4

64K 2.2K 8
                                    

sakit juga pegal itulah yang pertama kali nadia rasakan saat ia bangun dari tidurnya. dengan gerakan perlahan, nadia mencoba mengangkat badannya untuk duduk disisi kepala ranjang.

selimut tebal yang melapisi tubuhnya merosok sedikit dan menampilkan bagian tubuhnya yang sudah tak memakai sehelai benangpun. nadia kaget juga panik, apalagi saat ingin menggerakan kakinya ia memekik kesakitan.

" sssshhh perih " gumamnya lalu ia mencoba menggeser tubuhnya, betapa kaget dan ingin menangis saat diseprai terdapat bercak darah, yang ia yakini itu adalah selaput daranya.

ceklek

nadia mengangkat kepalanya saat mendengar suara pintu seperti sedang dibuka. sesak, itulah yang ia rasa saat melihat wajah eriklah yang ada disana.

" erik.. ini semua? " ucapnya pelan lalu kemudian airmata pun turun deras dari kedua matanya.

erik yang saat itu baru keluar dari kamar mandi langsung mendekat kearah nadia yang sudah menangis histeris.

" kenapa? kenapa harus aku, rik? kenapa? "

" maaf nad, sumpah kita melakukannya kar---- "

" apa ini yang memang kamu mau? berkenalan denganku, memberikanku kesan manis lalu setelah berhasil kamu mendapatiku, kamu menjadikanku boneka tidurmu? " ucap nadia masih dengan terisak.

" bukan sepe---- "

" kamu berhasil! lihatlah, sekarang aku sudah seperti ini. kamu puas mendapatkan apa yang kamu mau? "

kesal juga marah saat ucapannya yang selalu dipotong oleh nadia, erikpun mendekat dan memegang pipi nadia kencang.

" dengar! aku dan kamu sama sama menikmatinya! dan ya, aku memang berhasil mendapatkan apa yang kuinginkan. kau tau, rasanya aku sangat puas. " hanya itulah kata kata yang ada dalam otak erik saat ini. tujuannya hanya 1, membuat nadia diam. dan ya, setelah ia berkata seperti itu nadia diam dan airmata terus mengalir dari kedua matanya.

tanpa mengucap apapun, perlahan nadia bangkit sambil memunguti pakaiannya yang berserakan dilantai. lalu ia memasuki kamar mandi untuk memakai bajunya disana. setelah selesai iapun keluar dan langsung mengambil highheels tanpa memakainya dahulu kemudian ia keluar sambil membanting pintu.

BRAK

" nadia tunggu! " itulah kalimat terakhir dari erik sebelum nadia berlari menuju lift.

berlari dengan tertatih, akhirnya nadia berhasil menghindari erik yang terus mengejarnya sampai akhirnya ia sudah berada dalam taksi yang kebetulan berada disana.

" kemana neng? "

menetralkan suaranya, nadipun menjawab " kemang ya, pak "

" baik neng "

dan setelah supir taksi itupun tak bertanya lagi pada nadia, kini suasana taksi hanya diisi oleh suara lagu didalam radio yang sudah diplay dari awal nadia masuk taksi ini.

2 minggu kemudian

" eh gils, tau gak sih kalian? " ucap gea heboh saat mengingat hari bahagianya kemarin.

" emang ada apaan? paling cowok lo lagi. " jawab zahra malas

" ih, jones mah gitu tuh jawabnya. "

" yee, gue kan udah jawab. masih aja ngehina! "

" udah sih, lo berdua emang ya kalo nyatu, ampun otak gue tuing tuing tau gak? " omel aurin yang melihat kedua sahabatnya selalu ribut dengan masalah sepele.

Unplanned PregnancyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang