36

49.7K 1.2K 7
                                    

1 Tahun Kemudian

Semua keluarga besar berkumpul dirumah Erik yang sudah 2bulan ini pindah kesini, karena hari ini bertepatan dengan Ulang Tahun putri kecilnya Kaeela Valzadini Wiguna yang hari ini berumur 1 Tahun. Awalnya saat perpindahan rumah ini Nadia ragu karena memang dirinya sudah nyaman tinggal dirumah sebelumnya, namun saat Erik memberitahu alasan apa yang membuat dirinya ingin pindah rumah dan saat itu juga Nadia paham.

******

" pokoknya sesuai sama permintaan gue kan,raf? " tanya Erik saat menerima telfon dari seseorang dan orang itu adalah Rafa.

Nadia sendiri sedang memberi sarapan bubur tim untuk putri kecilnya itu, tanpa perduli omongan Erik ditelpon dengan Rafa yang kini statusnya sudah tak sendiri lagi.

Sebelumnya Nadia tak yakin dan berfikir, akankah mantan kekasihnya itu benar benar akan serius dengan gadis lain. Namun semua keraguan dibenak Nadia seketika lenyap saat Rafa mengundang Erik dan dirinya untuk menghadiri pesta pertunangannya dengan gadis yang sudah bisa membuat fikirannya terbuka.

" oke, minggu depan sudah beres semua kan? "

" .... "

" apa bedanya? walaupun status lu cuma manager tapi sedikit membantu gua, kenapa enggak? "

" ... "

" yaudah, terimakasih banyak. Titip salam buat calon istri lu itu. "

Nadia menyerngit saat Erik mengucapkan kata tersebut yang menurutnya tak pantas ia ucapkan. Tak ingatkah jika dirinya sudah beristri bahkan sudah mempunyai ekor. Erik melihat dirinya dan hanya menunjukan sebuah cengiran juga memberikan kedua jarinya berbentuk 'peace'.

" oke. "

Lalu Erik mematikan sambungan tersebut dan berjalan kearah Istri dan Buah hatinya. Dikecup pelan pipi gembil bayi itu kemudian beralih kearah Nadia dan dirinya langsung mengecup cepat bibir ranum milik Nadia. Erik tertawa saat melihat Nadia tak berkutik sedikitpun atau mungkin terlihat seperti patung saat Erik menciumnya berbeda dengan Nadia, Setelah tersadar atas apa yang Erik lakukan padanya dan ditertawakan juga, Nadia hanya mendengus kasar lalu kembali menyuapi Kaeela yang kini tatapannya melihat kearah kedua Orangtuanya.

" minggu depan kita bakal pindah rumah, dan rumah ini akan aku jual. " ucap Erik saat sudah kembali menormalkan suaranya setelah tertawa meledek Nadia.

Nadia menatapnya tajam dan berfikir jika Erik kembali mengerjainya. Walau sebenarnya ciuman tadi entah ia mengerjai atau mungkin gemas padanya. Memikirkan hal itu membuat wajahnya memanas. Kenapa jadi narsis gini sih, Nad. rutuknya dalam hati.

" gimana tanggapan kamu? Rumahnya masih dijakarta kok. Dan daerahnya di kemang. Kamu kalau mau ketemu ketiga sahabatmu yang berisik itu gak jauh lagi. " lanjutnya lagi tanpa memperdulikan tatapan Nadia padanya.

" jangan bercanda, aku lagi gak Mood! " sensinya karena melihat Erik seakan mudah mengelabuinya, lagi.

Sebelah alisnya terangkat saat mendengar jawaban Nadia. Apa apaan, kenapa disangka dirinya sedang bercanda. Batinnya sedikit kesal.

" aku serius, sayang. Minggu depan kita udah bisa tinggal disana. Kalau memang perlu dibuat juga Pengajian supaya rumah kita yang baru tak akan ada penghuninya. Jangan kaya disini yang dulu lupa untuk diNgajiin. Makanya banyak banget penunggunya. " ucapnya lagi dan setelah mengucap kata tersebut tiba tiba bulu tengkuknya meremang.

" iseng banget sih! " sewotnya saat melihat tak ada siapa siapa dibelakangnya tapi bulu kuduknya merinding seperti ditiup seseorang.

" makanya udah tau penakut, tapi masih mancing. " kata Nadia lalu ia bangkit dan menggendong Kaeela dan membawanya kekamar untuk menidurkan putri kecilnya.

" kamu mau kemana? " tanya Erik bernada takut karena Nadia meninggalkan dirinya. Jujur ia memang penakut dan tak akan pernah menunjukan ketakutannya didepan Nadia. Namun sewaktu waktu kejadian ganjil selalu terjadi dan saat itu juga ia tak tahan dan semua rahasia yang ia simpan terbongkar sia sia karena Nadia mengetahui jika dirinya takut hal mistis.

" nidurin Kaeela. gak usah takut gitu, ini masih siang. " ucapnya kesal. Lama lama menyebalkan juga mempunyai suami penakut seperti ini. Batinnya.

" jadi gimana soal pindah rumah ini? gak apa apa kan? "

" jujur aku kaget apalagi aku nyaman disini, tapi alasannya kamu mau pindah kenapa? Jangan bilang karena makhluk astral yang mencoba mengganggu kita? " tanya Nadia.

Erik tersenyum kecut saat mendengar jika ucapan Nadia masuk akal. Hal pertama memang itu, namun ada hal yang ternyata jauh lebih penting.

" ya, pertama itu. Tapi ada hal lain yang membuatku Kekeuh ingin pindah kesana. Jaraknya tak terlalu jauh dari rumah keluargamu dan lihatlah, rumah ini terlalu kecil jika suatu saat nanti kita akan mempunyai 4 anak. Aku ingin memiliki anak yang banyak darimu. "

Pletak

Bantal sofa melayang begitu saja kemuka Erik dan iapun meringis pelan.

" anak banyak?! Kamu kira melahirkan segampang itu, apa? " sewotnya dan Erik hanya tertawa terbahak. Kemudian Nadia melenggang pergi meninggalkan suaminya yang idiot itu.

Dan setelah itu merekapun akhirnya pindah kerumah tersebut dan sesuai ucapan Erik, rumah itu telah diadakan Pengajian supaya terbebas dari gangguan lagi.

********

" Selamat ulangtahun cucuku, aduhh cantiknya kamu sayang. " ucap Poppy sambil mencium pipi cucu pertamanya itu. Lalu Nadia menyalim tangan mertua perempuannya itu disusul Seno yang baru datang sambil menyerahkan kado besar untuk Kaeela.

" terimakasih, Grandma-Grandpa. " ucap Nadia sambil mengambil Kado itu dan Erik langsung mengambil alih.

" makasih Mama Papa sudah bisa hadir lebih awal. Oh ya, kak Kia mana? " tanya Erik menyadari jika kedua Orangtuanya tak bersama kakak satu satunya itu.

Panjang umur begitulah perumpamaan orang orang saat melihat seseorang yang sedang dibicarakan tiba tiba datang. Ya, Kia sudah datang dengan calon suaminya itu. Dan mereka akan segera melaksanakan pernikahan beberapa bulan lagi.

" Happy Birthday baby girl, Aunty love you so much. " serunya lalu menjawil pipi gembil Kaeela dan mengecupnya pelan. Kemudian beralih ke Nadia, ipar tersebut saling cipika cipiki dan Nadia menatap jahil Kia saat ia melihat kaitan tangan Kia dan calon suaminya itu.

" dipercepat aja kak, kayanya kak Kia gak sabar buat punya momongan. " goda Nadia dan benar saja kedua pipi Kia memerah menahan malu.

" apaan sih, Nad. " ucapnya malu malu dan kemudian semua keluarga dan sahabat keduanya langsung berkumpul untuk segera memulai acara Ulang Tahun Kaeela Valzadini Wiguna yang ke-1tahun.

Semuanya tampak bahagia satu sama lain, terutama Nadia juga Erik. Tak pernah sekalipun Nadia merasa jika kesedihan yang pernah ia alami akan berubah menjadi sebuah kebahagiaan yang luar biasa. Mendapatkan suami yang sudah sepenuhnya mencintai dirinnya, mempunyai keluarga besar dan ketiga sahabatnya yang sangat amat menyayanginya juga mendapatkan hadiah terindah dari Tuhan yang akan ia jaga sepenuh hati.

Erik sendiri tak percaya akan semuanya, melihat keluarga besarnya bahagia dan tak henti hentinya menatap Nadia yang tampak lebih semangat dari biasanya. Cinta, ya karena cinta yang telah ia berikan sepenuh hati pada keluarga kecilnya-lah yang membuat Nadia bisa sebahagia ini. Bahkan Erik sendiri sudah tak mengitung lagi kebahagiaan apa yang nantinya akan ia dapati lagi dari keluarga kecilnya ini. Akankah ia bisa berharap jika Nadia akan memperbolehkan dirinya untuk menimang jika ia ingin memiliki anak lagi dan Kaeela akan mempunyai adik. Entahlah ia akan selalu menunggu kabar itu, sekarang yang ia mau hanya menjaga kenangan ini dan selalu membahagiakan keluarga kecilnya, Selalu.

Unplanned PregnancyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang