21

38.8K 1.7K 25
                                    

Taksi berhenti tepat didepan lobby bandara. Entah apa yang kufikirkan aku hanya ingin pergi menjauhi kota bahkan negara ini.

Sebelum aku memutuskan pergi ke negara itu, aku menangis tersedu menceritakan semuanya terhadap ketiga sahabatku melalui Video Call Group aplikasi LINE. Bahkan mereka semua mendukungku walau mereka menampilkan wajah kesal dan juga emosi, tapi mereka setuju dengan keputusanku.

Flashback ON

" gue ikut lo terbang ya. Inget lo lagi hamil muda, nad. " ucap aurin langsung bergegas mengambil beberapa pakaiannya.

" gue mau ikut juga, tapi apa kabar sama status gue yang nantinya bakal dicontreng dari Kartu Keluarga gue. " keluh gea dan terlihat air mata sebiji jagung itu mengalir dipipinya.

" gak usah nangis, ge. Gue gapapa kok walau cuma sama aurin. " ucapku mencoba menutupi kesedihanku juga, walau aku menangis tapi aku tak ingin sahabatku merasakan kesakitan ini juga.

" gue rasa cuma aurin yang bakal jagain lo disana, nad. Lo tau banget keluarga gue bakal nyeret gue kalo tau anaknya minggat. Bukan minggat sih cuma nemenin lo aja. " ucap zahra sambil memberikan ringisan tak enak.

Aku hanya tersenyum berusaha tegar didepan layar panggilan video ini.

" guys, gue gapapa. Sekarang gua menuju bandara. Bakalan kenegara itu bareng sama aurin juga. Kalian gak usah khawatirin ini ya. Gua bakal ngabarin semuanya, tapi gue mohon jangan pernah kasih tau kabar gue pergi sama mereka semua terutama keluarga gue. " ucapku dan hal itu berhasil membuat gea dan zahra melotot berbeda dengan aurin yang tampak masih sibuk membawa apapun yang ia bisa bawa.

" lo gak cerita hal ini ke keluarga lo sendiri, nad. Lo anak siapa sih? "

" gila! Gue kira lo disuruh kabur sama keluarga lo. "

Komentar gea dan zahra sedikit membuatku tertawa walau hanya kekehan.

" lo berdua emang bego. " ucap aurin kesal.

Gea dan zahra terlihat memutar kedua bola matanya " maksud lo " jawabnya bersamaan pula.

" coba lo pikirin kalo si nadia bilang sama keluarganya, mana boleh nadia kabur. Yang ada nadia disuruh balik dan erik disuruh minta maaf, selesai urusan. Sedangkan ini nadia udah jalan kebandara gimana kalimatnya dia udah izin sama keluarganya. " terkadang aurin memang jauh lebih paham suasana dan pikirannya selalu terbuka bila dikaitkan hal seperti ini.

" nad gue matiin ya Video Callnya, gua mau OTW kebandara. See you there! " ucap aurin lalu kemudian layar ketiga hilang dan hanya tersisa kami bertiga.

" gue juga matiin ya. Inget kalo udah ada disana kabarin ke kita kita. " ucap gea sambil sesekali membenarkan rambutnya yang menempel dibibirnya.

Zahra melihatku tanpa berkedip dan sedetik kemudian dia menghembuskan nafasnya, bahkan sangat terdengar jelas sekali.

" kenapa? " tanyaku saat melihat tingkahnya dilayar ponselku.

" lo berdua yakin bakal ninggalin indonesia? Kenapa gak keluar kota aja sih? " jawabnya masih tak percaya tujuanku melarikan diri.

Sejujurnya aku bingung mau kemana, tapi saat ini yang terlintas difikiranku hanya Singapore. Negara yang kurasa cocok untuk membawa diriku menghilang dari kehidupan erik.

" gue masih kurang yakin, tapi gue rasa cuma negara itu yang pas menurut gue. " jawabku.

" yaudahlah kalo emang kaya gitu, kita cuma bisa dukung disini. Hati hati ya disana, kalo si aurin ngeselin gua bakalan dateng kesana. " jawab gea. Kemudian ia pamit karena tante Wulan -mamahnya gea- memanggil dirinya untuk makan malam.

Unplanned PregnancyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang