barusan. Batinnya menerawang jauh ke awan.

Apa yang gue nggak tahu tentang lo, Sei?

***

Malam menjelang. Suasana di kediaman keluarga Kim sangat sibuk. Mereka sedang mempersiapkan acara penyambutan tuan muda rumah ini. Siapa lagi kalau bukan Kim Junmyeon. Beberapa hari yang lalu, ia pergi ke luar negeri, tepatnya Hongkong untuk urusan bisnis yang baru-baru ini sedang dirintisnya. Proyek bernilai milyaran rupiah ini menjadi proyek besar pertama yang ditanganinya langsung tanpa campur tangan sang appa. Tak heran jika ia sibuk kesana-kemari memastikan semuanya terkendali dan sesuai dengan rencana yang telah disusunnya matang-matang bersama para bawahan.

LafTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang