" gue gak setuju nadia balik ke erik! " ucapan aurin yang terdengar sangat marah itu membuat zahra bangkit dan berjalan mendekatinya.
" hak lo apa, rin? Ini rumah tangga sahabat lo sendiri dan lo dengan status sahabat mau ngacurin hubungan mereka? Mestinya lo bantuin kita buat dukung mereka kembali bersatu, bukannya mecah belah mereka kaya gini. " geram zahra hingga terlihat mereka seperti ingin menyakar satu sama lain.
" guys udah, zahra duduk ditempat lo yang tadi. Biar gue yang bicarain ini sama aurin. " ucapku dan merekapun akhirnya menurutiku walau lulihat zahra dan aurin masih saling emosi.
" aurin, ayo. " ucapku sambil memegang tangan kanan aurin dan membawanya kearah kamar mandi.
" kenapa lo pulang cepet? Bukannya lo bilang balik sore? " tanyaku terlebih dahulu sebelum ke inti.
" Bos besar dapet booking-an besar besaran, nah karena gue masih anak baru kemarin gue sama keempat temen gue yang masih baru itu disuruh pulang. Dan gue balik tapi pas gue hampir sampe depan pintu, gue denger suara zahra walau samar gue yakin itu dia. ditambah suara gea yang nyuruh lo balik, gue gak setuju sama ucapan mereka. lo tau kan nad, gue ga... " kutaruh jari telunjukku untuk menghentikan ucapannya.
" gue tau lo khawatir sama gue dan makasih banget, tapi apa yang diucapin zahra ada benernya, rin. Ini rumah tangga gue dan gimanapun ceritanya apa masalahnya gue sama erik harus nyelesain semuanya dengan kepala dingin. Bahkan gue tau hal yang gue lakuin ke erik itu salah. Emang gue tau ini telat untuk gue pahami tapi apa salahnya gue kasih erik kesempatan, kalau erik udah keterlaluan lo boleh bawa gue kemanapun dan gue rela jadi ibu tunggal buat anak gue ini. " ucapanku akhirnya membuat aurin terdiam sambil menggelengkan kepala, hingga kulihat airmatanya kini mengalir dikedua pipinya.
" gue sadar gue udah jahat misahin lo berdua, bahkan gue udah ngebohong sama lo nad. Gue bilang ke lo kalau kita bakal ke Singapore dan bilang sama zahra juga gea, tapi gue sengaja beli tiket kesini. Karena gue yakin mereka berdua bakal bilang ke erik kemana kita pergi. Dan gue bohong sama lo kalau kita hanya sebentar disini, karena niatnya gue bakal ngehindarin lo dari erik sampai anak lo lahir. Tapi sayang gea juga zahra udah nemuin kita disini. gue ngelakuin ini supaya lo gak ngerasain sakit lagi dari erik. Tapi gue tau keegoisan gue gak bikin lo bahagia yang ada lo kesiksa. Maafin gue nad, gue emang sahabat yang egois. " tangisnya pecah dan kini ia memelukku erat juga hati hati.
" ssshhh, gapapa gue tau kok maksud lo kaya gini baik. Tapi sekarang kita damai ya, minta maaf sama gea juga zahra. Kita balik ke jakarta sekarang juga. Gue gak enak sama kak zaskia yang harus rela ngebohongin semua keluarga gue. " ucapku menenangkan aurin dan iapun mengangguk menyetujuinya.
" ayo.. " kutarik lagi tangannya dan kuajak aurin kembali kedepan.
Gea yang pertama kali menatapku dan aurin. Lalu ia berdiri dan menabok pelan kening aurin.
" awww! " rintihnya sambil mengusap keningnya itu. Terlalu lebay menurutku karena tabokan yang gea berikan padanya sangat pelan.
" sakit, njir! " kesalnya pada gea. Tapi gea gak mengubris dan kembali mencubit aurin dengan kencang hingga lagi lagi ia mengaduh kesakitan. Gea tertawa puas sambil berkacak pinggang.
" kenapa lo bohong? Eitss gue denger apa yang lu omongin sama nadia dibelakang tadi. " ucapnya yang hampir terhenti karena aurin ingin protes.
" tega ya lo bohongin gue sama zahra! Jangan lupa korban utama juga lo bohongin! Oh aurin, lo emang ketua kita dipersahabatan ini. Tapi ayolah gak usah pake acara ngebohongin kita segala. Sekarang liat, gimana perasaan nadia yang selalu kangen suaminya itu. " omelnya lagi pada aurin. Lalu perhatianku teralihkan saat melihat zahra bangkit dan berjalan keluar meninggalkan kami bertiga.
Tanpa memperdulikan gea juga aurin yang masih beradu argumen, akupun mengikuti langkah zahra menuju kursi berbentuk bundar dan juga berbahan kayu yang ditaruh ditaman kecil buatan untuk siapa saja yang ingin duduk disini.
" ra, kenapa? Lo masih marah sama aurin? "
Ia menatapku datar dan mulai menarik rumput ilalang yang masih kecil kecil tersebut.
" sifatnya itu, kenapa rasanya melekat banget kedia. Dia suka gak mikir gimana perasaan kita bertiga, yang dia tau apa yang ada difikiran dia udah sangat yakin kalau itu yang terbaik. Oke, mungkin dia lakuin itu karena rasa sayangnya sama kita. Tapi, apa dia mikir kalau ternyata hal yang ia fikir baik ternyata malah nyakitin hati oranglain. Simplenya sih dia mikir kalau dia ngebohong sama lo udah bikin lo bahagia aja. Gue tau dia masih trauma sama yang namanya perasaan sesungguhnya cowok, tapi dia itu egois! Udah deh gua males ngomong panjang lebar gini. "
Aku terdiam menatapnya yang kini sudah berhenti berkata. Aku tersenyum dan memeluknya perlahan.
" gue tau apa yang lo rasain sekarang sama aurin, gue juga gak nyangka udah diboongin gini sama dia. Tapi balik lagi keinti awalnya, dia lakuin ini kegua karena gak mau liat gue sakit lagi walau emang caranya itu salah. Dan gue udah maafin dia, sebesar apapun kesalahan aurin menurut lo bukannya lebih baik memaafkan. Itu kan gunanya jadi sahabat, gak baik marahan lama lama apalagi kita bersahabat gak sehari dua hari. " kataku dan zahra menarik nafasnya dan kemudian ia buang dengan kasar.
" harus banget apa? "
" zahra! "
" iya-iya. "
Dan akhirnya iapun bangkit dan berjalan bersama diriku yang sudah merangkul pundaknya.
" nah, maafin aurin sana. " ucapku saat melihat aurin dan gea sudah menghentikan argumennya dan kembali tertawa meledek satu sama lain seperti biasa.
" rin, ge. " panggilku dan mereka langsung menghentikan tawa mereka.
" rin, minta maaf juga sama zahra. Oh damn gue berasa emak emak yang nyuruh anak gue buat saling minta maaf sama temen temennya. "
" kan lo emang mau jadi emak emak. " celetuk gea dan membuatku menatapnya tajam.
Yang ditatap hanya nyengir sambil mengacungkan kedua jari telunjuk juga jari tengahnya seperti lambang peace.
" maaf mbah, saya hanya bicara apa adanya. " jawabnya masih dengan cengiran yang tercetak jelas diwajahnya.
Lalu kulihat aurin bangkit dari duduknya dan berjalan mendekatiku juga zahra yang masing terlihat enggan menatap aurin didepan sana. Dan dengan gerakan tiba tibanya ia sudah memeluk zahra yang terkesiap karena pelukan aurin yang tiba tiba itu.
" maafin gue ya, ra. Gue janji, mulai dari sekarang gue bakal mikirin perasaan kalian bertiga lagi. " ucapnya disela sela pelukannya.
Aku dan gea saling pandang lalu berjalan mendekati mereka kemudian kami saling berpelukan. Baru sebentar aku dan ketiga sahabatku berpelukan seperti tadi, tiba tiba rafa datang dengan nafas yamg tersendat seperti habis dikejar seseorang.
" kenapa, lu? " tanya zahra pada rafa. Berbeda dengan aurin yang menatap rafa penuh selidik.
" ngapain dia kesini? Lo berdua ngajak dia? " tanyanya sambil menunjuk rafa histeris. Yang ditanya hanya mengangguk mengiyakan.
" kok bisa? " tanyanya lagi masih dengan nada histerisnya.
" dia maksa kita, yaudah gua ajak aja. Udah lo sekarang diem, gue mau nanya si rafa kenapa dateng ngos-ngosan gitu. " jawaban gea akhirnya dapat menghentikan pertanyaan pertanyaan aurin yang kelewat histeris tersebut.
" jujur gua masih kaget sama kabar ini, tapi gue harus kasih tau ini ke nadia karena bagaimanapun nadia istri erik. " ucapan rafa yang tak kumengerti kini membuatku mengerutkan kedua alisku.
" maksud lu apa sih? Langsung ngomong aja kenapa. " omel aurin padanya.
Sesaat ia terdiam hingga akhirnya kalimat panjang dan mengagetkanku terucap dibibirnya.
" erik dalam perjalanan keindonesia, tapi tiba tiba pesawat yang dia tumpangi terbakar dan meledak diudara. Sampai sekarang orang suruhan gua masih melacak semuanya. Gua harap bukan pesawat itu yang ditumpangi erik. "
Tepat ucapan terakhirnya tiba tiba pandanganku memudar dan masih keadaan sedikit sadar akupun tau jika aku akan pingsan.
**********
KAMU SEDANG MEMBACA
Unplanned Pregnancy
Romance( COMPLETE ) saat seorang gadis cantik, yang harus menjadi istri karena sebuah kehamilan yang tak direncanakan demi tak ingin menanggung malu keluarga. kini, nadia aundini harus merasakan seberapa menderitanya ia yang tak dicintai oleh suaminya send...