Selamat datang lagi di kumpulan karya KANOI ^^ Kali ini, menyambut minggu pertama tema baru di bulan baru, yaitu "Romance Adventure", kita kembali ke game basic: Game 3 Kata. Di sini, para member ditantang untuk membuat karya flashfic menggunakan 3 kata yang telah ditentukan: Air, Hitam, dan Jatuh. Tentunya, menggabungkan romance dan adventure adalah kesulitan tersendiri. Jadi, mari kita simak sejauh mana para member telah berusaha menyajikan tema ini :)
******
STEFANI JOVITA
Teriakan Dona menggema di sepanjang lubang saluran air. Dia menjerit sekencang-kencangnya. Sudah sekitar tiga puluh detik tubuhnya tak berhenti merosot, berselancar bersama air yang mengalir. Sayangnya, dia tidak tahu ke mana dirinya akan jatuh.
Dona memejamkan mata. Hal-hal buruk tebersit dalam benaknya, sebelum punggungnya sudah tak lagi bersentuhan dengan dinding saluran air yang dingin. Dia membuka mata.
Tebing curam dan air terjun berhasil dilihatnya sesaat. Namun, sebelum sempat berpikir, Dona terjun bebas. Dia berteriak lagi sebelum bunyi berdebum mengiringi tubuhnya jatuh ke dalam air.
Dona lupa mengambil napas. Dia menggeliat, berusaha mencapai permukaan untuk mencari udara. Namun, kepanikan membuat Dona menelan air terlalu banyak. Perlahan, kesadarannya memudar. Di antara bunyi gelembung, Dona masih dapat mendengar suara sesuatu masuk ke dalam air. Samar-samar, terlihat seseorang berenang ke arahnya, sebelum warna hitam menguasai pandangan.
Kesadaran Dona hilang.
"Hei! Sadarlah!" Panggilan itu redam seperti berada dalam gelembung.
Setengah sadar, Dona bisa merasakan sesuatu menyentuh bibirnya, lagi dan lagi. Udara yang masuk mendorong keluar air di dalam paru-paru Dona. Dia semakin tertarik ke kesadaran.
Dona terbatuk-batuk memuntahkan air. Dia berusaha mengisap oksigen sebanyak-banyaknya sekaligus. Itu membuatnya semakin terbatuk.
"Untunglah!"
Bibir Dona bersentuhan lagi dengan pria itu. Tekstur yang sama ketika dia masih setengah sadar tadi. Namun, Dona membelalak. Dia mendorong dada pria itu.
Si pria mengerjap-ngerjap. Dengan kikuk dia meminta maaf. "Ya, ya, kau belum menjawab pertanyaanku kemarin. Maaf sudah lancang. Aku cuma senang karena kau baik-baik saja."
Dona juga senang dirinya hidup, tetapi dia mengernyitkan alis bingung. Masalahnya, Dona tak kenal pria itu. "Siapa kau?"
Pria itu tertawa. "Anda mengigau, Tuan Putri?"
Tuan Putri? Dona membelalak lagi.
Setelah melihat sekelilingnya, dia baru sadar kalau mereka berada di hutan. Pepohonan tinggi seperti itu tak mungkin ada di dalam kuil.
Di mana ini?
(288 kata)
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.