1

156K 4.1K 7
                                    

bunyi dentuman terdengar saat seorang gadis cantik dengan rambut dark brown yang tergerai indah itu turun dari mobil mewah miliknya. ia, Nadia Aundini dengan pakaian yang selalu modis juga sexy, tengah melangkah dengan percaya diri menuju pintu utama club malam yang selalu menemani dirinya tiap malam.

" tumben maleman, mba? " sapa bodyguard yang selalu menjaga pintu masuk.

yang disapapun hanya tertawa sambil tersenyum sangat manis sekali kepada bodyguard itu.

" duluan ya "

" sip, have fun mba. "

lalu gadis itu kembali melangkah kedalam ruangan yang gemerlap namun mengasyikan itu.

" nadia! " teriak seseorang memanggil namanya saat ia telah berada ditempat utama club itu. setelah mendapatkan seseorang yang memanggilnya, gadis itu berjalan mendekatinya.

" tumben maleman? ketauan bokap ya? " tanya teman gadis itu yang akrab disapa gea.

" gak kok, gua tadi bingung aja mau make dress yang mana. " jawabnya lalu dengan spontan teman satunya yang selalu menjadi leader diantara mereka tertawa keras.

" gila! dress lo itu banyak, nad. tapi lo masih bingung? padahal tiap hari, berapa banyak duit nyokap bokap lo yang lo diabisin? " ledek aurin dan hanya ditanggapi senyuman miring oleh nadia.

" orang kaya bebas, yegak nad? "

" udah dong, guys. masa jadi bahas gue terus. gimana nih udah pada minum atau masih nungguin gue? "

" tuh si aurin sih udah segelas. kalo kita kita nungguin lu aja. " jawab zahra

" okelah, gue kesana dulu deh. berapa botol? " tanya nadia dan teman temannyapun langsung heboh karena mereka tau, jika nadia sudah berkata seperti itu, berarti nadia akan mentraktir mereka bertiga.

" lagi? "

" biasa, nadia kan transferannya berjalan terus. "

" berasa dia lagi jalan sama om om aja. "

setelah gea berkata seperti itu mereka berempat pun meledakkan tawanya. hingga beberapa pengunjung memperhatikan mereka.

" udah guys, jangan ketawa terus. gak malu diliatin banyak orang. "

ucapan aurin membuat ketiga sahabatnya langsung terdiam.

" udah nad, pesen 5 botol aja. " ucap zahra yang sangat tergila gila oleh minuman alkohol.

" gila lo zar! mau mati nanti pas balik? " omel gea dan zahra hanya senyum senyum saja.

" yaudah gua pesenin 3 botol aja ya, kaya biasa? "

" oke "

" iya, bolehlah segitu. "

" sipp "

kemudian nadia langsung bangkit dan berjalan menuju bar yang letaknya tak jauh dari meja yang ia dan ketiga sahabatnya itu.

" sean, pesanan biasa dong. 3 botol ya " ucap nadia saat melihat sean sang bartender, yang sudah sangat dikenal olehnya juga ketiga sahabatnya itupun langsung memesan tanpa memperdulikan seseorang yang kini tengah menatapnya.

" ini, perlu dianter? " tanya sean setelah memberikan 3 botol berisi minuman alkohol itu pada nadia. dengan senyuman, nadiapun hanya menggeleng lalu seanpun paham.

bagi nadia membawa 3 botol saja tidak sulit. lalu ia kembali berjalan menuju ketiga sahabatnya itu. dan tanpa diduga, gea yang selalu dikenal sebagai pengamat pun memperhatikan gerak gerik seorang pria yang selalu memperhatikan nadia yang kini sudah berada didepannya.

" ini dia guys.. "

" cocok banget jadi waitress lu, nad. "

" sial! eh tapi boleh juga tuh. disini kan waitressnya kurang aduhai. so, kalo gue yang kerja disini gimana ya? " ucap nadia dan kemudian ia tertawa sendiri membayangkan ucapannya. lalu ketiga sahabatnya pun ikut tertawa karena mendengar ucapannya itu.

" nad.. " bisik gea saat menarik nadia yang sebelumnya mau kembali ke bar untuk meminta gelas kosong.

" kenapa? jangan bisik bisik ngomongnya, disini itu rame, ge. " ucap nadia sambil teriak karena semakin malam musik akan lebih dikeraskan volumenya.

" biar si zahra aja yang ngambil gelasnya. "
" emang kenapa? kan si nadia yang mau kesana " teriak zahra saat mendengar namanya disebut sebut oleh gea.

" lo liat deh guys. disana ada cowok pake kemeja maroon, dari tadi dia ngeliatin nadia. " jawab gea masih dengan berteriak.

" sejak? " tanya aurin yang terkadang suka nething jika melihat ketiga sahabatnya didekati oleh pria asing. baginya ketiga sahabatnya itu sudah seperti saudari yang harus ia lindungi. karena ia tak ingin ketiga sahabatnya mengalami nasib seperti dirinya. ya, hanya ialah yang sudah tidak mempunyai cap kegadisan lagi. dan aurin tak ingin jika ketiga sahabatnya memiliki nasib yang sama.

" dari nadia mesen kesana. pas nadia balik kesini, mata tuh cowok layaknya ngeliat nadia kaya mangsanya. " jawab gea lalu dengan spontan dan tanpa mereka ketahui, pria yang dari tadi tengah mereka bicarakan sedang berjalan menuju meja yang mereka tempati.

" hey, boleh.. gabung "

*******

hey kalian!
gue punya cerita baru lagi.
hope you guys like it!

see you next chapt

Unplanned PregnancyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang