22

41.3K 1.6K 45
                                    

Erik POV

setelah liburan bersama nadia, pekerjaan seperti memanggilku dan berusaha membuatku selalu sibuk. Bahkan sekedar untuk menyapa nadiapun, sudah sangat sulit.

Lelah? Sangat. Setelah seharian berkutat dengan laporan dan juga membahas proyek penting dikantor. Tapi sedari itu aku selalu bersyukur saat sudah sampai dirumah rasa lelahku hilang. setiap pulang larut walau terkadang kesal ditinggal tidur, bagiku itu sudah tak masalah untukku karena aku selalu melihat wanitaku tengah tertidur pulas dengan wajahnya polos cantiknya bak malaikat pelindung.

Tak sabar menunggu malaikat kecil kami akan hadir ditengah tengah kehidupan ini. Memikirkan hal itu sudah membuatku tersenyum sendiri.

Seperti malam ini, ia tampak manis hanya memakai daster yang ia pakai saat sedang tidur begini.

Ingin membangunkannya tapi aku tak tega, akhirnya aku hanya melepas pakaianku dan berjalan menuju kamar mandi untuk segera membersihkan tubuhku yang sudah terasa sangat lengket.

Selesai dari itu, akupun langsung merebahkan tubuhku disampingnya lalu membawa tubuhnya dalam rengkuhanku.

" andai menyampaikan rasa cintaku padamu segampang novel yang kamu baca, pasti akan aku lakukan. Tapi maaf aku masih membutuhkan waktu sampai aku yakin, apakah kamu sudah tak mempunyai perasaan terhadap rafa. " gumamku lalu maju dan mencium bibir ranumnya itu.

Dan setelah itu akupun mencoba memejamkan mataku dan kemudian akupun terlelap sambil memeluknya.

_________

Pagi pagi sekali aku terbangun karena dering ponselku mengganggu tidurku dan perlahan melepaskan pelukan nyamanku dari nadia.

Buru buru kuangkat panggilan itu supaya tak mengganggu wanitaku. Kulihat sebentar dan ternyata panggilan itu dari rafa. Dan tak sengaja mataku mengarah pada jam di dinding yang menunjukkan jika saat ini masih jam 4 pagi.

' ada apa dia menelpon diriku pukul 4 pagi?! ' batinku kesal.

" apa?! Kau tak tau ini jam berapa? Mengganggu tidurku saja. "

" hik.. hikk.. rik baw... hik gue pulang hik dong. Gua masih hik mau hik hidup hik. " jawabannya membuatku mendengus kasar. Selalu menyusahkan diriku seperti ini. Menelponku pagi pagi dengan keadaan mabuk dan meminta tolong untuk diantar pulang, bagaimana bisa dulu wanitaku menjalin hubungan dengannya.

" dimana? " tanyaku akhirnya lalu terdengar kekehan disebrang sana.

" hik... tem hik pat... biasa hik. " ucapnya lalu akupun langsung mematikan sambungan tersebut dan segera masuk kedalam kamar mandi hanya sekedar untuk mencuci muka dan menggosok gigiku. Dan masalah mandi aku akan mandi di apartment rafa.

" aku pergi. " ucapku pada nadia yang masih terlelap dan kemudian aku mencium kening juga bibirnya. Setelah itu aku langsung keluar kamar dan pergi meninggalkan rumah.

" rafa kurang ajar! Kapan dia berhenti menyusahkan diriku! " gerutuku marah marah sendiri.

Setelah menghidupkan mesin mobil, aku langsung menancap gas dan pergi keluar dari pelantaran rumah.

_________

Terlihat rafa yang menunduk diparkiran tepat disisi kiri mobilnya. kuyakin ia menahan rasa pusing dikepalanya. Aku dan dia memang mempunyai selera yang sama dalam hal minuman. Tapi setelah menikah dengan nadia, aku menguranginya dan terkadang hanya sekedar menemani rafa mencari One Night Stand.

Kuhentikan mobilku tak jauh dari mobilnya terparkir dan mulai berjalan mendekatinya.

" raf! " panggilku menyadarkannya yang menutup kedua matanya itu.

Unplanned PregnancyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang