30

40.2K 1.3K 8
                                    

" aku butuh saran dari kakak. Dan ini mengenai, nadia. " ucapku. Sesaat masih tak ada tanggapan tapi beberapa detik kemudian ia menatapku dengan raut seriusnya.

" kenapa? Kenapa sama nadia? "

Giliran denger nama nadia dia kaya semangat gitu, tapi tadi aja masih pose ngambek. Batinku sedikit kesal karena mengingat akulah adik kandungnya namun kia lebih sayang terhadap nadia.

" semalem rafa ngirim aku SMS dan disana terdapat kalimat jika nadia melarikan diri bukan disini, melainkan daerah lombok. "

Ia mengerutkan alisnya dan sejenak teelihat seperti berfikir " rafa? Rafa Sahabatmu itu? "

" iya. "

" darimana ia tau hal itu? " pertanyaan darinya malah membuatku bingung dan kembali berfikir.

Kia benar, darimana rafa tau jika nadia berada disana? Batinku curiga dan semakin yakin jika rafa membohongiku.

" aku tak tau hanya saja ia memberitahuku seperti itu. Tapi yang aku ingin meminta saran darimu, apakah rafa sengaja berkata seperti itu dan ternyata ia malah berbohong supaya kita tak bisa menemukan nadia? " ucapku padanya namun ternyata yang kudapatkan darinya hanya gelengan kepala juga senyuman miring darinya.

" belajar darimana prinsip seperti itu? Apalagi kamu bilang jika rafa membohongimu. "

" jelas aku berkata seperti itu, karena rafa mantan kekasih nadia. " sepertinya ucapanku salah hingga membuat bibirnya tertutup rapat namun wajahnya menyiratkan wajah kaget.

" benarkah? " pias sekali wajahnya, ia benar benar kaget setelah mendengar berita ini. Akupun menganggukan kepalaku.

" kalau begitu hubungi dia dan bilang pada kita sejujurnya dimana nadia. " bagai kerbau dicocok hidungnya akupun patuh menuruti ucapan kakakku itu.

Kembali kuraih ponselku yang sedari awal tergeletak diatas meja dan mulai kubuka pola ponselku lalu langsung menuju kontak dan mencari nama rafa disana. Setelah ketemu akupun langsung mendengar dering panggilan diponselku. Namun saat sebuah suara telah mengangkatnya tiba tiba ponselku main direbut saja oleh kakakku ini.

GRAB

Ponselku sudah berada ditangannya dan kia langsung berbicara tanpa mau mendengar kalimat protes dariku.

" darimana kau tau jika nadia berada disana?! " kalimat pembuka yang sangat To The Point sekali. Tapi aku tak perduli dan kembali mendengar kalimat yang keluar dari mulut kia.

" kau akan mengikuti kedua sahabat nadia? "

" .... "

" kapan? "

" ..... "

" baiklah, bawa anak buahmu yang lain untuk kesini. "

" untuk apa kakak menyuruh rafa membaw- " ucapan dari mulutku terhenti begitu saja saat tangan mungil kia menutupinya, mau tak mau akupun kembali dia dengan perasaan kesal.

" baiklah, ingat jangan macam macam dengan adik iparku! Paham kamu rafa? "

" bagus! Yasudah kututup. " setelah panggilan itu terputus kulihat wajah kia kini tersenyum lebar kearahku. Tapi aku tak terlalu memperdulikan tentang itu, yang aku fikirkan mengapa kia menyuruh anak buah rafa kesini?

" kenapa kakak malah nyuruh si rafa bawa kacungnya? "

" buat jaga jaga aja! Akhirnya... setelah seminggu lebih aku bisa bertemu adik iparku lagi. " ucapnya lalu bangkit meninggalkanku yang termenung bingung ini.

Unplanned PregnancyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang