24

38.4K 1.4K 18
                                    

Setelah bertanya pada para penduduk dimana tempat ternyaman yang ada dilombok, kini nadia dan juga aurin sudah menempati salah satu rumah kosan khusus wanita yang ditunjukan oleh beberapa orang disini.

" akhirnya sampe juga disini. " ucap aurin kala ia menaruh semua barang yang ia bawa dari jakarta. Lalu ia memandang ruangan yang bisa dibilang sederhana tersebut. " walau gak sebesar kamar gue, tapi setidaknya disini lebih nyaman. " lanjutnya masih sambil menatap sekitar ruangan.

Nadia hanya tersenyum kalem lalu ia mendudukan tubuhnya disofa kecil yang memang sudah disediakan oleh pemilik kost.

" nad, beli baju buat lo besok aja ya? Sekarang kita istirahat aja dulu. " ucap aurin sambil melangkahkan kakinya untuk berbaring dikasur sedang.

" rin.. " panggil nadia pada aurin dan menatap aurin yang kini terpejam.

" heum.. " gumam aurin sebagai jawaban.

" gue salah gak sih, pergi ninggalin rumah gini? " ucapan nadia membuat aurin mendadak bangun dan melotot kearah nadia, hingga yang ditatap hanya mengernyitkan dahinya.

" lo gila! " gertak aurin dan membuat nadia paham, karena menurutnya ucapan dia barusan salah dipendengaran aurin.

Nadia tersenyum paham dan berjalan mendekati aurin. " rin, jangan bentak gue. Inget disini ada keponakan lo, kalo lo bentak gue yang kaget dia gimana? "

Aurin menatap nadia jengkel dan ingin rasanya memukul dia kencang. Hanya saja semuanya ia tahan karena mengingat nadia tengah berbadan dua.

" nad, udah bagus lo mikir buat pergi dari dia. Dan sekarang lo bilang ini salah? Ayolah, siapa sih cewek yang kuat nahan batin dari sikap lelaki kaya erik? Pokoknya jangan pernah bahas ini lagi apapun itu pokoknya gua gak bakal pernah mau denger. Lo inget itu, nad. " jawab aurin lalu ia bangkit dan berjalan keluar kamar meninggalkan nadia sendiri yang kini merenung dan berfikir mungkin inilah saatnya, bukankah waktu ia pergi erik tak mengejar dirinya? Mungkin ia harus melupakan erik dari fikirannya untuk sementara waktu.

*Unplanned Pregnancy*

Sudah seminggu ini nadia dan aurin menjalani aktifitas seperti biasa, namun aurin mulai hari ini sudah akan jarang berada dikosan karena ia telah mendapati pekerjaan daripada meluangkan waktunya dikosan tanpa melakukan apa apa. akhirnya setelah melihat lowongan pekerjaan dan disana tertera hanya bekerja separuh waktu, aurinpun mengambil pekerjaan tersebut.

" gue pergi, lo jangan kemana mana. Kalau mau pergi kesuatu tempat tunggu gue pulang. " pesan aurin kala ia bersiap siap ingin pergi meninggalkan nadia.

Ini hari pertamanya ia bekerja diCafe tersebut dan ia mendapatkan jatah bekerja Shift Pertama yang berarti akan mulai bekerja dari jam 8 pagi hingga jam 4 sore.

Nadia hanya mencebikkan bibirnya kesal. " gue bukan bocah lagi, rin. Gue mau kemana kek suka suka gue. lagian gue bosen udah seminggu lu kurung terus disini. " cercahnya pada aurin dan aurin hanya mengerutkan alisnya hingga membuat nadia kesal setengah mati.

" heh! Ngapain alis lu digituin, gue mau keluar kemana aja itu hak gue. " ulangnya lagi mengucapkan hal yang sebelumnya ia ucakan ada aurin.

" terserah, kalo erik tiba tiba dateng kesini gua gak mau tanggung jawab. " jawab aurin santai lalu ia berbalik dan berjalan menjauhi nadia, namun baru sedikit ia melangkah ucapan nadia membuat aurin teriak histeris.

" bukan erik, tapi rafa yang bakal nemuin gue. "

" NADIA!!!!! " teriaknya dan nadia hanya tertawa geli sambil memegang perutnya. " lo nyari mati banget sih, masih berhubungan sama mantan sialan lo itu! Pokoknya gue bilang tungguin gue lu harus tungguin gue. TITIK. " ucap aurin berapi api dan nadia hanya mengangguk lemah. Mau gimana lagi, hanya aurin yang kini berada disisinya. Jadi apapun perkataan yang aurin ucapkan, nadia harus menurutinya.

Unplanned PregnancyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang