12

47.5K 1.9K 19
                                    

Erik POV

khawatir? sangat, tapi aku terlalu malu untuk mengungkapkannya. sejak ia terbangun akan mimpi buruk yang datang padanya tadi, aku menjadi khawatir apalagi peluh keringat telah membanjiri wajah manisnya itu.

' aku memang terlalu bodoh melakukan sikap kasarku ini padamu. '

kulihat jika nadia kembali tertidur karena terdengar dengkuran halus yang keluar dari mulutnya. lalu aku kembali membaringkan tubuhku tapi sebelum itu aku mendekati tubuhnya dan mengecup kening dan juga bibir tipisnya itu.

" mimpi indah, Dear. " ucapku pelan lalu setelah itu akupun tertidur dengan memeluk tubuhnya.

________

pagi pagi sekali aku terbangun hanya untuk melepaskan pelukanku dan setelah itu aku kembali memejamkan mataku. baru mencoba memejamkan mata kudengan langkah pelan yang turun dari ranjang. kulihat dari tatapanku jika nadia tengah berjalan menuju toilet dan setelah itu ia keluar dari dalam sana sudag memakai baju bersih dan kemudian dia keluar dari kamar.

" aku merindukan kehangatan darinya, tapi amarah ini selalu datang padanya. " gumamku lalu aku bangkir dari tidur dan segera masuk ketoilet untuk membersihkan diri disana.

setelah selesai akupun langsung memakai kemeja untuk pergi ke kantor hari ini. lalu aku keluar dari kamar dan mencium aroma wangi masakan yang sangat lezat.

" menu apa yang ia buatkan pagi hari ini? " batinku bertanya tanya. lalu aku berjalan menuju dapur dan sebelum itu aku melihatnya tengah merapikan ruang tengah. lalu akupun memberikannya sebuah deheman hingga ia memperhatikanku dari atas kebawah.

' kenapa? apa ada yang salah dariku. '

" kenapa bengong, gak ngerti deheman dari gue? " ucapku dingin dan entahlah aku kesal saat ia memberikan tatapan itu padaku.

" a- aku gak tau maksud deheman kamu kenapa. kalau kamu mikir aku belum buat sarapan, aku sudah buatkan kamu sarapan. jadi kamu tak perlu mengeluarkan emosimu untuk memarahiku lagi. " untuk pertama kalinya ia membalas ucapanku seperti itu dan aku tambah sangat marah.

" ck! lo itu istri gue dan buat apa gue punya istri tapi gue sarapan sendirian. sekolah tinggi tinggi tapi gak punya pikiran. " ucapku lagi lagi lepas control. ada apa sih denganku.

kulihat matanya dan disana terdapat kilatan marah. lalu dengan wajah marahnya yang terlihat lucu itu, ia berjalan mendekatiku sambil memandang diriku penuh emosi.

" kamu boleh menjelekkan diriku, terserah. tapi jika pendidikanku kamu jelekkan, apa kamu merasa jika dirimu itu sudah hebat, heum. bebas kamu mau mengataiku apapun. tapi soal pendidikan maaf aku tak serendah apa yang kamu ucapkan. oh ya, maaf aku gak bisa sarapan denganmu. aku ada urusan dengan sahabatku. " ucapnya emosi dan hal itu sangan manis untukku. tapi seketika aku mengingat ucapannya jika ia akan keluar lagi bersama ketiga sahabat 'barbar nya' itu.

" hey, apa maksudnya! " ucapku sambil menangkan lengannya untuk menghentikan langkahnya.

" lepas! " gertaknya sambil mencoba melepaskan genggamanku.

dengan wajah yang dibuat sedih akupun menatapnya memohon. " oke oke maaf jika aku menjelekkan pendidikanmu. tapi apa salah jika aku ingin ditemani sarapan? "

" baiklah. " jawabnya final dan hal itu membuatku melepaskan genggaman pada lengannya.

lalu aku berjalan mendahuluinya dan ia mengikutiku dibelakang. kemudian aku duduk dan nadia menyendokkan nasi goreng buatannya itu padaku. begitupun kepiringnya dan setelah ia ingin duduk tiba tiba saja pintu rumah terbuka dan sebuah wajah tak asing lagi buatku memberikan sebuah senyumannya pada kami.

Unplanned PregnancyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang