33

43.9K 1.3K 5
                                    

Setelah kejadian yang dianggapnya seperti mimpi itu, kini mereka ber-7 siap siap akan kembali pulang kejakarta. Sebelum itu mereka memulangkan Salsa kembali kerumahnya. Namun ternyata Salsa tak ingin berpisah dari Nadia yang sudah dianggapnya kakak.

" gak mau! Ibu.. Salsa gak mau kalau kak Nadia pulang. Salsa mau kak Nadia tetep disini, Salsa sayang sama kak Nadia. " ucapnya dengan tangisan yang terdengar sedih dipendengaran para orang dewasa tersebut.

Tari memeluknya pelan lalu membisikkan sesuatu padanya, namun tangisan tersebut tak berhenti dan membuat Tari kewalahan sendiri.

Nadia sebenarnya tak ingin berpisah dengan Salsa yang menurutnya sangat baik walau mempunyai sifat teledor. Bagaimanapun juga ia dulu mempunyai sifat itu. Tapi seketika ide dikepalanya memberikan petunjuk bagaimana cara yang membuat Salsa diam.

" Salsa jangan nangis. Kakak gak suka kalau liat Salsa nangis karena kakak. Nadia sayang kan sama kakak? " tanyanya pada Salsa. Yang lain? Hanya melihat percakapan kedua manusia berbeda umur ini. Erik sangat ingin cepat cepat mengakhiri ini dan ingin segera membawa Nadia kembali kejakarta, namun ia tahu dari mata Nadia juga Salsa bahwa mereka saling menyayangi.

Salsa diam dan juga mengangguk namun suara sesenggukan masih terdengar ditelinga siapapun yang mendengarnya.

" kakak emang mau pulang kejakarta ta--- "

" aku gak mau kakak pulang, rumah kakak disini bukan dijakarta! Ibu.. hiks.. aku gak mau kak Nadia pulang. " lagi lagi Salsa nangis saat mendengar ucapan Nadia yang ia potong sebelum menyelesaikan ucapannya itu.

Nadia menarik tangannya lembut dan kemudian memeluknya " kakak pulang cuma sebentar. Kakak janji nanti kalau dede disini sudah lahir... " ucapnya sambil menunjukkan perutnya itu " kakak bakal kesini lagi dan kenalin dede ke Salsa. " lanjutnya meyakinkan dan benar saja, Salsa langsung diam dan mengangguk mengiyakan.

" janji ya kak? " serunya sambil mengulurkan jari kelingkingnya pada Nadia.

Pinky Promise? Cibir Aurin dalam hati. Ia sebal jika melihat anak kecil dan bahkan dirinya bersyukur karena ia adalah anak satu satunya dikeluarganya.

Nadia langsung mengaitkan kelingkingnya pada kelingking Salsa. " janji. "

Dan setelah Drama panjang itu mereka semua kembali ke kosan dan membawa barang yang sebelumnya sudah disiapkan Nadia juga Aurin. Kini, ketujuhnya langsung bersiap menaiki 2 mobil yang sebelumnya sudah dipesan secara Online yang kini sudah terparkir didepan kosan.

" jadi satu mobil yang ini diisi, Aurin Nadia Erik Kia. Satunya lagi diisi sisanya. " seru Gea saat sudah melihat barang milik nadia dan Aurin sudah dimasukan dalam bagasi salah satu mobil tersebut.

Mereka semua mengangguk setuju dan setelah itu Nadia masuk terlebih dahulu dikursi penumpang sedangkan Aurin duduk disamping supir tersebut lalu Erik dan Kia menyusul setelahnya. Begitu juga mobil yang diisi oleh Gea Zahra dan Rafa. Mereka sudah mengatur siapa yang berada disisi supir dan siapa yang dikursi penumpang. Walau pada awalnya Gea bersikeras ingin duduk disisi samping supir namun karena Zahra tak ingin ada Rafa disebelahnya alhasil Gea mengalah dan akhirnya duduk dikursi penumpang dengan Zahra dan Rafa duduk dikursi samping supir.

Kedua mobil tersebut akhirnya meninggalkan kosan untuk menuju Bandara. Membawa mereka untuk kembali pulang kejakarta dan akan memulai kehidupan yang seharusnya mereka lakukan.

Saat sedang menatap jalanan yang ternyata sama gersangnya seperti Jakarta, tiba tiba sesuatu yang Nadia rasa jika itu adalah tangan yang sedang menggenggam tangan miliknya. Nadia memalingkan pandangan dari jendela mobil ke tangannya, dan itu adalah tangan Erik. Hangat dan menjanjikan itulah yang Nadia rasa. Lalu ia melihat wajah pemilik tangan itu dan ia mendapatkan senyuman lembut darinya.

Unplanned PregnancyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang