26

37.3K 1.3K 13
                                    

Disinilah kami. aku, kedua sahabatku dan juga rafa yang dengan wajah khawatirnya yang ia tunjukan terang terangan saat melihatku pertama kali.

Berdeham pelan hanya untuk menghilangkan aura tak enak yang kini kurasakan, hingga membuat ketiga kepala itu menatapku penasaran.

" kenapa? " tanyaku yang membuat kedua kepala itu memancarkan wajah tak mengertinya.

" kenapa kalian bisa tau gue disini? " tanyaku, lagi. Dan dapat dilihat aura wajah zahra yang kini menatapku garang.

" dateng jauh jauh, dan lo bilang kaya gitu? Plis nad, lo masih anggap kita sahabat gak sih? " ucapnya dengan nada naik. Lalu gea hanya menenangkannya dengan mengelus pundaknya pelan.

Kemudian kini wajah gea dengan raut kecewanya menatapku. " gue emang gak ikut kalian, tapi apa salahnya kalian bilang sama kita kalau lo berdua gak jadi ke singapore? " ucapnya dengan tenang walau kutau gea juga sudah tak tahan ingin memarahiku.

Aku menunduk dalam dan berfikir jika selama seminggu dilombok aku memang tak pernah sekalipun mengabari kedua sahabatku yang lain.

" lo tau nad, gue nyuruh erik buat nyusul lo kesana. " kalimat yang diucapkan gea berhasil membuat wajahku terangkat. Tapi kemudian akupun menggelengkan kepala tanda tak percaya.

" lo bohong, ge. Gak mungkik erik mau disuruh lo buat nyusul, lagipula gue gak jadi kesana. " jawabku tak percaya dan entah kenapa perasaanku mulai tak enak.

Gea bangkit dan berjalan mendekatiku. " apa perlu gue sebut nama Tuhan supaya lo percaya? Gue juga zahra cuma tau kalau lo berdua pergi ninggalin Indonesia, tanpa tau dimana tepatnya lo tinggal. Tapi beberapa hari kemudian setelah gue bilang sama erik kalo lo juga aurin pergi ke Singapore dan dia pergi nyusul lo. Terus setelah erik mungkin udah disana, bokap gue tiba tiba bilang kalau bokap ketemu kalian dibandara LIA*. Dan bokap gue langsung ngikutin kemana tujuan kalian tanpa sepengetahuan lo juga aurin. " ucapnya lalu kemudian ia menatapku tajam " lo berdua emang niat banget ngerjain kita atau gimana? Kenapa gak bilang kalau ternyata lo berdua transit kelombok? Lo gak tau seberapa khawatirnya gue zahra laki lo juga he'um mantan lo yang maksa kita buat ngikut ini. " lanjutnya sambil menyindir akan hadirnya rafa yang ternyata memaksa dirinya ikut pada gea juga zahra untuk melihatku disini.

" sorry, alasan gue gak jadi kesana karena tiket penerbangan ke Singapore gak ada dijam dimana gue pengen cepet cepet pergi, alhasil Aurin milih lombok. Dan sorry buat gak ngasih kabar kalau kita gak jadi kesana. " jawabku dan gea akhirnya mengangguk paham tapi tidak dengan zahra yang kini membuang wajahnya kearah lain.

" zahra.. sorry " ucapku sambil menatapnya penuh harap untuk dimaafkan tetapi ia tetap memalingkan wajahnya dan tak ingin menatapku.

" he'um boleh gua bicara? " ucapan rafa membuatku berdecih pelan, karena saat ini yang kubutuhkan hanya ucapan zahra kepadaku.

" omongin aja, maksud dari lo maksa diri buat ngikut kesini. " ucapan zahra yang terdengar judes dipendengaranku.

" maaf kalo tadi udah maksa kalian buat ngajak gue kesini. " ucapnya sambil memandang gea juga zahra. " Tapi inti dari kedatanganku kesini bukan tentang aku yang khawatir oh mungkin aku memang sedikit khawatir padamu, tapi aku hanya ingin bilang bahwa ada erik yang jauh lebih mengkhawatirkan dirimu, nad. Dia masih berada disana dan masih ingin tetap mencarimu lalu ia akan kembali pulang jika ia sudah menemukanmu. " lanjutnya yang kali ini menatapku dengan tatapan lembutnya.

" pulang nad, kasian erik. Lo boleh marah sama gue karena udah ngebocorin soal kemana lo pergi ke erik, tapi gue ngelakuin ini karena gue fikir erik itu suami lo dan gue berharap hubungan lo sama erik kembali kaya dulu. Gue emang belum berpengalaman soal kaya gini, tapi bukannya jika sudah berumah tangga ada sedikit aja masalah kalian bisa nyelesain dengan kepala dingin? Oke gue tau erik emang udah keterlaluan ngelakuin hal apapun yang bikin lo sakit, menderita bahkan menangis tiap malam. Tapi gue gak mau hubungan kalian berakhir gitu aja tanpa mendengarkan penjelasan satu sama lain. " ucapan gea seperti membuat hatiku tergelincir hebat didalam dada hingga aku merasakan sesak dan juga merasa amat bersalah.

Unplanned PregnancyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang