31

38.1K 1.5K 16
                                    

Setelah menemukan alamat sesuai yang Gea kirimkan pada erik, kini adik kakak itu sudah berada disana namun bukan berarti erik dan juga kia bisa mudah mendapatkan dimana tepat letaknya rumah kosan tersebut.

Saat berjalan sambil melihat kanan dan kiri yang mungkin dapat mereka lihat tampilan seperti kosan, tiba tiba langkah erik terhenti karena gadis kecil tengah menabrak perutnya. Tidak sakit, namun cukup membuat erik tersentak kaget bahkan mundur perlahan.

" sshhh " ringis gadis kecil tersebut sambil meraba keningnya.

Kia berlutut sambil menatapnya " kamu gapapa? " tanya Kia khawatir takut gadis kecil itu kesakitan, karena kia tau jika perut milik erik sangat keras. Ia sendiri pernah merasakan rasa keras itu saat memukul perut adiknya. Dan ya, ia merasakan tangannya berdenyut sampai 3jam.

Gadis kecil tersebut menghentikan tangannya yang sedang mengusap kepalanya lalu menatap kia. " aku gapapa kok kak, maaf lagi lagi aku selalu ceroboh. "

Kia tersenyum lalu mengelus rambut gadis itu pelan. " jadi kamu selalu ceroboh, ya? "

Gadis kecil itu menunjukkan cengirannya namun sekian detik ia menggangguk membenarkan.

" waktu itu aku jatuh sampai membuat kakiku berdarah, bahkan lukanya masih ada. " ucapnya sambil menunjukkan luka itu pada kia. Erik? Ia hanya menatap kakaknya dan juga gadis kecil itu. Ia tak ingin mengganggu kakaknya yang memang sudah sangat dikenal jika kia itu pecinta anak kecil. Bukan pedofil hanya saja kia sangat sayang dengan anak kecil.

" ini anak bocah kalau diculik gampang banget kayanya, udah percaya aja cerita ke kia. " batin Erik berfikir.

" tapi untungnya ada kak Nadia yang nolongin Salsa, jadi pas sasya jatuh kak Nadia yang bawa salsa pulang. Malah kak Nadia mau gendong sasya, tapi salsa nolak karena kak Nadia lagi hamil. " ucapan gadis kecil itu berhasil membuat erik dan juga kia saling bertatapan lalu dengan gerakan cepat, erik ikutan berlutut sambil menatap gadis kecil yang ia sebut dirinya bernama salsa itu.

" oh ya? Ah, iya kita kenalan dulu ya. Kakak yang itu namanya kak Kia dia kakak aku. Sedangkan aku namanya Erik. "

" aku Salsa. " jawab Salsa sambil menyambut uluran tangan Erik.

" nah sekarang kakak mau tanya. kamu rumahnya kak Nadia, sayang? " tanya erik lembut. Mudah saja sekarang jika ingin membuat erik terlihat kalem, tinggal sebut nama Nadia itu sudah lebih dari cukup.

" salsa gak terlalu tau, kak. Tapi waktu salsa jatuh kayanya rumah kak Nadia gak jauh deh. Mau salsa tunjukin dimana salsa jatuh waktu itu? " tanya Salsa dan Erik langsung mengiyakan ajakan tersebut.

Dengan semangat ia berjalan lebih dahulu bersama Salsa meninggalkan Kia yang kini hanya menggelengkan kepala melihat tingkah adik satu satunya itu. Merekapun berjalan dan akhirnya mata Kia menatap jelas alamat yang diberikan oleh Gea dipesan yang ia kirim ke Erik.

" itu kosannya. " semangat Kia saat ia melihat alamat yang memang benar seperti yang dikirimkan

Erikpun ikut menatap kosan yang ditunjuk oleh Kia dan merekapun kini melangkahkan kakinya kesana termasuk Salsa.

" kakak emangnya siapa? Kenapa kenal kak Nadia? " tanya Salsa disela perlajanan.

" kak Nadia itu istri kakak. " jawab Erik dan kemudian diangguki Salsa.

Lalu obrolan itu terhenti saat melihat Zahra keluar dari salah satu pintu kamar kosan tersebut dengan membawa koper ditangannya. Kemudian Erikpun berlari mendekati Zahra dan hal itu membuat Zahra mundur karena kaget.

" Erik! " panggilnya saat melihat erik berada didepannya.

" iya ini gue, dimana Nadia? " tanya Erik tak sabar.

Unplanned PregnancyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang