35

46.2K 1.3K 8
                                    

Semenjak hari kelahiran bayi mereka, tak pernah kamar inap tempat Nadia dirawat ini sepi. Setiap hari banyak sekali keluarga baik Nadia ataupun Erik sendiri, datang silih berganti. Membawakan kado ataupun balon balon lucu yang kini sudah memenuhi ruangan.

Bayi mungil yang sekarang sudah berada digendongan Darian -Papa- Nadia kini tengah mengajak sang bayi cantik itu untuk tertawa, walau ditanggapi hanya mata yang menatap dirinya masih sedikit terpejam.

Berbeda dengan Nadia yang hanya menatap mereka dari sisi ranjang tempat ia berbaring. Sekali lagi dirinya tengah bersyukur terhadap Tuhan karena telah memberi sebuah bayi cantik kepadanya yang sangat disayang oleh kedua Orangtuanya juga Mertuanya dan keluarganya yang lain.

" apa kamu udah ada ide untuk nama anak kita, Rik? " tanya Nadia saat tangannya terasa lebih erat digenggam oleh suaminya, Erik.

Erik menatapnya dengan lembut lalu ia mengangguk.

" apa? Siapa namanya? "

" aku belum terlalu pasti, nanti aku kasih tau kamu. "

Jawaban Erik membuat bibir Nadia mengerucut kebawah. Ia sebal, kenapa harus nanti sedangkan dirinya sudah sangat ingin tau pemberian nama darinya.

" lihat sweetheart anakmu begitu menggemaskan. " ucap Darian membuat Nadia beralih menatap putri kecilnya yang masih dalam gendongan sang papa.

" papa, aku mau menggendongnya. " ucapnya lalu kemudian Darian berjalan mendekati putrinya dan memberikan cucu kecilnya pada Nadia.

" cantiknya mirip kamu, tapi matanya kaya ayahnya. " ucap Erik saat melihat putri kecilnya tengah digendong Nadia dan langsung oleh dirinya.

 " ucap Erik saat melihat putri kecilnya tengah digendong Nadia dan langsung oleh dirinya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

" dia natap aku. " seru Nadia saat melihat bayinya menatap dirinya. " hallo sayang, putri kecilnya ibu. "

" Terimakasih sayang, kamu sudah menjaganya dengan baik. Dan sekarang saatnya kita berdua menjaganya lebih baik kedepannya. " ucapan dari Erik membuat Nadia tersenyum lalu perlahan ia maju untuk mengecup bibir tipis milik Erik. Ia terkadang berfikir mengapa Erik mempunyai bibir tipis padahal ia lelaki, berbeda dengan dirinya.

" Mama lama sekali, meninggalkan aku yang sekarang sedang menyaksikan adegan mesranya anakku didepan diriku sendiri. " dumel Darian saat melihat anak dan menantunya sedang bermesraan dan kemudian menyadarkan Nadia yang baru ingat jika masih ada Papanya disini.

" kenapa? Kaget masih ada Papa disini? " tanyanya pada putrinya itu sambil menaikkan sebelah alisnya. Nadia hanya tersenyum kikuk berbeda dengan Erik yang hanya menunjukkan muka konyolnya. Entah sejak kapan, yang pasti sifat Erik sudah benar benar berubah.

" maaf pah, aku lupa. Terlalu terbawa suasana. " jawab Erik dan langsung dihadiahi dengusan oleh Darian. Nadia tertawa melihat tingkah kedua orang yang ia cintai didepannya termasuk bayi cantik mungilnya ini.

Unplanned PregnancyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang