17

42.3K 1.5K 13
                                    

cuaca yang dihiasi oleh air hujan juga petir membuatku terbangun dari tidurku. mencoba mengerjapkan mata hingga pandangan yang semula kabur akhirnya tampak jelas. disisi kiriku terdapat erik yang memeluk tubuhku dan posisi tangannya pun tak berubah, masih berada diatas perutku.

dengan pelan dan tak ingin mengganggu tidur nyenyaknya, aku melepaskan diri dari pelukannya itu. sempat sulit karena pelukan erik ini sangat erat dibahuku, tapi akhirnya akupun bisa terlepas darinya.

mulai melangkah dan memakai sweater tebal yang sempat kubawa, aku kembali duduk dikasur sambil memperhatikan hujan yang terlihat deras di luar sana.

" semoga besok pagi hujannya sudah berhenti " gumamku

krukkk

bukan, itu bukan suara dari perutku. lalu aku melihat kebelakang dan terkaget jika erik sudah duduk dengan mata yang menatapku diam.

" se-sejak kapan kamu bangun? terus i-itu suara perutmu, kamu lapar? " ucapku tergagap. sering banget bikin kaget orang.

" ya, aku lapar. kamu lapar gak? " tanyanya dan aku hanya mengangguk.

lalu ia bangkit dan mengambil telpon yang menggantung disisi tembok sebelah lemari pakaian.

" kamu mau apa? " tanyaku melihatnya yang sedang menggenggam telpon itu.

" menelpon pemilik villa ini, bukannya saat kita Booking dia bilang jika kita mendapatkan makan pagi siang malam? " ucapnya menjelaskan padaku.

" oh " jawabku lalu mengangguk. lalu aku berjalan menuju nakas untuk melihat jam diponselku.

pukul 23.15 yang tertampang diponselku, aku ragu jika pemilik villa ini akan menyediakan makan hampir tengah malah untuk kami berdua. tapi kuakui jika perutku dan juga bayiku menginginkan makanan.

" tunggu 10 menit, gapapa kan? " ucapnya saat sudah kembali duduk dikasur.

aku mengalihkan pandanganku dari ponsel dan menatapnya " tak apa, aku masih bisa menahannya. "

" baguslah. " jawabnya lalu ia merogoh ponsel yang terdapat disaku Boxernya dan kemudian iapun mengotak ngatik ponselnya itu.

tring

ponselku mendapat notifikasi pesan dari nomor yang tadi siang mengirimiku pesan.

" baru ia balas? " batinku

lalu akupun membuka pesan dari nomor tak dikenal itu. sempat tertegun kesal dan juga bingung.

+6281200219900

penasaran he'um? aku iri dengan erik, nagaimana bisa ia membawamu tanpa mengajakku.

" dia siapa sih? " gumamku

" dia siapa maksudmu? " kerutan dahi dan juga jantung yang berdebar datang secara bersamaan. suara erik yang terdengar sangat dekat dengan telingaku berhasil membuat kulit dipunggungku juga dikedua tanganky meremang.

dan benar saja, saat pandanganku mengarah padanya posisinya sudah sangat dekat sekali denganku.

" ka- kamu ngapain? "

" memang kenapa? aku hanya ingin tau kamu sedang apa dengan ponselmu itu, sampai tak menyahuti panggilanku. " ucapnya lalu melihat kearah ponselku yang masih menampilkan pesan tak kukenal ini.

" itu kan nomor rafa, oh ternyata sibuk dengannya. " ucapnya yang tiba tiba berubah dingin kembali.

" rafa? jadi ini nomornya dia. " gumamku pelan dan kemudian terdengar decihan dari erik.

Unplanned PregnancyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang