5

58.4K 2.2K 5
                                    

disinilah mereka berempat, setelah menempuh perjalanan dari kemang menuju Panthouse besar milik erik. lalu setelah sampai tepat dipintu kamarnya, aurin yang sangat gemas oleh tingkah nadia yang mencoba untuk menghentikan niatnya itu, kini ia telah mengetuk kencang sekali pintu kamar erik.

" diem aja udah disitu. tahan badannya si nadia, ra. " omel aurin saat mendengar ucapan nadia yang tak hentinya menghentikan dirinya itu.

TOK TOK TOK TOK

kaget, itulah yang dirasakan ketiga temannya termasuk nadia sendiri. karena seumur umur mereka bersahabat, tak pernah mendengar ketukan pintu yang sangat kencang dari aurin. mereka bertiga yakin kalau aurin sangat marah kali ini.

" tunggu sebentar "  terdengar sahutan didalam kamar tersebut.

aneh dan bingung, itulah yang nadia rasakan saat mendengar sahutan yang berasal dari dalam kamar itu adalah perempuan.

ceklek

pintupun terbuka dan menampilkan wajah seorang wanita berparas cantik dan juga dewasa.

" maaf, kalian siapa ya? " tanya wanita itu pada mereka dan aurin yang berada didepannya langsung menerobos masuk wanita itu dengan kasar.

" ERIK!! KELUAR LO PENGECUT! KELUAR GAK LO. TANGGUNG JAWAB SAMA APA YANG LO PERBUAT PADA SAHABAT GUE! ERIKKK GUE BILANG KELUAR DARI KAMAR LO DAN JANGAN JADI PENGECUT! " teriak aurin dengan nada yang sangat kencang sekali hingga membuat wanita itu memarahi mereka berempat.

" hey! kenapa kenapa kamu tak sopan sekali menjadi seorang gadis, masuk kerumah orang dan teriak seperti itu. kamu tidak diajarkan sopan santun ya sama orangtuamu. lalu kalian kenapa ada disini dan bawa keluar teman gila kalian dari rumahku. "

gea yang jaraknya tak terlalu jauh dari wanita itupun mendekat " maaf jika kami lancang, apalagi sahabat saya. saya hanya ingin bertemu erik dan mengatakan sesuatu hal yang pernah ia lakukan terhadap sahabat saya ini. " ucapnya lalu menarik nadia kesampingnya.

" memang apa yang adik saya lakukan terhadapnya? " tanyanya

" oh jadi kamu itu kakaknya erik, pantas mirip. " ucap zahra yang sebelumnya hanya diam menyaksikan pertunjukan didepannya.

" OYY PENGECUT KELUAR BISA GAK SIH! LO LAKI CUMA BISA JAGO MASUKIN DOANG, TERUS PAS UDAH ADA BIBITNYA LO NGEHINDAR. MESTINYA ANU LO ITU DIPOTONG AJA BIAR ABIS SEKALIAN. " lagi lagi aurin teriak tapi kali ini teriakannya malah membuat ketiga sahabatnya menahan malu.

" uweekk uweekk " tiba tiba nadia merasakan perutnya kembali mual.

" nad lo gapapa? " tanya gea

nadia menggeleng tanda dia kenapa kenapa " maaf kak, boleh tau dimana toilet? aku benar benar ingin mengeluarkannya. "

zaskia yang tak mengerti dengan nadiapun hanya sekedar menunjukan dimana toilet itu berada. hingga akhirnya nadia berlari secepat mungkin menuju toilet yang telah ditunjukan itu bersama zahra.

__________

" jadi erik tidak ada disini, kak? "

zaskia menggeleng lalu tersenyum " iya, anak itu sudah seminggu tak kembali kesini. memang kalau saya boleh tau ada masalah apa kalian dengan anak itu? "

" tch! anak itu lari karena takut kalau hal ini akan terjadi. "

" hal apa? takut karena apa? "

" nadia telah dihamil dengan adikmu itu. " jawab zahra

" apa?! tidak, adikku itu memang nakal dan aku tau kelakuannya tiap malam di club malam manapun. tapi ia pasti tak mungkin melakukan hal itu. "

" jika kala itu erik memang tak sadarkan diri dan terpengaruh oleh minuman yang sedang ia minum, kenapa tidak? lagipula kami hanya ingin bertanggung jawab atas apa yang telah ia lakukan. " ucap aurin terhadap zaskia.

" a- aku tak tau harus berkata apa. aku masih tak percaya dengan apa yang telah ia lakukan padamu, nadia. lalu berapa usia kandunganmu itu? " tanyanya kepada nadia.

" aku tak tau, karena aku belum memperiksanya lebih dalan kebidan. aku tau diriku hamil itu karena test kehamilan yang kubeli, karena belakangan ini aku mereka badanku aneh. akhirnya aku memeriksanya dan aku tak percaya saat itu jika diriku tengah berbadan dua. " ceritanya lalu iapun melanjutkannya.

" saat itu aku tak tau harus bercerita pada siapa, bahkan pada kalian berempatpun rasanya tak ada keberanian sama sekali. aku takut jika keadaanku yang semakin buruk saat mual itu telah diketahui kedua orantuaku. hingga kini walaupun kalian sudah pada tau, aku masih merasakan ketakutan. apalagi jika erik tak bertanggung jawab, aku harus berbuat apa jika nanti perutku akan terlihat semakin besar. "

zaskia datang dan berhadapan dengan nadia yang tengah nangis sesenggukan didepannya. lalu dengan perlahan zaskia menarik nadia kepelukannya dan berkata sesuatu yang membuat nadia merasa jika semua kesedihannya akan berakhir sebentar lagi.

" tenangkan dirimu, sayang. kakak akan membantumu. kakak akan bilang terhadap kedua orangtuaku tentang apa yang adikku lakukan padamu dan segera melamarmu. kakak janji padamu. "

Unplanned PregnancyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang