Gak tau mau bilang apa, tapi aku kasih tau kalo part kali ini dipegang sama ERIK pov. Kuharap kalian paham dan gak terus terusan ngerengek supaya keduanya cepet ketemu. Ayolah, cerita mana aja gak bakal gereget kalo dipertemukannya secepet itu :) okay happy reading!
********
Erik POV
" kamu dimana, nad? " gumamku seraya memandang danau luas didepan sana. Lagi lagi aku termenung memikirkan dimana keberadaan nadia hari ini. Ia sedang apa sekarang, apa ia sudah makan siang. Semuanya terlintas begitu saja difikiranku.
" maaf, " sebuah suara seseorang berhasil membuatku terkejut. Dengan kesal akupun menatapnya dingin.
" maaf jika membuatmu terkejut, tapi aku hanya memberitahu jika pagar ini dilarang untuk disentuh. " ucap gadis yang tadi membuatku terkejut itu.
Wajah gadis itu cantik dan juga berbentuk kecil, matanya bulat dengan rona merah disekitaran pipinya. Ck ck seperti orang korea saja.
Jika dengan nadia, ia memang terlihat cantik tapi segalanya sudah dimiliki oleh nadia, istriku seorang. Kenapa aku jadi membandingkan gadis ini dengan istriku? Halah fikiran ini jadi semakin gila!Dengan gerakan menarik nafas pelan dan membuangnya begitu saja, aku menatapnya lagi dan kali ini tanpa menjawab dirinya akupun pergi meninggalkan gadis itu. Tak perduli apa responnya, aku hanya tak ingin pikiranku jadi membandingkan gadis itu yang bahkan sama sekali tak kukenal dengan wanitaku.
Lalu setelah berjalan beberapa menit, akhirnya aku kembali pulang menuju hotel dan segera memasuki kamarku dan sekaligus kamar kak kia juga. Setelah menutup pintu kamar, kak kia mendatangiku dengan raut wajah berharap.
" gimana? Apa ada kabar baik? " tanyanya. Aku diam dan bingung, apa yang harus kujawab jika ternyata hari ini aku malah bertemu orang asing bukan adik iparnya sendiri.
Tanpa menjawabnya aku hanya memberi gerakan gelengan kepala dan tak memberitahu juga tentang gadis asing tadi. Ia mengangguk paham dan ia kembali meninggalkanku menuju sofa, sedangkan aku ingin kekamar dan kembali memikirkan nadia.
" apa kamu udah nyoba hubungi nomor nadia, lagi? " pertanyaan kia membuat langkahku terhenti dan dalam sekejab kata katanya itu membuatku bersemangat untuk kembali mencoba menghubungi nomor nadia.
Tanpa menjawabnya lagi aku berjalan kearahnya sambil merogoh ponsel yang ada dikantong Jeansku. Ia menatapku heran yang mungkin fikirannya, aku bertingkah aneh dan tiba tiba.
Kucari kontak nadia dan segera kuhubungi nomornya itu. Panggilan pertama dan kedua tak ia angkat sama sekali, namun aku terus mencoba menghubunginya dan tepat didering ketiga sebuah suara yang kurindukan menyapaku diujung sana.
" halo " sapanya padaku dan hatiku terasa sangat senang saat kembali mendengar suara lembutnya itu.
" nad .. " jawabanku yang memanggil namanya terdengar lemah, jujur aku sangat merindukannya.
Tak terdengar lagi suara darinya. akupun langsung menjauhkan ponselku tapi kulihat panggilan itu masih berjalan. Namun aku tak perduli, aku hanya ingin mengutarakan perasaanku padannya.
" nadia, kamu mendengarku? " tanyaku dan lagi lagi tak ada jawaban darinya, akupun menghela nafas lelah.
" nadia.. maaf, maafkan aku. Tolong berbicaralah sedikit kepadaku. Aku minta maaf sama kejadian seminggu yang lalu dan aku mohon .... " lagi, nadia masih menunggu kelanjutannya. " kembalilah padaku, kembali pulang keindonesia. Pulanglah kerumah kita. " setelah aku berucap seperti itu kudengar suara isak tangis darinya. Hingga membuatku khawatir dan kak kia juga menatapku bingung.
" kenapa? " bisiknya padaku dan aku hanya menghendikkan bahuku.
" jangan nangis, aku yang salah. Aku mohon kamu jangan nangis. Sudah banyak airmata yang kamu keluarkan dan semuanya karena aku. Jangan nangis, nad. " ucapku khawatir sekali padanya tapi ia tetap menangis.
" kenapa? " pertanyaannya dengan masih isak tangis yang menemaninya membuatku ingin sekali mendekap tubuh lemahnya.
" nad, aku mohon berhenti menangis. Andai aku ada disana aku akan memelukmu erat dan tak akan membiarkanmu pergi jauh, lagi. "
" aku menunggumu disini, rik. Tapi kenapa? Kenapa kamu sangat lama mencariku?! "
DEG
nadia mencariku? Dan akupun mencari dirinya, namun aku tak tau kemana dirinya. Tuhan tolong pertemukan kami kembali. Batinku meronta ingin segera dipertemukan kembali oleh sosok nadia disisiku.
" aku akan membawamu kembali pulang, aku janji akan hal itu. " jawabku namun sebuah suara yang memang sangat kukenal karena memang ia salah satu sahabat nadia dan ia kembali memarahiku. Sangat jelas sekali, ia memang membenciku. Aku tau itu.
" jangan pernah ngehubungin nadia lagi! " ucapnya dan setelah itu sambungan terputus.
Aku menatap nanar ponselku dan kemudian kia juga memberikan pertanyaan yang mendesakku.
" gimana? Apa kata nadia? Dia tinggal dibagian Singapore mana? Terus kenapa wajah kamu tadi khawatir? Nadia kenapa, dek? "
" stop kak! Pertanyaan kakak itu terlalu banyak dan malah membuatku semakin membenci diriku. Kakak tau? Nadia menungguku untuk dijemput. Tapi aurin, sahabatnya itu memutuskan panggilanku begitu saja sebelum nadia memberitahu dimana dia. " emosiku naik hingga kakakku sendiri kena bentakanku. Ia diam dan tak lagi mempertanyakan apapun lagi tentang nadia. Dan hal itu malah membuatku bersalah karena telah membentaknya.
" maaf kak, bukan maksudku membetakmu nam--- "
" sudahlah, kakak tak akan bertanya apapun lagi, mungkin kamu memang sedang ingin menenangkan dirimu. Kakak masuk kamar dulu. " ucapnya dan iapun bangkit dan berjalan meninggalkanku menuju kamar.
" aaarrrgggg!! Kemana kamu nadia? Kenapa harus seperti ini? Aku tau mungkin ini karma untukku, tapi beri aku petunjuk untuk bertemu denganmu. "
________
Beberapa haripun berlalu dan kini hubunganku dengan kakakku sendiri tak ada masalah, namun aku sangat tau jika dirinya menghindar dariku. Ingin bertanya namun aku terlalu takut ia malah semakin menghindariku. Aku tau ia sudah sangat menyukai nadia, adik iparnya sendiri. Ya, mungkin ia menghindariku karena aku belum bisa menemukan nadia.
Semalam saat ingin terlelap aku dapat sebuah pesan dari rafa jika ternyata nadia tak melarikan dirinya disini. Aku tak terlalu percaya dengan pesannya itu karena jika ia berbohong dan bisa membuatku pulang keindonesia tapi ternyata nadia benar berada disini, ia bisa saja menemukan nadia. Aku tak ingin tertipu olehnya, lagi. Maka dari itu aku ingin bertanya dan meminta solusi pada kia tapi rasanya tak ingin ia seperti ini.
" kak.. " kucoba memanggilnya dan tak ada sahutan sama sekali akupun menghela nafas kesal.
" kenapa sih kak? Masih marah soal kemarin? " masih tak ada jawaban darinya.
" kak! "
" ya? " jawabnya tanpa melihat kearahku.
" aku butuh saran dari kakak. Dan ini mengenai, nadia. "
![](https://img.wattpad.com/cover/110954910-288-k140935.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Unplanned Pregnancy
Romance( COMPLETE ) saat seorang gadis cantik, yang harus menjadi istri karena sebuah kehamilan yang tak direncanakan demi tak ingin menanggung malu keluarga. kini, nadia aundini harus merasakan seberapa menderitanya ia yang tak dicintai oleh suaminya send...