19

40.4K 1.3K 16
                                    

Setelah mereka selesai berkunjung kerumah orangtua erik, kami berduapun kembali kerumah dengan wajah lelah namun diselingi sedikit senyuman.

" kamu langsung ke kamar aja, barang barang ini biar aku aja yang rapihin. " ucap erik sambil mengambil tas kecil yang sedang kupegang berisikan pakaian kotor. Kemudian ia melangkah mendahuluiku menuju ruang cuci dibelakang.

Aku yang sejujurnya memang lelah akhirnya masuk kedalam kamar mandi dengan langkah gontai. Kubuka pintu kamarku juga erik, lalu melangkah kedalam sambil mencium perlahan aroma kamar ini. Sedikit merindu, padahal cuma ditinggal sehari semalam.

" kamu mau mandi? " ucap erik tiba tiba yang sudah bersender pada daun pintu kamar.

Aku berjengit kaget setiap ia berucap dengan tiba tiba, ditambah suaranya yang besar itu. Ia berjalan mendekatiku yang sedang duduk diranjang sambil menatapnya gugup.

' erik jangan tatap aku kaya gitu. ' batinku sambil meremas seprai.

" mandi sana, habis mandi langsung tidur. Aku gak mau dituduh sebagai suami yang kurang perhatian terhadap istri. " ucapnya dingin tapi sejurus kemudian ia tersenyum sambil mengelus pucuk kepalaku lembut.

" aku keluar dulu. " ucapnya lalu berbalik dan berjalan meninggalkanku. Dan setelah itu pintu kembali ia tutup membuatku menghela nafas perlahan.

" erik sebenarnya kamu itu sayang sama aku secara tulus atau karena ingin bertanggung jawab semata? Terkadang kamu bersikap dingin lalu beberapa detik kemudian kamu berubah manis. Sampai kapan? " gumamku dengan mata yang sudah berkaca kaca.

Lalu setelah merasa semua ini percuma jika aku terus memikirkannya, akhirnya aku bangkit dan berjalan menuju lemari pakaian dan mengambil baju tidur dan juga dalamannya, serta mengambil handuk bersih.

Berjalan menuju kamar mandi, setelah berada didalam akupun melepaskan pakaian yang melekat ditubuhku. Merasakan dinginnya pancuran air yang mengalir dari kepalaku hingga tak sadar jika aku menangis tersedu.

" andai waktu bisa kembali, aku tak ingin mengenal lebih jauh dengan erik. Tapi semuanya tak mengubah apapun, karena aku sudah terikat secara sah menjadi istrinya. " ucapku diantara suara tangisan dan juga suara gemericik air.

___________

Setengah jam berlalu, jam dinding kamarpun sudah menunjukan pukul 23.35 tetapi mataku sangat susah terpejam. Merasa ada yang hilang tapi aku tak tau apa. Tapi saat tersadar aku baru paham jika bayiku membutuhkan papanya sekarang.

Lalu aku bangkit dari rebahanku dan berjalan keluar kamar menuju ruang santai. Disana terdapat erik yang sangat fokus menatap layar sedang itu yang menampilkan siaran bola.

Akupun berjalan mendekatinya hingga akhirnya ia sadar setelah merasa jika disofa yang ia duduki berasa seperti ada orang lain.

" kenapa? Mimpi buruk lagi? " tanyanya dan melepas pandangan fokusnya itu kearahku.

" aku gak bisa tidur. " jawabku jujur tanpa menatapnya. Kini akulah yang fokus menatap siaran ditelevisi tersebut.

" kenapa gak bisa tidur? Bukannya kamu lelah? " tanyanya lagi dan aku hanya menghendikkan bahuku.

Tapi kemudian aku menatapnya saat ia juga masih menatapku. " aku gak tau kenapa aku gak bisa tidur, padahal disisi lain aku lelah. Tapi seperti ada yang merindukan dirimu. " ucapku sambil menunduk dan meraba perutku ini.

" maksudmu? Dede mau dijenguk? " tanya erik. Aku yang tak mengerti maksudnya akhirnya menatap kembali wajahnya yang kini sudah tercetak jelas wajah menggodanya.

Aku hanya mengerutkan alisku bingung. Apa ada yang salah dari ucapanku sampai ia menunjukan wajah menggodanya itu.

" aku gak ngerti ucapanmu itu, erik. Apa maksudmu? " tanyaku dengan wajah polos.

Unplanned PregnancyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang