( COMPLETE )
saat seorang gadis cantik, yang harus menjadi istri karena sebuah kehamilan yang tak direncanakan demi tak ingin menanggung malu keluarga. kini, nadia aundini harus merasakan seberapa menderitanya ia yang tak dicintai oleh suaminya send...
semenjak hari dimana aku telah sah menikah dengan erik. kini, kehidupan pernikahan yang baru aku rasakan selama seminggu ini berjalan rumit. aku yang selalu merasakan dampak emosi yang erik berikan padaku, entah dengan hal yang biasa bahkan dengan yang parah sekalipun. tapi aku selalu sabar menghadapinya, toh bukannya ini yang kumau? menutupi aib yang telah kulakukan waktu itu.
malam ini aku tengah duduk santai dikursi balkon yang memang kuletakan disini saat pertama kali kami pindah kesini. sambil memandang indahnya taburan bintang dilangit dan ditemani oleh susu putih yang telah kupinta dari bibi.
menurutku, rumah yang hanya mempunyai 2 lantai ini cukup untukku karena yang tinggal disini hanya erik juga aku. ia tak menyewa pekerja yang akan menetap disini, tapi saat jam 10 pagi akan ada seorang pekerja yang bertugas membersihkan rumah ini sampai jam 2 siang dan setelah itu ia akan kembali pulang kerumahnya.
Brak!
kudengar jika pintu kamar ini telah dibenturkan secara kasar oleh seseorang, dan yang pasti aku sudah tau siapa orang itu. erik, ya ia sekarang telah berjalan sempoyongan menuju kasur besar itu. aku hanya menatapnya dari kejauhan, aku takut jika mendekatinya ia hanya akan memanggil diriku---
" jalang! " serunya dan lagi lagi panggilan itu selalu yang kudapati darinya, setiap malam.
" sudah berapa kali aku bilang, jika namaku itu bukan jalang, erik. namaku nadia! " sahutku menahan kekesalan dihati.
" gue gak peduli! sekarang lo sediain air hangat buat gue mandi! " jawabnya dengan gertakan.
lalu, tanpa menjawab ucapannya itu akupun langsung berjalan menuju kamar mandi untuk menyediakan air hangat untuknya. dengan menghidupkan air panas terlebih dahulu, lagi lagi aku memikirkan kejadian yang kualami sebulan yang lalu dan tanpa sengaja pula aku memainkan air panas itu selayaknya air dingin.
" Ouch " teriakku saat merasakan hawa panas yang kudapati ditanganku. entah kenapa aku menjadi sangat ceroboh sekarang.
" ada apa? " ucap erik didepan pintu.
" gapapa, kamu ngapain disitu? aku belum selesai kok. " ucapku sambil menutupi luka merah ditanganku dengan baju yang kugunakan.
" lama banget! udah biar gue aja, punya istri gak becus model lu itu emang nyusahin. " usirnya padaku sambil mengucapkan kalimat kasar yang membuat air mataku ingin sekali turun dari tempatnya.
tanpa menunggu kembali diusir, akupun keluar dari toilet dan setelah itu terdengar pintu yang ditutup sangat kencang.
" baru nikah seumur jagung aja aku udah gak kuat ngadepin sifatnya. tapi kalau aku pisah nanti, gimana nasib anak dirahimku ini. "
" ibu akan berusaha buat kamu, sayang. sebenci apapun ayahmu pada ibu, ibu akan selalu mempertahankan ayahmu disisi ibu. "
_____
saat menangisi nasibku semalam sambil mengelus perut buncitku ini, ternyata aku ketiduran dan entah bagaimana caranya posisi yang kuingat semalam bukannya tidur diranjang melainkan disofa panjang samping lemari pakaian.
" bangun! jangan bengong kaya orang idiot! tau kan tugasnya serang istri itu apa setiap pagi? " bentakan, setiap hari aku harus selalu menelan semua bentakan kasarnya padaku.
" i- iya aku tau. " jawabku pelan.
" yaudah lakuin sekarang! udah tau bukannya dikerjain malah bengong dikamar. "
akupun melangkah pelan, karena aku masih takut jika terburu buru akan terjadi sesuatu dalam kandunganku. dengan perlahan aku memasuki kamar mandi untuk membersihkan tubuhku, tapi lagi lagi ucapan kasar dari erik menghentikan ĺangkahku.
" kenapa? "
" mau ngapain lu? "
" mau mandi dulu, baru aku masakin makanan buat kamu. "
sambil menaruh kembali handuk bersih, aku berjalan keluar dari kamar menuju dapur mungkil ini untuk membuatkan sarapan untukku juga untuk erik.
beberapa menit kemudian masakan sederhana buatanku sudah siap disajikan. berbekal pengalaman yang pernah mamah ajarkan padaku, bersyukur aku bisa memasak makanan untuknya.
sudah selesai kutata kini aku akan memberitahunya jika sarapan untuk hari ini sudah selesai kubuat. tapi saat baru berapa langkah, erik sudah berjalan menuju kesini.
" sarapannya sudah selesai. " ucapku dan dia hanya menganggukkan kepalanya.
sunyi dan diam itu yang aku rasakan dalam sarapan bersama erik hari ini. ini sarapan pertama kali bersamanya, grogi itulah yang aku rasakan. dia hanya menikmati makanan yang kubuat dalam diam, begitupun denganku.
kutatap wajahnya yang kini berada dekat denganku, itupun tanpa sepengetahuannya. aku masih mengingat kenangan saat kita masih dalam kedekatan yang hangat itu. senyuman tulusnya yang ia berikan padaku saat itu.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
" beresin ini semua, gua bakal balik malem. pintu dikunci aja gua bawa kunci cadangan. "
" kamu mau kemana? "
" lu gak perlu tau gua kemana, intinya gua balik malem. "
" oke. " jawabku simple dan setelah itu membiarkan sendiri dan aku memulai merapikan bekas sarapan ini. hingga akhirnya ia mengilang dibalik pintu meninggalkan diriku hingga malam nanti.