11

49.9K 1.8K 10
                                    

bagaimana bisa erik kenal dengan rafa? darimana ia bisa mengenalnya, dan apa apaan ini sekarang ia tengah duduk diantara kami dan menyunggingkan senyumannya pada erik dan juga senyuman hangatnya itu padaku.

" k- kamu kenapa bisa? " ucapku terbata tak menyangka bisa seperti ini.

mengapa mimpi itu seakan dibuat nyata dan membuatku takut.

" aku mengundangnya untuk berangkat ke kantor bersama karena mobil yang ia pakai kemarin tak sengaja kutabrak, sekalian mengajaknya sarapan bersama. apa kamu keberatan, dear? " jawab erik santai dan kembali mengunyah nasi goreng buatanku itu.

" kau memang terbaik, sahabat lama. "

' apa katanya? sahabat lama. mereka berdua ber- bersahabat. sejak kapan? '

kulihat jika rafa memperhatikanku lebih intens, apa maksudnya memberikanku tatapan seperti itu.

" yaudah, silahkan dimakan nasi goreng seadanya ini

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


" yaudah, silahkan dimakan nasi goreng seadanya ini. " ucapku pelan mencoba menetralkan perasaan aneh ini.

" terimakasih Mrs. Wiguna " jawab rafa lembut.

" dimakan bro, maaf kalo cuma ada ini aja. "

" gak apa apa, lagipula enak kok. masih terasa sama seperti dulu. " sangat jelas gumamannya itu walau terdengar pelan aku sangat jelas mendengarnya.

nasi dipiringku belum habis tapi perutku mendadak terasa mual saat mendengar gumamam rafa itu. kemudian akupun bangkit dan membawa piring itu kedapur .

" kau mau kemana? " tanya erik saat ia melihatku bangkit. " kenapa tak kau habiskan sarapanmu? " lanjutnya

" mendadak perutku mual, jika diteruskan aku takut muntah disini. " jawabku sambil meraba perut buncitku.

" easy, dude. wanita yang sedang hamil terkadang memang seperti itu. mual disaat kapanpun akan datang bukan disengaja, memang itu pengaruh dari si janin. dan kau sebagai suami sebaiknya kau pahami itu. "

' darimana ia bisa tau tentang hal itu? apa rafa sudah menikah dan istrinya sedang mengandung. ' batinku

" oke. "

" tch! jawaban apa itu. aku memberitahu panjang lebar dan kau hanya menjawab 3 huruf saja! "

" sudahlah sebaiknya kita berangkat sekarang, aku tak ingin telat ngantor. " ucap erik tergesa dan ia bangkit lalu berjalan mendekatiku.

cup

kurasakan keningku basah dan hal itu membuat badanku kaku. untuk pertama kalinya aku merasakan kehangatan ini setelah menikah dengannya.

" aku berangkat, hati hati dirumah. " ucap erik setelah melepas ciuman dikeningku. lalu erikpun berjalan meninggalkan dapur.

lalu kulihat rafa juga bangkit dan memberikan senyuman manisnya yang pernah kurasakan dulu, sebelum sebuah penderitaan menghampiriku. " terimakasih Mrs. Wiguna untuk sarapan sederhana ini. " ucapnya lalu ia berjalan menyusul erik yang sudah meninggalkan dirinya.

" fyuhh, mungkin aku hanya terlalu takut hingga akhirnya aku memikirkan hal yang enggak enggak kepada rafa. " ucapku pelan lalu setelah mereka tak terlihat, akupun langsung membereskan piring kotor untuk kucuci dan setelah itu aku akan kembali kekamar untuk merapikan tempat tidur.

________

jam sudah menunjukkan pukul 20.25 dan entah kenapa erik belum juga pulang kerumah. apakah ia lembur hingga belum terlihat dirinya hingga kini.

atau ia sedang menikmati tubuh lajang lain bersama rafa di club sampai lupa waktu pulang.

" apa apaan pikiran bodohku ini! kenapa harus itu yang terbesit diotakku. "

" tapi.. tapi kalo memang benar bagaimana? ah tidak tidak erik pasti memang benar sedang lembur disana. "

Tettt Teeettt

aku yang terlalu kalut membayangkan erik macam macam akhirnya tersadar saat mendengar suara bel.

" tunggu "

kubuka pintu rumah dan mendapatkan erik dengan wajah segar dan tak terlihat jika ia habis pergi ke tempat sialan itu.

" mau sampai kapan lu berdiri disitu? minggir! "

' apa apaan ini! kenapa ia kembali kasar padaku? oh ya, tadi pagi ia berlaku lembut karena ada rafa, bukan? nadia mestinya kamu sadar diri. mana mungkin erik berlaku lembut padamu selamanya. bahkan kau sudah menghawatirkan dirinya. '

" maaf. "hanya itu yang bisa keluar dari mulutku dan kemudian erik masuk kedalam tanpa mengeluarkan kata apapun lagi dari mulut pedasnya itu.

lalu akupun mengikutinya kedalam setelah mengunci pintu depan. aku kembali duduk disofa sambil menonton tayangan tv yang kutunda selama memikirkan erik tadi.

" gua mau makan! " ucap erik tiba tiba dan sejak kapan ia ada disebelahku.

" se- sejak kapan kau disini? " tanyaku heran.

" gua gak butuh pertanyaan lu! gua cuma mau makan. sekarang ambilin gua makan! " jawabnya dengan kasar padaku.

" aku itu istri kamu bukan pembantu kamu. " ucapku gerah karena selalu dijadikan bahan untuk dimarahinya.

" aku bingung sama kamu. salah aku padamu apa erik? kamu gak menginginkan aku? tapi disini apa kamu mikir gimana perasaan aku? enggak kan. yang kamu tau aku salah salah dimata kamu. dan sekarang aku tanya sama kamu, apa ini salah aku? apa aku hamil karena keseluruhannya itu salah aku? jika kamu memang tak menginginkan aku, tak apa aku hanya ingin kamu tetap disini demi dia " ucapku sambil menunjuk perutku " anak kita " lanjutku lagi dan saat itu juga aku bangkit dan berjalan meninggalkannya yang termenung disana.

BRAK

pintuku tutup dengan kencang, entahlah aku merasa beban yang selama ini kupendam akhirnya terlontar juga untuknya. aku marah aku kesal tapi aku tak bisa apa apa, mungkin aku hanya bisa melampiaskan emosi ini dan mengeluarkan uneg unegku padanya.

masih ada emosi yang menyelimuti hatiku, akupun membaringkan tubuhku dan mencoba untuk tidur. aku terlalu lelah menghadapi ini semua. entah sampai kapan aku akan berakhir dengan kalimat menyakitkan darinya. hanya Tuhan yang tau kapan waktu terbaik untukku. akankah aku tetap bersama dengannya atau pengorbananku akan selesai dengan meninggalkannya, akupun tak tau.

*******

Unplanned PregnancyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang